Score – Usai berhasil menahan imbang Ekuador dan Panama sama 1-1 berturut-turut pada Jumat (10/11) dan Senin (13/11/2023) lalu, peluang skuad Garuda Asia untuk melaju ke babak 16 besar masih terbuka lebar.
Namun pertandingan ketiga menyisakan laga kontra Maroko bukanlah hal yang mudah.
Untuk mengamankan tiket 16 besar, Arkhan Kaka dkk dituntut untuk menang sehingga mampu meraih 3 poin penuh.
Namun jika hasil akhir kembali imbang, mungkin akan cukup sulit bagi skuad Garuda Asia untuk melanjutkan perjuangannya di ajang bergengsi dua tahunan tersebut.
Mengingat pada lima kelompok lainnya perebutan posisi ketiga terbaik juga cukup sengit, terlebih tim-tim kuat yang berada di dalam satu grup yang sama.
Moncernya penampilan striker tunggal timnas U-17 Indonesia, Arkhan Kaka menuai beragam pujian dari suporter.
Tak kalah ambil hati netizen, assist cantik dari pemain keturunan Indonesia dan Brazil, Welberlieskott de Halim Jardim juga diagung-agungkan oleh seluruh pecinta sepak bola tanah air.
Pujian yang proporsional inilah yang juga digadang-gadang oleh mantan pelatih timnas U-16 Indonesia, Fakhri Husaini.
Dalam sesi press conference nya, pria berusia 58 tahun itu meminta agar masyarakat tidak membeda-bedakan ataupun membandingkan antara pemain lokal dan pemain diapora bahkan naturalisasi.
Karena hal tersebut tentu akan berpotensi menimbulkan kecemburuan bahkan sakit hati dari pemain dalam negeri.
Permintaan ini berlaku bagi seluruh tim nasional yang dimiliki Indonesia, baik di kelompok usia maupun level senior.
“Saya tidak menyalahkan yang memberi komentar (warganet),” buka Fakhri.
“Tapi pesan saya tidak perlu berlebihan memberikan pujian kepada pemain naturalisasi.”
“Karena tanpa disadari pujian yang berlebihan itu bisa menyakiti pemain lokal kita,” tambahnya.
Fakhri juga menambahkan bahwa dalam pertandingan selalu ada 11 orang yang artinya tidak hanya satu dua pemain dari luar negeri itu.
Oleh karenanya, netizen patut berhati-hati dalam berkomentar guna menghindari pemicu timbulnya perpecahan di tubuh timnas.
Ia menyebut bahwa pujian berlebih kepada individu ini tak akan bagus untuk tim.
Daripada sibuk mengomentari perbedaan pemain naturalisasi ataupun local pride, lebih baik netizen fokus dengan tim secara keseluruhan.
Karena faktanya banyak penggawa lokal dalam negeri yang kualitasnya tak kalah dengan nama-nama pemain abroad.
“Ketika pujian yang berlebihan ini disampaikan, seolah-olah keberhasilan timnas saat ini hanya karena mereka (pemain naturalisasi),” kata Fakhri Husaini.
“Apa kalian lupa betapa hebatnya Rizky Ridho, Nadeo Agrawinata, Ernando Ari, dan sebagainya.”
“Berikan pujian yang proporsional karena itu yang dibutuhkan pemain lokal kita baik di timnas U-17 Indonesia maupun senior,” pungkasnya.