Daftar Top Skor Liga Inggris 2025/2026
score.co.id – Ada sebuah ritme yang tak terbantahkan, sebuah hukum alam yang sepertinya telah mengakar di Premier League. Setiap akhir pekan, pertanyaan utamanya bukan lagi apakah Erling Haaland akan mencetak gol, tetapi berapa banyak dan bagaimana cara dia melakukannya. Musim 2025/2026 ini hanyalah pengukuhan ulang dari realitas tersebut. Dengan 17 gol yang telah dikumpulkannya hingga pertengahan Desember, striker Manchester City itu bukan sekadar memimpin; dia sedang mengadakan kelas master tersendiri tentang efisiensi dan konsistensi maut di depan gawang.
Jarak enam gol atas pesaing terdekatnya, Igor Thiago dari Brentford (11 gol), bukan sekadar angka di papan klasemen. Itu adalah jurang yang menggambarkan perbedaan level antara seorang penyerang hebat dan seorang fenomenon yang sedang menulis ulang buku-buku rekor. Artikel ini tidak hanya akan memotret papan peringkat, tetapi menyelami DNA dari dominasi Haaland, menganalisis daya saing yang tersisa dari para pemburu, dan memproyeksikan apakah gelar Golden Boot ketiga dalam empat musimnya di Inggris sudah bisa dipesan mulai sekarang.

Analisis Mendalam atas Dominasi yang Tak Terkikis
Statistik 17 gol dalam 16 penampilan liga (rata-rata 1.06 gol per game) milik Haaland berbicara sendiri. Namun, di balik angka mentah itu, tersembunyi cerita tentang sebuah mesin gol yang hampir sempurna. Dengan rating performa 7.99, dia bukan hanya pencetak gol, tetapi juga penggerak permainan City yang mendapat nilai tertinggi. Lebih mencengangkan lagi adalah efisiensinya: dari 59 total tembakan yang dia lepaskan, 34 di antaranya mengarah tepat ke sasaran (shot on target). Angka tersebut berarti hampir 58% setiap kali Haaland menendang bola, ia memaksa kiper lawan bekerja. Ini adalah indikator kualitas peluang dan ketenangan yang luar biasa di depan gawang.
Konteks Historis yang Membuatnya Lebih Mengagumkan
Untuk memahami sepenuhnya skala pencapaian ini, kita harus meletakkannya dalam kanon sejarah Premier League. Dominasi musim ini bukanlah suatu kebetulan, tetapi kelanjutan dari tren destruktif yang sudah ia bangun sejak pertama kali menginjakkan kaki di Etihad. Haaland adalah pemain tercepat dalam sejarah yang mencapai 100 gol Premier League, memecahkan rekor legendaris Alan Shearer. Dia menyelesaikan satu abad gol itu hanya dalam 111 penampilan, 13 pertandingan lebih cepat dari Shearer. Bahkan, rekor sebagai pemain tercepat mencapai 50 gol juga ia pegang, hanya dalam 48 laga.
Pep Guardiola, Manajer Manchester City, pernah berujar tentang fenomena yang ia latih ini: “Apa yang bisa kukatakan? Angka-angka berbicara sendiri. Kami beruntung memilikinya… Untuk Erling berada di level itu (membahas rekor) sungguh luar biasa.”
Trajektori ini menunjukkan bahwa yang kita saksikan bukan sekadar bentuk puncak (peak form), tetapi tingkat dasar (baseline) dari seorang penyerang yang akan terus menghantui catatan rekor sepanjang karirnya. Pada usia 25 tahun, perbincangan tentang kemungkinannya mendekati atau bahkan memecahkan rekor sepanjang masa Alan Shearer (260 gol) mulai terdengar bukan sebagai khayalan, tetapi sebagai skenario yang realistis jika ia bertahan di Inggris dalam jangka panjang.
Peta Persaingan: Siapakah Penantang Sejati?
Di tengah monolog Haaland, masih ada dialog yang menarik dari para pesaing. Peta persaingan top skor musim ini dapat dibagi menjadi tiga lapisan yang jelas.
| Pemain | Klub | Gol |
|---|---|---|
| Erling Haaland | Manchester City | 17 |
| Igor Thiago | Brentford | 11 |
| Phil Foden | Manchester City | 7 |
| Hugo Ekitike | Liverpool | 7 |
| Danny Welbeck | Brighton | 7 |
| Jean-Philippe Mateta | Crystal Palace | 7 |
| Richarlison | Tottenham | 6 |
| Bryan Mbeumo | Manchester United | 6 |
| Bruno Fernandes | Manchester United | 5 |
Lapisan Pertama: Sang Penantang Tunggal
Satu-satunya nama yang masih berada dalam jarak “jangkauan teoretis” adalah Igor Thiago dari Brentford dengan 11 gol. Penyerang Brasil itu mengalami bulan November yang fenomenal, mencetak lima gol dalam empat pertandingan dan dinobatkan sebagai Pemain Terbulan Premier League. Gaya bermainnya yang fisik, agresif, dan haus gol cocok dengan sistem Brentford. Namun, tantangan terbesarnya adalah konsistensi untuk mempertahankan ritme mencetak gol melawan tim-tim papan atas, sesuatu yang telah menjadi makanan sehari-hari Haaland.
Lapisan Kedua: Kluster Pemburu
Di belakang Thiago, terdapat sekelompok pemain dengan tujuh gol. Di dalam kluster ini, kita menemukan beragam profil:
- Phil Foden (7 gol, 2 assist): Rekan setim Haaland sendiri adalah ancaman terbesar dari dalam “benteng”. Foden bukan penyerang murni, tetapi gelandang serang yang produktif dan memahami setiap pergerakan Haaland, yang justru membuatnya sangat berbahaya.
