Score – Baru-baru ini, Pedri melakukan wawancara dengan streamer sekaligus influencer terkenal asal Spanyol, Ibai Llanos, di Twitch.
Dalam kesempatan itu, Pedri berbicara tentang banyak hal.
Salah satu yang cukup mencuri perhatian adalah ketika dirinya menyinggung soal Cristiano Ronaldo.
Alih-alih berbicara buruk tentang Ronaldo karena dirinya pernah menjadi pelayan Lionel Messi ketika sang megabintang masih memperkuat Barcelona, Pedri justru membuat pernyataan membela Ronaldo.
Alumnus akademi La Palmas mengaku kesal dengan pihak-pihak yang mengkritik top scorer sepanjang masa Real Madrid itu.
Menurutnya, para haters Ronaldo adalah orang-orang bodoh yang tidak paham sepak bola.
“Mereka tidak tahu apa-apa tentang sepak bola,” tuturnya melanjutkan.
Cristiano Ronaldo memang akrab dengan kritik setelah memutuskan hijrah ke Liga Arab Saudi untuk memperkuat Al Nassr pada Januari tahun lalu.
Ronaldo pindah ke Al Nassr dengan status bebas transfer setelah diputus kontrak oleh Manchester United pada Desember 2022.
Tak sedikit yang menyayangkan keputusan Ronaldo tersebut karena sang superstar dianggap masih mampu bersaing di Eropa.
Anggapan itu terbukti pada akhir 2023.
Ronaldo menutup tahun kemarin dengan status sebagai pencetak gol terbanyak dengan 54 gol.
Dirinya mengalahkan jumlah gol striker-striker top Eropa seperti Kylian Mbappe, Harry Kane, dan Erling Haaland.
Gara-gara hal tersebut, beberapa pihak semakin yakin bahwa Ronaldo pindah ke Al Nassr karena uang semata.
Ronaldo mendapatkan gaji tahunan dari Al Nassr sebesar 200 juta euro.
Nominal yang menjadikannya sebagai pemain dengan gaji tertinggi di dunia.
Namun, tak bisa dimungkiri juga bahwa Liga Arab Saudi kini lebih kompetitif semenjak kehadiran megabintang berusia 38 tahun itu.
Pada bursa transfer musim panas 2023 kemarin, klub-klub Liga Arab Saudi telah berhasil mendatangkan para pemain top Eropa ke Negara Minyak.
Nama-nama top seperti Roberto Firmino, Karim Benzema, Sadio Mane, N’Golo Kante, Edouard Mendy, hingga Neymar telah merumput di Liga Arab Saudi.
Klub-klub di Eropa memang sulit mencegah godaan dari Liga Arab Saudi.
Tim-tim dari kompetisi tersebut berani membayar mahal pemain incaran mereka.
Hal itu yang membuat mereka pada akhirnya terpaksa melepas pemainnya.
Iming-iming gaji berlimpah dan jaminan menit bermain menjadi sesuatu yang sayang untuk ditolak para pemain.
