SCORE.CO.ID – Kekecewaan besar menimpa Erling Haaland ketika Manchester City ditahan imbang oleh Inter Milan pada pertandingan Liga Champions 2024/2025.
Dalam pertandingan yang berlangsung di Etihad Stadium pada Kamis dini hari, Haaland gagal memenuhi harapan untuk mencetak gol.
Tampil sebagai starter dengan torehan sembilan gol dari empat pertandingan Liga Inggris, Haaland diprediksi akan menjadi momok bagi pertahanan Inter.
Sayangnya, ekspektasi tinggi tersebut tidak terwujud di lapangan, di mana Erling Haaland mengalami kesulitan sepanjang pertandingan.
Selama 90 menit, Haaland hanya berhasil melepaskan satu tembakan tepat sasaran dari total tiga peluang yang ia dapatkan.
Pertahanan kokoh Inter Milan, terutama Francesco Acerbi, membuat Haaland terisolasi dan tidak bisa berbuat banyak.
Acerbi terus mengikuti pergerakan Haaland di setiap sudut lapangan, sehingga sang penyerang tidak mendapatkan ruang yang cukup untuk menciptakan peluang.
Skor 0-0 bertahan hingga akhir pertandingan, mengulangi kegagalan Haaland untuk menembus pertahanan Inter seperti pada final Liga Champions dua musim sebelumnya.
Pada laga tersebut, Haaland juga kesulitan melawan Inter, di mana Manchester City menang berkat gol tunggal Rodri.
Erling Haaland Nyaris Pecahkan Rekor Gol CR7
Kegagalan Erling Haaland mencetak gol melawan Inter Milan berakibat lebih besar daripada sekadar hasil imbang.
Salah satu target pribadi Haaland adalah memecahkan rekor gol Cristiano Ronaldo di Liga Champions, namun harapan itu terpaksa tertunda.
Ronaldo masih memegang rekor sebagai pemain tercepat yang mencetak 100 gol untuk satu klub, dengan 101 gol dari 105 penampilan.
Sementara itu, Haaland baru mengoleksi 99 gol dari 104 pertandingan, yang berarti ia harus menunggu hingga pertandingan berikutnya untuk menyamai rekor Ronaldo.
Jika berhasil mencetak gol dalam pertandingan Liga Inggris mendatang, Haaland akan mencatatkan pencapaian yang setara dengan Ronaldo.
Meski begitu, peluang untuk memecahkan rekor tersebut jelas tertunda akibat performa tangguh Inter Milan.
Tekanan Tinggi di Lini Pertahanan Inter Milan
Sepanjang pertandingan, Erling Haaland tidak diberikan banyak ruang oleh para pemain Inter, yang menempatkan banyak pemain di sekitarnya.
Francesco Acerbi menjadi pemain kunci yang terus mengawal pergerakan Haaland dari awal hingga akhir pertandingan.
Inter menggunakan strategi bertahan yang ketat, dengan menempatkan tiga pemain di depan Haaland dan tiga di belakangnya.
Formasi ini membuat Haaland kesulitan mendapatkan bola dan melepaskan tembakan, sehingga permainan Manchester City pun terhambat.
Tekanan tersebut terus berlanjut sepanjang pertandingan, dengan hasil akhirnya membuat Haaland frustrasi.
Meskipun Manchester City mendominasi penguasaan bola, mereka gagal mengonversi peluang menjadi gol, terutama karena ketidakmampuan Haaland untuk memecah kebuntuan.
Peluang besar Haaland untuk mencetak gol tampaknya harus menunggu hingga pertandingan berikutnya, di mana ia akan memiliki kesempatan untuk menambah koleksi golnya.
Sampai saat ini, Erling Haaland tetap menjadi salah satu penyerang terbaik di dunia, meskipun kegagalannya di Liga Champions kali ini menimbulkan tanda tanya.
Manchester City berharap Haaland segera bangkit dan memimpin timnya dalam meraih kemenangan di laga-laga berikutnya.