- Hugo Ekitike (7 gol): Penyerang Liverpool ini mulai menemukan ritmenya dan menunjukkan mengapa The Reds merekrutnya. Performanya sangat krusial bagi Liverpool yang sedang berusaha mempertahankan gelar.
- Nama-nama yang Konsisten: Danny Welbeck (Brighton) dan Jean-Philippe Mateta (Crystal Palace) masing-masing juga mengoleksi tujuh gol, membuktikan bahwa mereka adalah penyerang Premier League yang teruji dan bisa diandalkan.
Lapisan Ketiga: Pengumpul Gol Berpotensi
Di posisi berikutnya dengan enam dan lima gol, terdapat nama-nama seperti Richarlison (Tottenham, 6 gol), Bryan Mbeumo (Manchester United, 6 gol), dan Bruno Fernandes (MU, 5 gol & 7 assist). Bruno, khususnya, menarik karena meski mencetak lebih sedikit gol, kontribusi totalnya (goal involvement) sangat tinggi berkat kemampuan asistnya yang tajam. Pemain-pemain di lapisan ini memiliki kualitas untuk mencetak gol dalam jumlah banyak dalam waktu singkat, dan bisa melonjak peringkatnya jika menemukan momentum beruntun.
Mesin di Balik Sang Predator: Mengapa City dan Haaland adalah Simbiosis Sempurna
Dominasi Haaland mustahil terwujud tanpa ekosistem yang hampir sempurna yang dibangun Pep Guardiola di Manchester City. Musim 2025/2026 ini, City tampil dengan daya rusak ofensif yang mengerikan, mencetak 38 gol (terbanyak di liga) dengan selisih gol (+22) yang juga terbaik. Mereka adalah mesin pencipta peluang yang diminyaki dengan baik, dan Haaland adalah ujung tombak yang paling tajam.
Peran Phil Foden dan kreator lainnya seperti Rayan Cherki (pemimpin assist tim dengan 6 umpan gol) sangat vital. Mereka adalah penyuplai utama amunisi bagi Haaland. Sistem permainan City yang mendominasi penguasaan bola, menarik lawan keluar, dan kemudian menyuplai bola berkecepatan tinggi ke jantung pertahanan, adalah surga yang diciptakan khusus untuk karakteristik Haaland: kecepatan lari tanpa bola, kekuatan fisik, dan finishing instingtif.
Faktor lain adalah mentalitas pemenang. Meski secara peringkat tim sempat berada di luar puncak, City adalah tim yang terbiasa menang dan menekan. Tekanan untuk selalu mencetak gol demi mengamankan kemenangan bagi timnya adalah “beban” yang justru dinikmati Haaland. Seperti yang diungkapkan Phil Foden,
“Dia sepertinya memecahkan setiap rekor yang ada. Di usianya, apa yang dia lakukan belum pernah terjadi sebelumnya.”
. Lingkungan ini memungkinkannya fokus hanya pada satu hal: mencetak gol.
Proyeksi Akhir Musim dan Warisan yang Sedang Dibangun
Dengan lebih dari setengah musim tersisa, pertanyaannya bergeser dari “siapa yang akan menang Golden Boot?” menjadi “seberapa besar margin kemenangan Haaland?”.
Proyeksi dan Tantangan ke Depan
Jika Haaland mempertahankan rata-rata golnya yang saat ini 1.06 per pertandingan, dia berpotensi menyentuh angka 40 gol di akhir musim. Angka itu akan mendekati rekor pribadinya (36 gol) yang sekaligus rekor Premier League. Tantangan utamanya, seperti biasa, adalah fisik dan cedera. Premier League dikenal dengan jadwal padatnya selama periode natal. Namun, sejauh ini, Haaland menunjukkan ketahanan yang luar biasa. Faktor lainnya adalah fokus City di berbagai kompetisi, terutama Liga Champions, yang mungkin membuat Guardiola melakukan rotasi. Namun, sejarah menunjukkan bahwa Haaland tetap haus gol di kompetisi mana pun.
Melihat ke Kancah yang Lebih Luas
Dominasinya juga tidak berhenti di Inggris. Dalam perburuan European Golden Shoe (sepatu emas Eropa), Haaland dengan 17 gol (setara 34 poin menurut sistem pembobotan) saat ini berada di puncak, bersaing ketat dengan Harry Kane (Bayern Munich, 17 gol) dan Kylian Mbappé (Real Madrid, 16 gol). Ini mempertegas bahwa kita sedang menyaksikan salah satu penyerang paling produktif di era ini, yang dominasinya lintas benua.
Kesimpulan: Sebuah Era yang Menyandang Satu Nama
Papan top skor Premier League 2025/2026 hingga titik ini adalah monumen bagi Erling Haaland. Ini adalah kisah tentang seorang pemain yang telah mengubah standar tertinggi menjadi rutinitas, yang membuat keajaiban terlihat biasa. Igor Thiago dan lainnya mungkin akan terus mencetak gol, memberikan warna pada persaingan, tetapi lomba sebenarnya adalah untuk posisi kedua.
Golden Boot musim ini, pada akhirnya, bukan lagi tentang apakah akan berpindah ke tangan Haaland, tetapi tentang seberapa legendaris angka akhir yang akan ia ukir di piala itu. Dia bukan hanya memimpin; dia sedang mendefinisikan ulang arti menjadi seorang top skor. Bagi para penggemar, kita hanya perlu duduk, menyaksikan, dan menghargai sebuah era dominasi yang mungkin tidak akan kita saksikan lagi untuk waktu yang sangat lama.
Untuk analisis mendalam seperti ini tentang perkembangan Liga Inggris, pemain, dan taktik terkini, pastikan Anda selalu mengikuti update eksklusif hanya di Score.co.id.












