SCORE.CO.ID – Dokter gadungan PSS Sleman akhirnya ditangkap juga selama dua tahun menjadi buronan. Polres Sleman menangkap Elwizan Aminudin, dokter gadungan PSS dan merilisnya, pada Selasa (30/1/2024). Polisi mengungkap cara Elwizan mendiagnosa cidera pemain-pemain yang selama ini ditanganinya itu hanya palsu.
Elwizan dilaporkan terkait kasus pemalsuan ijazah Dokter Gadungan sejak 3 Desember 2021. Saat itu Polisi sudah memanggilnya sebagai terlapor tetapi dirinya selalu mangkir.
Sebelum kabur, Elwizan mengundurkan diri secara lisan berpura-pura ingin pulang kampungkampung karena orang tuanya sakit.
Ia mengungkapkan pengunduran diri pada 1 Desember 2021 kepada direktur utama PSS Sleman, Andy Wardhana.
Polresta Berhasil Mengetahui Gelagat Dokter Gadungan Sleman
Motif Elwizan yang menyamar dokter gadungan adalah uang. Bahkan ia menggunakan ijazah palsu untuk melamar kerja.
AKP Riski Adrian mengatakan tersangka mengandalkan hasil mesin pencarian Google untuk mendiagnosa dan melakukan pengobatan pada pemain yang mengalami cidera.
“Ya dia pelajari pakai Google, awalnya dia bekerja sebagai kondektur bus, ” ungkap Adrian pada wartawan sesaat setelah rilis kasus tersebut di Mapolresta Sleman, dikutip dari SCORE. CO. ID, Kamis (1/2/2024).
“Jadi sesimple ngambil salah satu contoh ijazah di google dia download dia edit. Dimasukan diubah nama dan dimasukan fotonya,” tandasnya lagi.
Benar saja, modal ijazah palsu tersebut ternyata bisa menipu 9 tim yang menjadi tempatnya bekerja sejak 2013 silam, bahkan PSSI pun percaya dengan kinerjanya.
“Setelah verifikasi data dari pihak Polres Sleman, laporan kami sudah diproses. Kami mendapatkan Surat Tanda Terima Laporan Polisi, Nomor: STTLP-B/1573/XII/2021/SPKT/POLRES SLEMAN/POLDA DIY,” tutupnya.
Hampir Celakai Kiper
Karena minimnya pengetahuan tentang kedokteran ia dinilai membawa bencana cukup banyak pada pemain.
Ada pula kiper timnas, Ernando Ari yang mengalami cidera bahu di timnas U-19. Saat itu Elwizan menilai cidera Ernando tidak parah, hingga kemudian diketahui pelatiu Shin Tae Yong dan diminta harus segera naik meja operasi.
Disini semua diagnosa Elwijan tidak berarti bahkan ia mengatakan hal palsu seperti cedera yang tak berarti sehingga membuat tim sulit menangani penyakit sebelum teratasi.
Mantan kondektur bus nyatanya bukanlah orang yang berpengalaman dalam dunia medis. Tentu ancaman pidana akan didapatkan.