SCORE.CO.ID – Penggunaan teknologi garis gawang telah menjadi standar dalam sepak bola, terutama di kompetisi kelas atas.
Fasilitas ini menjadi penting untuk membantu wasit dalam menentukan apakah bola telah benar-benar masuk ke dalam gawang, terutama dalam situasi yang sangat tipis.
Biasanya, sistem teknologi garis gawang terintegrasi langsung dengan peran wasit selama pertandingan.
Ketika bola telah melewati garis gawang secara keseluruhan, perangkat jam tangan yang dipakai oleh wasit akan bergetar, menandakan bahwa gol harus disahkan.
Manfaat Teknologi Garis Gawang
Penggunaan teknologi ini pada awalnya diperkenalkan dalam dunia sepak bola untuk menghindari kontroversi yang terjadi.
Salah satu insiden yang masih terekam dalam ingatan adalah saat gol dari tendangan keras Frank Lampard pada pertandingan antara Inggris dan Jerman di Piala Dunia 2010.
Pada waktu itu, rekaman ulang jelas menunjukkan bahwa bola telah masuk ke dalam gawang, namun kemudian memantul keluar lagi.
Sayangnya, hakim garis tampaknya melewatkan pergerakan bola tersebut, sehingga gol tersebut tidak diakui oleh wasit.
Erling Haaland Ingin Teknologi Ini di Seluruh Area Lapangan
Saat ini, teknologi garis gawang telah menjadi standar di hampir semua lapangan sepak bola modern, terutama di Eropa.
Namun, penyerang Manchester City, Erling Haaland, masih merasa ada kekurangan dalam penerapan teknologi tersebut.
Pernyataan Erling Haaland mengenai penerapan teknologi garis gawang di semua area lapangan menunjukkan keinginannya untuk memastikan keputusan terkait keluarnya bola dari lapangan diambil dengan akurasi yang lebih tinggi.
Sangat Efektif dan Mendukung Pola Permainan yang Adil
Haaland menganggap bahwa teknologi garis gawang, yang telah terbukti efektif dalam menentukan validitas gol, juga dapat membantu dalam menegakkan keadilan terkait keputusan terkait keluarnya bola dari lapangan.
Selain itu, Haaland mengekspresikan kekhawatirannya terhadap situasi lemparan ke dalam.
Menurutnya, wasit harus memastikan bahwa bola dilempar dengan menggunakan kedua tangan untuk memegang bola, dengan tujuan mengurangi kemungkinan kecurangan atau keuntungan yang tidak adil bagi salah satu pihak.
Usulan Batasan Jarak
Haaland juga mengusulkan adanya batasan dalam hal jarak yang diperbolehkan bagi pemain yang melempar bola ke dalam, serta jarak lemparan ke dalam itu sendiri.
Hal ini bertujuan untuk menciptakan situasi yang lebih konsisten dan mengurangi peluang terjadinya kecurangan atau keuntungan yang tidak adil bagi salah satu tim.
Haaland menginginkan agar teknologi garis gawang tidak hanya digunakan untuk menentukan gol, tetapi juga diterapkan di seluruh area lapangan, terutama pada situasi lemparan ke dalam.
Hal ini karena saat ini para pemain memiliki kesempatan untuk memanipulasi sistem ketika melakukan lemparan ke dalam.