Debut Jay Idzes bersama Sassuolo
Score.co.id – Gerbang Serie A terbuka lebar untuk seorang Jay Idzes. Namanya mungkin sudah tak asing bagi para penggila bola di tanah air, namun bagaimana wajah baru berdarah Indonesia ini diterima di kancah paling kompetitif di Italia? Debutnya untuk Sassuolo melawan Cremonese bukan sekadar momen bersejarah secara personal, melainkan sebuah kajian menarik tentang bagaimana dua budaya sepakbola yang berbeda memotret satu pemain yang sama. Inilah laporan mendalam dari balik liputan media Italia.
Debut Sang Profesor: Antara Data Dingin dan Narasi Panas
Transfer yang Menggegerkan
Perjalanan Jay Idzes menuju titik debutnya di Serie A dibangun di atas fondasi transfer yang menggegerkan. Kepindahannya dari Venezia pada awal Agustus 2025, dengan nilai transfer sekitar 8 juta euro plus bonus, bukan hanya sekadar angka. Transfer tersebut memecahkan rekor untuk pemain Asia Tenggara dan secara otomatis meletakkan pundak Idzes di bawah beban ekspektasi yang sangat berat. Setelah menjadi penonton di dua laga awal, akhirnya momen yang ditunggu-tunggu tiba.

Ujian Api di Kandang Cremonese
Laga tandang melawan Cremonese pada 29 Agustus 2025 menjadi panggung sesungguhnya. Fabio Grosso, pelatih Sassuolo, memberikan kepercayaan penuh dengan menurunkan Idzes sebagai starter. Selama 90 menit, bek berusia 24 tahun itu bertarung dalam laga yang berakhir dengan kekalahan dramatis 2-3 bagi Sassuolo, setelah kebobolan pada masa injury time.
Statistik Debut Idzes
- 4 sapuan bersih
- 50% kemenangan duel
- Akurasi operan: 67/68 (98%)
Statistik yang dihimpun dari platform ternama seperti Sofascore menunjukkan performa mengesankan untuk seorang pemain yang baru pertama kali mencicipi atmosfer Serie A. Idzes tercatat melakukan 4 sapuan bersih, memenangkan 50% dari total duel yang dijalaninya, dan yang paling mencolok adalah akurasi operan yang hampir sempurna: 67 dari 68 umpan berhasil ditemukan rekan setimnya. Angka-angka ini berbicara tentang seorang bek yang tenang, percaya diri dengan bola di kaki, dan mampu menjadi initiator serangan dari belakang. Namun, statistik pertahanan tim berbicara lain: tiga gol kebobolan. Dan dalam narasi sepakbola Italia, itulah yang seringkali menjadi penilaian utama, terutama bagi seorang bek tengah.
Sorotan Media: Italia vs Indonesia
Media Italia: Analisis Kritis Berbasis Fakta
Media-media olahraga terkemuka Italia memiliki caranya sendiri dalam membedah performa Idzes. Pendekatan mereka cenderung kuantitatif, analitis, dan sedikit berjarak.
Gazzetta dello Sport
- Skor: 5.5/10
- Komentar: Meskipun Idzes menunjukkan kualitas distribusi bola yang baik, ia adalah bagian dari lini pertahanan yang kebobolan tiga gol. Kontribusi defensif kolektif lebih penting daripada statistik individu.
Tuttosport
- Catatan: Idzes tampil selama 180 menit penuh dalam dua laga pertamanya sebagai starter, dengan akurasi operan fantastis mencapai 93%.
- Pendekatan: Profesional tanpa euforia berlebihan, mencerminkan tradisi jurnalisme sepakbola Italia yang menghargai konsistensi dan hasil nyata.
Media Indonesia: Kebanggaan Nasional dan Drama Emosional
Berbanding terbalik dengan media Italia, pemberitaan di tanah air membingkai debut Idzes dengan warna yang sama sekali berbeda. Narasi yang dibangun sarat dengan kebanggaan nasional dan alur cerita yang dramatis.
- Headline: “Duel bersejarah” antara Jay Idzes dan kiper Cremonese, Emil Audero Mulyadi.
- Fokus: “Debut pahit” dan “drama lima gol”, menekankan sisi emosional dan ketegangan laga.
- Simbolisme: Idzes menggantikan Filippo Romagna, bek eks-Juventus dan timnas Italia, dipandang sebagai kemenangan simbolis bagi pemain Indonesia.
Pencapaian Idzes bukan sekadar performa di lapangan, melainkan sebuah pernyataan bahwa pemain Indonesia mampu bersaing di level tertinggi Eropa. Ia adalah pionir dan sumber kebanggaan nasional.
Apa Kata Pelatih dan Proyeksi ke Depan?
Fabio Grosso: Tidak Menyalahkan Idzes
Menariknya, penilaian yang mungkin paling penting justru datang dari dalam klub sendiri. Fabio Grosso, pelatih Sassuolo, dalam konferensi pers pasca-laga, dengan bijak tidak menjadikan Idzes sebagai kambing hitam. Alih-alih, ia menyoroti “kecerobohan fatal” yang dilakukan oleh seluruh tim sebagai satu unit, yang menyebabkan mereka kehilangan poin di detik-detik akhir.
Konsistensi di Laga Berikutnya
Keyakinan Grosso terbukti di laga-laga berikutnya:
- Sassuolo 1-0 Lazio: Idzes starter, nilai 6.0 dari Gazzetta dello Sport.
- Inter Milan 2-1 Sassuolo: Idzes kembali bermain penuh.
Ini menunjukkan bahwa manajemen Sassuolo melihat nilai dan potensi Idzes melampaui sekadar angka 5.5 pada debutnya.
Kesimpulan: Dua Lensa, Satu Pemain
Debut Jay Idzes di Serie A adalah contoh sempurna bagaimana satu performa dapat diinterpretasikan melalui dua lensa budaya yang berbeda. Media Italia, dengan warisan taktis catenaccio-nya, menilai dengan kalkulus yang dingin: bagaimana kontribusinya bagi pertahanan tim? Sementara media Indonesia, dengan semangat dan kebanggaan nasional yang membara, melihatnya sebagai sebuah cerita epik tentang perjuangan, simbolisme, dan pencapaian personal.
Keberlanjutannya di tim inti Sassuolo adalah bukti bahwa kualitasnya diakui. Perjalanan Idzes ke depan akan terus diawasi oleh dua kacamata ini. Di Italia, kesuksesannya akan diukur dari konsistensi, clean sheet, dan kematangan taktis. Di Indonesia, ia akan selalu menjadi “Sang Profesor” yang membawa bendera Merah Putih berkibar di liga terbaik Eropa.
Ikuti Perjalanan Idzes!
Jangan lewatkan perkembangan terbaru seputar karier Jay Idzes dan berita sepakbola Italia lainnya hanya di Score.co.id!












