Score – Dinas Kehutanan (Dishut) Provinsi Lampung mencatat pada Januari hingga Juni 2023 ada sebanyak 1.253 titik panas yang terdeteksi di daerah tersebut.
“Berdasarkan prediksi dari BMKG, memang ada potensi terjadinya kekeringan ekstrem di beberapa lokasi akibat adanya El Nino dengan puncaknya di Agustus-September ini,” ujar Kepala Dishut Provinsi Lampung Yanyan Ruchyansyah di Bandarlampung, Rabu.
Bila kondisi itu tidak di mitigasi dengan baik, lanjutnya, berpotensi menimbulkan beberapa permasalahan, salah satunya kebakaran lahan dan hutan (karhutla).
“Titik rawan karhutlatidak terlalu banyak bergerak dari jumlah pada 2022 dan cenderung menurun pada periode Januari-Juni 2023. Dengan jumlah titik panas ada 1.253 titik,” katanya. Pada 2022, lanjutnya, ada 2.953 titik panas di Lampung.
“Meski jumlah titik panas menurun, tetapi luasankarhutlaada peningkatan, dimana pada 2023 ini ada 4.853 hektare,” ucapnya.
Daerah terbanyak karhutla, kata dia,ada di Kabupaten Lampung Timur dengan luasan mencapai 4.656 hektare yang terjadi di Taman Nasional Way Kambas.
“Untuk kejadian kebakaran di savana Way Kambas memang rutin terjadi dan terus berulang. Ini pun diindikasi disengaja karena adanya perburuan liar, sehingga untuk mencegah agar tidak ada perburuan liar dan pembakaran lahan dilakukan pemberdayaan masyarakat sekitar untuk menghalau kalau ada perburuan liar,” ujarnya.
Langkah mitigasi dini serta partisipasi masyarakat dalam mencegah karhutla terutama pada musim kering, lanjutnya, sangat diharapkan demi menjaga kelestarian hutan.
Berdasarkan data Dishut Lampung, 1.253 titik panas selama Januari-Juni 2023 itu tersebar di Kabupaten Waykanan sebanyak 242 titik, Tulang Bawang Barat 70 titik, Kabupaten Tulang Bawang 249 titik, Tanggamus 12 titik, Pringsewu 5 titik, Pesisir Barat 23 titik, Pesawaran 10 titik, Mesuji 29 titik, Lampung Utara 51 titik,Kabupaten Lampung Timur 222 titik, Lampung Tengah 161 titik, Lampung Selatan 164 titik, Lampung Barat 12 titik, dan Kota Bandarlampung tiga titik panas.