score.co.id – Benni McCarthy, mantan pelatih Manchester United, mengungkapkan bahwa Erik ten Hag memiliki rencana ambisius selama 10 tahun di Old Trafford sebelum dipecat pada Oktober 2024. Ten Hag, sang pelatih asal Belanda, dengan penuh semangat bercita-cita membangun kembali kebesaran Manchester United. Meskipun kedatangannya penuh harapan, masa baktinya bersama Setan Merah berakhir setelah dua setengah tahun yang penuh tantangan.
Selama dua tahun bekerja di bawah Ten Hag, McCarthy, yang menjadi bagian dari staf pelatih MU, melihat langsung visi jangka panjang Ten Hag untuk klub. Menurut McCarthy, Ten Hag bercita-cita menjadi arsitek di Old Trafford selama satu dekade ke depan. Namun, rencana megah itu tidak berlangsung mulus ketika performa tim merosot drastis, sehingga berujung pada pemecatan Ten Hag pada saat tim berada di posisi ke-15 dalam klasemen Premier League.
Meski Ten Hag dijuluki sebagai salah satu pelatih terbaik dan paling berdedikasi yang pernah dikenal oleh McCarthy, rencana besar untuk masa depan United harus terhenti secara tragis. Kepercayaan akan profesionalisme Ten Hag tetap diakui, namun kenyataannya adalah hasil di lapangan yang akhirnya menentukan masa depannya di klub besar seperti MU.
Ketika visi Ten Hag untuk membangun fondasi jangka panjang di Old Trafford runtuh, McCarthy merasa terkesan dengan komitmen dan dedikasi pelatih Belanda tersebut. Meskipun impian panjang itu terhenti dengan pahit, cerita Ten Hag di United tetap menjadi bagian dari sejarah klub yang penuh warna dan tantangan. Keberanian untuk bermimpi besar harus diiringi dengan konsistensi dan hasil yang konsisten, sebuah pelajaran yang tak terhindarkan dalam dunia sepak bola yang penuh tekanan.
Rencana Ambisius Ten Hag
Menurut McCarthy, Ten Hag adalah individu yang sangat gigih, penuh semangat, dan memiliki cinta yang membara terhadap sepak bola. “Beliau sungguh profesional, tegas, dan bercita-cita tinggi untuk mengubah MU dalam jangka waktu yang panjang,” ujar McCarthy dengan penuh keyakinan.
Rencana ambisius selama 10 tahun tersebut melibatkan pembentukan skuat yang kokoh dan berkelanjutan, serta mengembalikan MU ke puncak kejayaan sepak bola Eropa. Namun, kendala dalam mencapai target jangka pendek telah menghambat realisasi visi tersebut.
McCarthy mengakui bahwa meskipun tidak mengetahui secara pasti akar permasalahan di MU, ia sadar bahwa persoalan di klub telah berlangsung sejak perpisahan dengan Sir Alex Ferguson pada tahun 2013, yang masih terus berdampak hingga saat ini.
Masalah yang Tak Kunjung Usai di MU
“Betapa rumitnya situasi di klub sepak bola besar ini,” ujar McCarthy dengan kebingungan. Meskipun telah berganti pelatih beberapa kali sejak Ferguson pensiun, MU masih terjebak dalam masalah yang tak kunjung usai. Ten Hag pun menjadi korban terbaru dari siklus kegagalan yang terus berputar.
McCarthy meyakini bahwa Ten Hag memiliki kualitas sebagai pelatih yang mumpuni, namun hingga kini, teka-teki di MU terasa semakin sulit untuk dipecahkan. Perubahan di dalam klub mungkin memerlukan pendekatan yang lebih mendalam dan waktu yang cukup panjang untuk mencapai kejayaan yang pernah ada.
Dalam sorotan yang sarat dengan keraguan, McCarthy menyoroti kompleksitas tantangan yang dihadapi oleh Ten Hag dan MU. Menyelesaikan masalah di balik kemunduran klub mungkin membutuhkan lebih dari sekadar keahlian pelatih, tetapi juga pemahaman mendalam tentang dinamika internal klub yang sulit diatasi dalam waktu singkat.
Masa Depan Ten Hag
Sejak dipecat pada bulan Oktober 2024, Ten Hag masih merajut kisahnya dalam keheningan kepelatihan. Dengan mantap, ia menegaskan bahwa bakatnya tidak akan kembali terpamer hingga embun musim berikutnya melanda. Ke mana arah langkahnya, masih menjadi teka-teki yang menyelimuti pikiran para penggemar sepakbola.
Sosok Ten Hag, yang dahulu merajut kejayaan bersama Ajax Amsterdam di pentas Eropa, kini menghadapi babak baru yang penuh tanda tanya. Jejaknya yang sempat tercoreng di Manchester United masih menyisakan teka-teki bagi para pencinta sepakbola. Apakah langkahnya akan kembali membelah Eredivisie dengan kekuatan sebelumnya, ataukah bakal merambah liga-liga baru yang menantang?
Sementara itu, sorotan masih menyilaukan Manchester United yang terus berjuang mencari jalan keluar dari belitan krisis yang menggelayuti mereka. Dengan Ten Hag di tepi keheningan, klub merah Manchester harus menemukan jalan menuju cahaya kemenangan yang kian menjauh.