SCORE.CO.ID – Ketua Umum PP PBSI Fadil Imran meminta BWF memberi akses tayang bulutangkis diperluas jika perlu.
Dalam Annual General Meeting (AGM) BWF 2025 yang dihadiri 172 federasi di Xiamen, China, akhir pekan lalu, Fadil mengatakan sulitnya masyarakat, khususnya di Indonesia, menyaksikan pertandingan bulu tangkis internasional secara gratis, mengingat sebagian besar tayangan utama gratis tersedia di platform berbayar.
Apalagi saat ini tidak ada televisi nasional maupun swasta yang menayangkan turnamen bulutangkis bahkan saat BWF Series bergulir sejak awal tahun ini, tidak ada satu pun dari mereka yang menayangkan itu.
“Saat ini para Badminton Lover kesulitan menyaksikan pertandingan bulu tangkis internasional secara gratis karena semua tayangan turnamen utama hanya tersedia di platform berbayar,” kata Fadil dalam keterangan resmi PP PBSI di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan Indonesia berkomitmen menayangkan turnamen-turnamen besar seperti Super 1000 Indonesia Open dan Super 500 Indonesia Masters melalui televisi nasional secara free-to-air.
Namun, ketika ingin menonton pertandingan dari negara lain, masyarakat dibatasi pada keterbatasan akses.
Menurut Fadil, upaya BWF meningkatkan hadiah dan turnamen profesionalisme merupakan langkah positif.
Namun, ia menyebut pentingnya menjaga keterlibatan dan keterhubungan penggemar terhadap olahraga tepok bulu.
“Tanpa keterhubungan dengan penggemar, bulu tangkis berisiko kehilangan pondasinya. Dalam jangka panjang, ini dapat mengancam posisi bulu tangkis di multievent seperti Olimpiade,” ujarnya.
Fadil juga menyinggung padatnya kalender kompetisi yang menyebabkan banyak atlet papan atas mengalami cedera dalam dua tahun terakhir.
“Kesehatan dan keinginan karir atlet harus menjadi perhatian bersama. Untuk itu, desain kalender kompetisi perlu ditinjau kembali secara kolektif,” kata Fadil.
Indonesia juga menawarkan kerja yang sama lebih luas untuk pengembangan bulu tangkis dunia melalui program latihan bersama, pertukaran pelatih dan ilmuwan olahraga, serta kolaborasi antarklub.
“Kami percaya bulu tangkis adalah milik dunia. Dengan semangat kolaborasi, kami dapat memperluas daya jangkau, memperkuat ekosistem, dan menjaga relevansi bulutangkis di mata generasi muda,” ujar Fadil menutup keterangan.