Dirut IBL sebut laga kandang-tandang picu pengembangan industri basket

1000112516 01 SCORE.CO.ID

Score – Direktur Utama Indonesia Basketball Leageu (IBL) Junas Miradiarsyah menyebut laga kandang dan tandang yang akan menjadi konsep kompetisi IBL musim depan merupakan pemicu untuk pengembangan industri olahraga bola basket di Indonesia.

“Sebagai tim penting untuk meraih prestasi, tapi untuk membangun tim yang bisa sustain, bisnis itu kuncinya,” kata Junas di Jakarta, Selasa.

IBL pada hari ini secara resmi bekerja sama dengan regulator liga basket Jepang B.League untuk mengembangkan kompetisi basket di Indonesia. Pimpinan B.League Shinji Shimada datang langsung ke Indonesia untuk membagikan pengalaman dan pengetahuan dalam menjalankan kompetisi basket seperti yang dilakukan di Jepang.

Junas menyebutkan bahwa prinsip format laga kandang dan tandang yang akan pertama kali diterapkan pada IBL 2024 menuntut tiap klub untuk mengembangkan basis penggemar.

Dengan adanya laga kandang dan tandang, setiap klub yang menggelar pertandingan di markasnya sendiri harus kreatif agar bisa mengundang sebanyak-banyaknya penggemar. Para penggemar itulah yang akan memberikan dukungan kepada tim kesayangannya lewat pembelian tiket pertandingan maupun merchandise klub.

Dengan begitu, klub basket akan lebih stabil dari sisi pendapatan dan bisa berkelanjutan mengikuti kompetisi dalam jangka waktu yang panjang.

Junas menyebutkan bahwa klub-klub basket di Jepang meraup pendapatan paling utama dari sponsor, kemudian tiket pertandingan, dan selanjutnya hak siar.

“Di B.League itu sponsor nomor satu, tiket, baru tv right. Bagaimana meningkatkan pendapatan dari sponsor? Kuncinya dari fans, bangun basis fans, lakukan kegiatan marketing,” kata Junas.

Dirut IBL menyebut klub-klub basket Tanah Air harus meniru apa yang dilakukan tim basket Jepang dengan membuat basis data para penggemar. Hingga saat ini, Junas meyakini klub basket Indonesia sudah banyak yang menjaring para penggemar lebih banyak lagi, namun belum ada yang mendata fansnya dan dijadikan basis data untuk dikembangkan kemudian.

Selain itu, Junas juga menyarankan agar klub basket Indonesia membuat berbagai banyak pernak-pernik tim untuk dijual kepada para penggemar. Di Jepang, kata Junas, klub basket membuat merchandise dari ujung kepala sampai ujung kaki.

“Soal merchandise, di Jepang sudah luar biasa produknya dari ujung rambut sampai ujung kaki. Ada merchandise yang kita ga kepikiran seperti pembatas buku, di sana laku,” katanya.

Exit mobile version