score.co.id – Fabio Capello kembali melemparkan kritik pedas. Kali ini, sorotannya tertuju pada Thiago Motta dan Pep Guardiola. Capello menilai bahwa Motta tidak benar-benar memahami tekanan yang ada di Juventus. Selain itu, ia juga kembali mengkritik filosofi permainan Guardiola.
Juventus baru-baru ini memutuskan untuk memecat Motta setelah delapan bulan menjabat. Klub segera menunjuk Igor Tudor sebagai penggantinya. Menurut Capello, Motta gagal meraih standar tinggi yang diinginkan oleh Juventus. Hal ini membuatnya mengalami kesulitan yang signifikan.
Tak hanya itu, Capello juga kembali menegaskan pandangannya terhadap Guardiola. Ia sebelumnya menuduh Guardiola telah “menghancurkan” gaya bermain sepak bola. Meskipun Guardiola sempat menanggapi kritik tersebut dengan nada kesal, Capello tetap kukuh pada pendiriannya. Bahkan, ia menganggap respons Guardiola sebagai bukti bahwa kritik yang dia sampaikan benar adanya.
Motta Gagal Memenuhi Ekspektasi Juventus
Thiago Motta tiba di Juventus penuh harapan, namun petualangannya berakhir lebih cepat dari yang diantisipasi. Keputusan untuk berpisah diambil setelah hasil yang dianggap kurang memuaskan oleh klub.
Capello mengkritik sikap Motta yang tampak tidak menyadari harapan besar di Juventus. “Ketika Anda menjadi pelatih Juventus, target terendahnya adalah melaju ke Liga Champions, namun gaya permainan juga memiliki peran penting,” ujar Capello kepada Tuttomercatoweb.
Menurut Capello, Motta tampak kebingungan tentang posisinya, yang menyebabkan kesulitan besar baginya. Keinginannya untuk melakukan perubahan radikal menghadapi kendala waktu. “Jika Anda memiliki kontrak selama tiga tahun, seharusnya Anda setidaknya berpikir untuk menyelesaikan satu musim penuh,” tambah Capello.
Motta telah belajar dengan kerasnya realitas Juventus. Pengalaman ini menjadi catatan penting bahwa transformasi besar memerlukan kesabaran dan pemahaman yang dalam akan lingkungan tempat Anda berada.
Kritik Tajam untuk Guardiola
Capello telah lama mengomentari strategi permainan Guardiola dengan penuh kritik. Dia menilai bahwa sang pelatih Manchester City terlalu angkuh dalam pendekatannya. Menurut Capello, Guardiola terlalu fokus pada upaya memenangkan pertandingan tanpa memperhatikan karakteristik individu pemainnya.
Reaksi Guardiola terhadap kritik tersebut terlihat jelas mengganggunya. Bahkan, dalam sebuah konferensi pers, ia secara tersirat menyindir Capello. Namun, sikap tersebut justru membuat Capello semakin yakin dengan pandangannya.
“Apabila dia merespon dengan cara seperti itu, itu artinya apa yang saya katakan benar,” ujar Capello sambil tersenyum penuh keyakinan.
Dalam dinamika perseteruan antara Capello dan Guardiola, terungkaplah perbedaan pandangan yang mendasar. Capello dengan tegas mempertahankan kritiknya, sementara Guardiola tampak lebih memilih respons implisit dalam menanggapi kritik tersebut.