FIFA Club World Cup terbanyak
score.co.id – Pernahkah Anda membayangkan sebuah turnamen klub yang mampu menyaingi gegap gempita Piala Dunia antarnegara? Tahun 2025 menjadi saksi revolusi paling radikal dalam sejarah sepakbola global. FIFA Club World Cup tak lagi sekadar ritual tahunan tujuh tim, melainkan megaproyek 32 tim yang menggetarkan fondasi sepakbola klub dunia.
Era Klasik: Kekuatan Tak Terbantahkan Eropa dan Amerika Selatan
Sebelum gemuruh revolusi 2025, Piala Dunia Antarklub menyimpan narasi dominasi yang tak tergoyahkan. Dimulai tahun 2000 di Brasil, Corinthians memenangkan edisi perintis lewat drama adu penalti melawan Vasco da Gama. Gelombang kejayaan Amerika Selatan terus berlanjut: São Paulo mengandaskan Liverpool (2005), sementara Internacional membuat kejutan dengan menumbangkan Barcelona (2006).

Namun, peta kekuatan berubah drastis pasca 2006. Klub-klub Eropa bangkit dengan sumber daya taktis dan finansial yang tak tertandingi. Spanyol menjadi raja tak terbantahkan dengan delapan trofi, diikuti Inggris dengan empat gelar. Sejak Corinthians mengalahkan Chelsea pada 2012, tidak ada satupun wakil non-Eropa yang mampu menembus benteng ini selama 11 tahun. Real Madrid menjadi simbol supremasi tersebut, merajai lima edisi antara 2014-2022.
Daftar Juara Era Klasik (2000-2023):
| Tahun | Juara | Negara | Runner-up | Negara | Skor Akhir |
|---|---|---|---|---|---|
| 2000 | Corinthians | Brasil | Vasco da Gama | Brasil | 0-0 (4-3 p) |
| 2005 | São Paulo | Brasil | Liverpool | Inggris | 1-0 |
| 2006 | Internacional | Brasil | Barcelona | Spanyol | 1-0 |
| 2007 | AC Milan | Italia | Boca Juniors | Argentina | 4-2 |
| 2008 | Manchester United | Inggris | LDU Quito | Ekuador | 1-0 |
| 2009 | Barcelona | Spanyol | Estudiantes | Argentina | 2-1 (a.e.t.) |
| 2010 | Inter Milan | Italia | TP Mazembe | RD Kongo | 3-0 |
| 2011 | Barcelona | Spanyol | Santos | Brasil | 4-0 |
| 2012 | Corinthians | Brasil | Chelsea | Inggris | 1-0 |
| 2013 | Bayern Munich | Jerman | Raja Casablanca | Maroko | 2-0 |
| 2014 | Real Madrid | Spanyol | San Lorenzo | Argentina | 2-0 |
| 2015 | Barcelona | Spanyol | River Plate | Argentina | 3-0 |
| 2016 | Real Madrid | Spanyol | Kashima Antlers | Jepang | 4-2 (a.e.t.) |
| 2017 | Real Madrid | Spanyol | Grêmio | Brasil | 1-0 |
| 2018 | Real Madrid | Spanyol | Al-Ain | UEA | 4-1 |
| 2019 | Liverpool | Inggris | Flamengo | Brasil | 1-0 (a.e.t.) |
| 2020 | Bayern Munich | Jerman | UANL Tigres | Meksiko | 1-0 |
| 2021 | Chelsea | Inggris | Palmeiras | Brasil | 2-1 (a.e.t.) |
| 2022 | Real Madrid | Spanyol | Al-Hilal | Arab Saudi | 5-3 |
| 2023 | Manchester City | Inggris | Fluminense | Brasil | 4-0 |
Membedah Format Baru: Ambisi Global FIFA
Tahun 2025 menandai titik balik historis. FIFA mengubah total DNA turnamen menjadi ajang 32 tim-format yang identik dengan Piala Dunia negara-negara. Delapan grup berisi empat tim saling bertarung, dengan dua teratas melaju ke babak 16 besar. Alokasi slot dibuat lebih inklusif: UEFA (12), CONMEBOL (6), AFC-CAF-Concacaf (masing-masing 4), plus satu slot untuk OFC dan tuan rumah.
