Score – Kemenangan Johor Darul Takzim pada final Piala Malaysia 2023 ternyata masih meninggalkan sejumlah sorotan.
Saat itu, Jordi Amat kembali dipercaya main kala menantang Trengganu pada final Piala Malaysia 2023.
Sorotan fans JDT bermula kala bek 31 tahun tersebut melakukan sebuah kesalahan fatal.
Saat itu, Jordi Amat gagal membaca arah bola lambung dari para pemain Trengganu yang membuat striker lawan, Ivan Mamut lolos.
Ivan Mamut pun mendapatkan ruang bebas untuk satu lawan satu lawan penjaga gawang JDT.
Dengan sigap, Jordi Amat langsung menjatuhkan Ivan Mamut di dalam kotak penalti.
Tanpa ampun, wasit pun menunjuk titik putih untuk Trengganu.
Beruntung kala itu, Jordi Amat tidak mendapatkan hukuman kartu merah langsung dari wasit atas aksi cerobohnya itu.
Sebenarnya, aksi cerobohnya tersebut bukan kali pertama yang dilakukan oleh Jordi Amat pada musim ini.
Bek Timnas Indonesia tersebut tercatat sudah melakukan tiga kali kesalahan fatal yang membuat timnya kebobolan.
Kesalahan tersebut terjadi mulai pertengahan November 2023 dan dua kesalahan diantaranya terjadi saat membela Timnas Indonesia.
Usai laga puncak. salah satu fans Johor Darul Takzim meminta Jordi Amat untuk dijual.
Meski begitu, pemilik Johor Darul Takzim, Tunku Ismail Idris langsung bereaksi keras di akun Instagram pribadinya.
Menurutnya, Jordi Amat tampil sangat baik untuk JDT musim ini.
Berkat penampilan bek Timnas Indonesia, JDT sukses mencatat angka kebobolan terendah sepanjang sejarah dalam satu musim.
“Tahun ini kebobolan paling rendah dari tahun-tahun sebelumnya dalam sejarah kami,” ujar Tunku Ismail dalam akun Instagram pribadinya.
Selain itu, perekrutan Jordi Amat sesuai filosofi klub untuk memiliki seorang bek tengah yang mampu membangun serangan.
Sang bos meminta fans untuk berpikir dua kali terlebih dahulu sebelum meminta Jordi Amat untuk dijual.
“Jordi adalah seorang ball playing defender yang sesuai dengan falsafah kami,” ujar pemilik JDT tersebut.
“Jika menang, kami semua menang.”
“Dan apabila kalah, kami semua kalah.”
“Sama juga seperti saat kebobolan.”
“Bukan satu pemain yang patut di salahkan, tetapi satu tim.”
“Sebelum bicara, berikan penilaian berdasarkan fakta,” tutupnya.