Formasi Real Madrid Xabi Alonso
score.co.id – Gelombang euforia menerpa Santiago Bernabéu. Kepulangan Xabi Alonso, kali ini bukan sebagai pemain legendaris melainkan sebagai nahkoda baru, telah menjadi suntikan energi terbesar bagi Real Madrid di awal musim 2025/2026. Setelah era sukses Carlo Ancelotti berakhir, klub tidak ragu menyerahkan tongkat komando kepada sosok yang dianggap paling paham DNA Los Blancos. Hasilnya? Sebuah awal yang spektakuler yang bahkan melebihi impian paling optimis sekalipun. Namun, di balik gemuruh kemenangan, sebuah isu taktis yang mendasar mulai mendapat sorotan tajam.
Efek Alonso: Awal yang Sempurna untuk Era Baru
Real Madrid secara resmi memperkenalkan Xabi Alonso sebagai manajer kepala pada Juni 2025. Transisi kepemimpinan ini berlangsung mulus, dan dampaknya langsung terlihat di lapangan. Hingga akhir September 2025, tim meraih rekor sempurna dengan memenangkan seluruh tujuh laga perdana mereka di semua kompetisi. Kemenangan telak 4-1 atas Levante adalah bukti nyata dominasi mereka, di mana permainan tim terlihat kompak, agresif, dan penuh kreativitas.
“Ini adalah awal yang positif, tapi ini baru permulaan. Kami masih dalam fase pertumbuhan dan harus terus meningkatkan level permainan,” ujar Alonso dalam konferensi persnya.
Komitmen klub terhadap proyek Alonso juga tak diragukan lagi. Madrid mendukungnya penuh, salah satunya dengan merekrut spesialis analis bola mati, Jesus Rueda, dari Leganes untuk memperkuat staf kepelatihan. Langkah ini menunjukkan pendekatan modern dan detail yang diusung Alonso.

Filosofi Taktis: Penguasaan Bola dengan Ancaman Vertikal
Dasar Permainan: Bola sebagai Senjata Utama
Xabi Alonso membawa serta filosofi sepakbola yang jelas: penguasaan bola yang agresif. Namun, berbeda dengan konsep tiki-taka yang sering dikaitkan dengan latar belakangnya, penguasaan bola ala Alonso bukanlah tujuan akhir. Bola adalah alat untuk menciptakan serangan vertikal yang cepat dan mematikan. Prinsip utamanya adalah pergerakan bola yang gesit, dengan satu atau dua sentuhan, untuk langsung menerobos garis pertahanan lawan sebelum mereka sempat mengatur formasi.
Fluiditas dan Pertukaran Posisi
Pola serangan yang dibangun sangatlah cair. Alonso mendorong para pemainnya untuk secara konstan bertukar posisi, terutama di sepertiga akhir lapangan lawan. Gelandang serang dan penyerang sayap memiliki kebebasan untuk berputar, menciptakan kebingungan bagi bek lawan. Kylian Mbappé, misalnya, sering terlihat berpindah dari sisi kiri ke tengah, bahkan ke kanan, untuk mencari celah dan mengisolasi diri berhadapan satu lawan satu. Fluiditas ini membuat serangan Madrid sulit ditebak dan sangat kompleks.
Kekhawatiran di Fase Bertahan
Di balik gemilangnya lini serang, analisis mendeteksi sebuah kelemahan yang patut diwaspadai. Sistem pressing yang diterapkan Alonso terkadang terlihat kurang terkoordinasi. Beberapa pemain menekan dengan intensitas tinggi, sementara yang lain memilih untuk bertahan di zonanya. Ketidaksinkronan ini dapat dieksploitasi oleh tim lawan yang cerdas dalam membangun serangan dari belakang. Hal ini menandakan bahwa meskipun kekuatan ofensif tim sudah di level elite, pekerjaan rumah untuk menyeimbangkan pertahanan masih menanti.