Di balik transformasi ini tersimpan strategi geopolitik sepakbola. Dengan total hadiah mencapai $1 miliar-klub juara berpotensi meraup $120 juta-FIFA sengaja menantang hegemoni finansial Liga Champions UEFA. Presiden FIFA Gianni Infantino tegas menyatakan: “Ini bukan sekadar perluasan, tapi kelahiran ekosistem baru tempat klub dari Riyadh hingga Auckland punya panggung setara.”
Edisi perdananya di Amerika Serikat juga menjadi gladi resik Piala Dunia 2026. Stadion ikonik seperti SoFi Stadium dan MetLife disulap menjadi laboratorium uji coba teknologi VAR generasi terbaru dan sistem tiket digital terintegrasi.
Gelombang Kejutan di Tanah AS: Laporan Langsung 2025
Turnamen 2025 telah melahirkan momen-momen ikonik yang membuktikan visi FIFA bukan utopia. Sensasi terbesar datang ketika Al Hilal-kekuatan baru dari Arab Saudi-menumbangkan raksasa Manchester City 3-2 dalam pertarungan epik. Kemenangan ini bukan kecelakaan, melainkan buah investasi sistematis Liga Pro Saudi yang mulai menuai hasil.
“Mereka bermain dengan kecerdasan taktis yang sempurna. Ini bukti bahwa kesenjangan antara Eropa dan dunia mulai menyempit,” ujar pelatih Bayern Munich Thomas Tuchel usai menyaksikan kejutan tersebut.
Babak grup juga memunculkan cerita heroik. Auckland City (Selandia Baru) nyaris melaju ke 16 besar setelah menahan imbang Feyenoord 1-1, sementara klub MLS, Seattle Sounders, sukses mengalahkan juara Afrika Mamelodi Sundowns.
Hingga pertengahan Juli 2025, perempat final menyajikan duel-duel panas:
- Fluminense vs Al Hilal: Duel ulang finalis 2023
- Palmeiras vs Chelsea: Tradisi vs Modernitas
- PSG vs Bayern Munich: Ajang balas dendem Mbappé
- Real Madrid vs Borussia Dortmund: Reuni legenda Bellingham
Masa Depan Sepakbola Global
Revolusi 2025 telah membuktikan dua hal: Pertama, format baru mampu menghasilkan kompetisi yang lebih kompetitif dan tak terduga. Kedua, insentif finansial kolosal berhasil menarik partisipasi penuh bintang-bintang papan atas-mulai dari Haaland hingga Vinícius Jr.-yang sebelumnya sering absen.
Meski kritik masih muncul-terutama mengenai jadwal padat dan risiko cedera-turnamen ini berpotensi mengakselerasi pemerataan sepakbola global. Investasi besar di liga-liga Asia dan Amerika Utara mulai menunjukkan dampak konkret.
“Ini baru babak pertama dari perubahan besar. Tahun 2029 nanti, kita mungkin menyaksikan juara dari benua baru,” tegas direktur teknis FIFA Arsène Wenger dalam konferensi pers di New York.
Penutup: Sebuah Babak Baru Dimulai
FIFA Club World Cup 2025 bukan sekadar pembaruan format, melainkan deklarasi perang atas monopoli sepakbola Eropa. Kejutan Al Hilal dan ketatnya pertarungan di AS membuktikan bahwa mimpi “Piala Dunia untuk Klub” mulai menemukan bentuk nyata. Satu hal pasti: peta kekuatan sepakbola global sedang ditulis ulang.
Jangan lewatkan perkembangan lanjutan turnamen sejarah ini!
Pantau terus analisis eksklusif dan laporan langsung hanya di score.co.id-rumah bagi para pecinta sepakbola sejati.












