DKI mengintegrasikan moda transportasi untuk turunkan kemacetan

DKI mengintegrasikan moda transportasi untuk turunkan kemacetan

Score – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus melanjutkan program integrasimodatransportasi melalui koordinasi dengan pemerintah pusat sebagaiupaya menurunkan kemacetan lalu lintas di Ibu Kota.”Salah satunya dengan menambah armada bus dan rute untuk memangkas waktu tunggu, terutama pada jam-jam sibuk,” kata Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartonosaat rapat paripurna di Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Rabu.Tak hanya itu, Pemprov DKI Jakarta juga tetap memprioritaskan hak pejalan kaki dan orang yang bersepeda.Menanggapi pertanyaan di dalam rapat paripurna terkait pengaturan lalu lintas (lalin) pada lampu lalu lintas Santa, Heru menyebut jajarannya sudah menyesuaikan ulang waktu siklus lampu lalu lintas pada simpang Santa(pertemuan Jalan Wijaya I dan Jalan Wolter Monginsidi).”Pengaturan lampu lalu lintas itu untuk menurunkan panjang antrean dan waktu tundalalu lintas. Bersamaan dengan itu juga dilakukan penataan parkir pada ruas Jalan Suryo, Jalan Senopati, dan Jalan Wolter Monginsidi,” ucap Heru.Dalam rapat paripurna tersebut, anggota DPRD DKI JakartaAbdul Aziz Muslim menyorotipermasalahan kemacetan yang dirasakan semakin parah.

Berdasarkan data yang dilansir dari TomTom Traffic Index pada Februari 2023, kemacetan Jakarta naik dari 34 persen kini menyentuh 53 persen.Menurut Aziz, penganggaran untuk penanganan kemacetan yang mencapai Rp14,6 triliun itu akansia-sia jika indeks lalu lintas (traffic index) semakin naik.TargetSementara, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo menjelaskan tahun ini ada dua target utama yang ingin mereka capai dalam pengelolaan transportasi.Pertama adalah peningkatan jumlah penumpang angkutan umum (ridership) dan target kedua yakni peningkatan kecepatan rata-rata kendaraan di jalanan Jakarta.“Untuk tahun 2023, target kami adalah seluruh angkutan umum di Jakarta mampu mengangkut sebanyak 3,4 juta penumpang, dan kecepatan rata-rata 26 kilometer per jam,” ujar Syafrin.

Baca Juga  Shin Tae-yong: Orang Belanda Mana Mungkin Bisa Bela Timnas Indonesia, Apa Pemain Vietnam Nggak Bisa Baca?