Score – Sebelum duel PSG vs AC Milan digelar, Rabu (25/10/2023), media ramai memprediksi partai tersebut merupakan panggung duel kehebatan Kylian Mbappe dan Rafael Leao.
Selain jadi andalan klub masing-masing dengan gaya bermain serupa, kedua winger lincah ini sama-sama dominan beroperasi di sisi kiri serangan
Namun, yang terjadi adalah kesenjangan mutlak.
Mbappe dkk menggilas Milan di Parc des Princes dengan skor 3-0.
Sang superstar Prancis menyumbang satu gol brilian sebagai pembuka pesta PSG.
Dia menerima terobosan remaja ajaib Warren Zaire-Emery, mengecoh Pierre Kalulu, dan mengakhirinya dengan tembakan akurat yang bikin bengong kiper.
Paris menambah derita bagi Mike Maignan dengan gol ekstra dari Randal Kolo Muani dan Lee Kang-in pascajeda.
Lantas, bagaimana dengan Rafael Leao?
Kompatriot Cristiano Ronaldo di timnas Portugal itu malah seperti diajari Mbappe cara bermain yang benar jika ingin menjadi penyerang kelas top.
Tidak seperti Mbappe, Leao bak meneruskan kebiasaan ‘menghilang’ di partai-partai besar.
Spesifik di Liga Champions, rapornya terbilang flop.
Menghitung kiprah musim lalu, pemain 24 tahun itu hanya mencatatkan 1 gol dari 14 penampilan.
Menurut data Opta, dia lebih sering kehilangan bola (193 kali) daripada menciptakan peluang.
Dalam periode yang sama, Leao hanya mengkreasi 22 kali kesempatan dengan 5 tembakan saja tepat sasaran.
Padahal, dalam segi usia dan jam terbang, Leao seharusnya bisa sematang Mbappe, yang notabene rival seangkatannya dalam karier sepak bola.
Dia dikritik karena terlalu sering melakukan aksi-aksi mubazir saat berlari atau menggiring bola.
Sebaliknya, Leao tidak efisien dalam memanfaatkan kesempatan yang tersedia.
Penampilan melempem dirinya ikut andil dalam rekor buruk AC Milan sebagai klub pertama Italia yang gagal cetak gol dalam 5 partai beruntun Liga Champions.
Kondisi ini mengkhawatirkan di tengah besarnya harapan publik Rossoneri terhadap Pemain Terbaik Serie A 2021-2022 guna mengangkat performa tim.
Ihwal penampilan melawan PSG, Antonio Cassano menganggap Leao keseringan ngawur.
“Dia tak pernah melakukan aksi yang membahayakan. Kalau pemain terkuat saya tidak memberikan perbedaan di laga seperti itu, siapa lagi yang bisa?” ujarnya kepada Bobo TV, kanal milik mantan bomber ganas Italia, Christian Vieri.
“Dia hanya mengambil bola dan memberi umpan silang begitu saja, seperti pemain yang menunjukkan karakter lemah.”
“Dia tidak melakukan apa-apa,” kata mantan penyerang kontroversial yang membela Milan pada 2011-2012.
Kritik legenda besar timnas Italia dan mantan kapten Inter, Giuseppe Bergomi, tidak sefrontal Cassano.
Ia tidak menuding Leao sebagai tersangka utama, melainkan racikan pelatih Stefano Pioli yang ikut andil.
“Dia pemain terkuat yang mereka punya.”
“Soal Pioli, dia melakukan beberapa kesalahan. Kita bisa mendiskusikan strategi.”
“Milan selalu ingin maju menyerang dan menghadapi situasi satu lawan satu di belakang.”
“Tapi ada tim-tim lawan yang membuat strategi seperti ini sulit berjalan, salah satunya jelas PSG,” tutur Bergomi.