Daftar Pelatih Liga 1
score.co.id – Papan pengumuman klub-klub Liga 1 kerap lebih sibuk dari lapangan hijau. Musim 2024/2025 mencatat rekor suram: 13 pelatih berguguran sebelum laga pamungkas. Angka ini bukan sekadar statistik, melainkan bukti nyata betapa kursi kepelatihan di Indonesia bagai bara api. Apa yang terjadi di balik hiruk-pikuk pemecatan ini?
Panggung Drama yang Tak Pernah Padam
Gerbong pemecatan dibuka tim promosi. PSBS Biak memecat Juan Esnaider pada 10 September 2024 setelah tiga kekalahan beruntun. Tiga hari berselang, Hendri Susilo menyusul dipecat Semen Padang FC. Ironisnya, Hendri baru memetik satu kemenangan dari empat pertandingan. Kedua kasus ini mengukuhkan stereotip: manajemen tim pendatang baru kerap kehilangan kesabaran sebelum proyek matang.

Gelombang kedua menghantam klub papan tengah. Widodo Cahyono Putro memilih mundur dari Madura United pada 16 September setelah gagal menang dalam empat laga. Nasib lebih tragis menimpa Milomir Seslija di Persis Solo. Pelatih asing itu dipecat pada 25 September menyusul lima kekalahan dalam enam pertandingan. Padahal, Solo sempat dijagokan menjadi penantang gelar.
Kejutan di Tengah Musim
Drama memuncak saat Arema FC mengagetkan publik pada 19 Desember 2024. Joel Cornelli dipecat meski baru membawa Singo Edan juara Piala Presiden 2024! Rekor Cornelli terbilang solid: enam menang, empat imbang, lima kalah. Keputusan ini memicu kritik tajam. “Ini contoh klasik ekspektasi tak realistis,” ujar pengamat sepakbola Arif Hidayat kepada score.co.id. “Trofi tak cukup jika klasemen tak sesuai keinginan manajemen.”
Borneo FC ikut membuat keputusan kontroversial pada 15 Januari 2025. Pieter Huistra dipecat meski tim sempat bersaing di papan atas. Penyebabnya? Performa tak konsisten di putaran kedua. Keputusan ini membuktikan awal musim gemilang tak menjamin imunitas.
Aksi Ganti Pelatih di Ujung Jurang
Memasuki babak akhir, klub yang terancam degradasi panik. PSIS Semarang memecat Gilbert Agius pada 29 April 2025 saat terpuruk di peringkat 17. Tak mau ketinggalan, Persija Jakarta berpisah dengan Carlos Pena dua hari kemudian melalui kesepakatan bersama. Padahal, Pena sempat dianggap solusi jangka panjang. “Hasil tak sesuai target,” ujar Direktur Persija, Ferry Paulus, dalam konferensi pers singkat.
Membedah Epidemi Pemecatan
Tingginya angka pemecatan bukan kebetulan. Ini gejala “demam instan” dalam manajemen klub Indonesia. Riset internal score.co.id menunjukkan 80% pemecatan dipicu rangkaian 3-4 hasil buruk. Jarang ada evaluasi komprehensif atas progres taktis atau pengembangan pemain muda.
Dampak finansialnya luar biasa. Setiap pemecatan berarti kewajiban bayar pesangon plus kontrak baru pelatih pengganti. Biaya tersembunyi ini bisa mencapai Rp 5-10 miliar per klub per musim! Dana yang seharusnya bisa dialokasikan untuk akademi atau fasilitas.
Dari sisi teknis, pergantian pelatih membuat tim kehilangan identitas. Setiap pelatih baru membawa filosofi berbeda. “Pemain jadi bingung,” kata mantan kapten timnas, Firman Utina. “Mereka tak punya waktu beradaptasi karena tuntutan hasil langsung.”
Daftar Lengkap Perubahan Kursi Pelatih
| Klub | Pelatih Keluar | Tanggal | Alasan Kepergian | Pengganti |
|---|---|---|---|---|
| PSBS Biak | Juan Esnaider | 10 Sep 2024 | 3 kekalahan beruntun awal musim | Marcos Samso |
| Semen Padang FC | Hendri Susilo | 13 Sep 2024 | Hanya 1 menang dari 4 laga | Eduardo Almeida |
| Madura United | Widodo C. Putro | 16 Sep 2024 | Mengundurkan diri | Paulo Meneses |
| Persis Solo | Milomir Seslija | 25 Sep 2024 | 5 kekalahan dari 6 laga | Ong Kim Swee |
| PSS Sleman | Wagner Lopes | 10 Okt 2024 | 1 menang dari 7 laga | Mazola Junior |
| Madura United | Paulo Meneses | 18 Des 2024 | Mengundurkan diri | Alfredo Vera |
| Arema FC | Joel Cornelli | 19 Des 2024 | Dipecat meski juara Piala Presiden | Ze Gomes |
| Borneo FC | Pieter Huistra | 15 Jan 2025 | Performa tidak konsisten | Fabio Lefundes |
| Barito Putera | Rahmad Darmawan | 25 Jan 2025 | Posisi ke-15 klasemen | Belum diumumkan |
| PSS Sleman | Mazola Junior | 18 Feb 2025 | Posisi ke-17 klasemen | Pieter Huistra |
| Persik Kediri | Marcelo Rospide | 10 Apr 2025 | Mengundurkan diri | Divaldo Alves |
| PSIS Semarang | Gilbert Agius | 29 Apr 2025 | Posisi ke-17 klasemen | Belum diumumkan |
| Persija Jakarta | Carlos Pena | 1 Mei 2025 | Kesepakatan bersama | Mauricio Souza |
Efek Domino yang Mengancam Masa Depan
Siklus pemecatan ini menciptakan lingkaran setan. Ketidakstabilan manajerial membuat investor enggan menanamkan dana jangka panjang. “Klub dianggap tak punya road map jelas,” papar ekonom olahraga Dr. Ahmad Syafii. “Ini memengaruhi nilai sponsor dan minat pemain asing berkualitas.”
Paradoks terbesar terjadi di PSS Sleman. Mereka memecat Mazola Junior pada Februari 2025 lalu merekrut Pieter Huistra – pelatih yang dipecat Borneo FC sebulan sebelumnya! Model “recycle pelatih” ini menunjukkan minimnya inovasi dalam rekrutmen.
Refleksi Akhir Musim
Liga 1 2024/2025 menjadi cermin kegagalan sistemik. Budaya “hasil instan” telah mengubur proses pembangunan tim berkelanjutan. Padahal, kesabaran kerap berbuah manis. Lihatlah Persib Bandung yang konsisten mempertahankan Bojan Hodak selama tiga musim – hasilnya mereka selalu kompetitif di papan atas.
Komidi putar manajerial ini harus dihentikan. Dibutuhkan regulasi yang melindungi pelatih dari pemecatan dini tanpa analisis mendalam. Mungkin sudah waktunya menerapkan “periode aman” selama 10 pertandingan awal. Sebab tanpa perubahan fundamental, musim depan kita akan menyaksikan drama serupa.
Jangan lewatkan perkembangan terbaru seputar pergerakan pelatih dan transfer pemain Liga 1 hanya di score.co.id – sumber berita sepakbola paling terpercaya !