Pertanyaan Formasi: Dari 3-4-2-1 Leverkusen ke 4-3-3 Madrid
Salah satu narasi paling menarik di awal kepelatihan Alonso adalah keputusannya untuk meninggalkan formasi 3-4-2-1 yang menjadikannya legenda di Bayer Leverkusen. Formasi itu adalah fondasi dari rekor tak terkalahkan yang fenomenal. Banyak pengamat yang penasaran apakah formula ajaib tersebut akan dibawa ke Madrid.
Namun, Alonso menunjukkan sikap pragmatis. Alih-alih memaksakan sistem lamanya, ia justru mengadopsi formasi yang lebih tradisional di Madrid, yaitu 4-3-3 dengan variasi 4-2-3-1. Alasannya sederhana: menyesuaikan dengan materi pemain. Skuad Real Madrid tidak didesain untuk bermain dengan tiga bek tengah dan dua wing-back murni. Sebaliknya, klub memiliki kekayaan yang luar biasa di lini tengah dan lini serang yang justru lebih cocok dikembangkan dalam struktur 4-3-3. Meski begitu, tim tetap menunjukkan fleksibilitas tinggi dengan kemampuan berubah formasi secara dinamis di tengah pertandingan.
| Formasi | Kelebihan | Tantangan |
|---|---|---|
| 3-4-2-1 | Stabilitas pertahanan dengan tiga bek tengah | Kurangnya wing-back murni di skuad Madrid |
| 4-3-3 | Memaksimalkan lini tengah dan serang | Koordinasi pressing perlu diperbaiki |
| 4-2-3-1 | Fleksibilitas serangan | Membutuhkan adaptasi pemain |
Analisis Mendalam: Pragmatisme di Atas Dogma
Keputusan taktis Xabi Alonso ini bukanlah tanda kelemahan, melainkan bukti kecerdasannya sebagai seorang manajer modern. Alonso menganut prinsip pragmatisme di atas dogma. Baginya, yang terpenting adalah filosofi permainan—bagaimana tim bermain—bukan sekadar angka-angka formasi di atas kertas. Ia memahami bahwa memaksakan sistem 3-4-2-1 kepada pemain seperti Jude Bellingham, Vinicius Jr., dan Mbappé justru dapat membatasi potensi terbaik mereka.
Dengan mengadaptasi sistemnya agar sesuai dengan kekuatan pemain, Alonso menunjukkan bahwa ego seorang pelatih tidak boleh menghalangi kesuksesan tim. Kemampuan beradaptasi ini adalah kunci survival di klub sebesar Real Madrid, yang dikenal memiliki tekanan tinggi dan sering kali tidak sabar dengan proyek yang kaku. Pendekatannya mencerminkan pelatih-pelatih sukses seperti Carlo Ancelotti, yang terkenal mampu menyesuaikan taktik dengan pemain yang dimiliki, bukan sebaliknya. Ini adalah pertanda sangat baik untuk konsistensi dan kesuksesan jangka panjang Alonso di kursi panas Bernabéu.
Penutup: Sebuah Era Baru yang Menjanjikan
Awal pemerintahan Xabi Alonso di Real Madrid telah menjadi sebuah statement. Kembalinya sang maestro membawa angin segar taktis dan semangat baru. Awal musim yang sempurna adalah fondasi yang kuat, namun yang lebih menggembirakan adalah pendekatan pragmatis dan cerdas yang ditunjukkannya. Alonso tidak terjebak dalam bayangan kesuksesan masa lalunya di Leverkusen. Sebaliknya, ia dengan berani beradaptasi, memilih formasi dan strategi yang memaksimalkan potensi bintang-bintang yang dimilikinya sekarang. Isu mengenai koordinasi pertahanan adalah tantangan yang wajar di fase awal, dan menjadi bahan evaluasi yang pasti akan ditangani secara serius. Jika konsistensi ini terjaga, era Xabi Alonso berpotensi membawa Real Madrid kepada kejayaan yang lebih besar dan berkelanjutan.
Nantikan terus analisis mendalam terkait taktik, pergerakan transfer, dan berita terbaru seputar dunia sepakbola hanya di score.co.id.












