Daftar Klub Eropa dengan utang terbanyak 2025: Barcelona Nomor 1?

Data krisis keuangan klub besar Eropa terbaru

Klub Eropa dengan Utang Terbanyak 2025
Klub Eropa dengan Utang Terbanyak 2025

Klub Eropa dengan Utang Terbanyak 2025

score.co.id – Gunungan utang sebesar €1.45 miliar. Angka yang hampir tak terbayangkan dalam dunia sepak bola modern, cukup untuk membeli beberapa pemain bintang sekaligus atau membangun kembali tiga stadion berkelas dunia. Inilah beban finansial yang ditanggung FC Barcelona di puncak daftar klub Eropa dengan utang terbesar pada 2025. Namun, di balik angka fantastis yang kerap menjadi headline tersebut, tersembunyi sebuah narasi yang lebih kompleks tentang ketahanan, strategi kontroversial, dan pertaruhan masa depan sebuah institusi raksasa. Artikel ini tidak hanya akan mengungkap peringkat klub-klub dengan liabilitas tertinggi, tetapi juga menyelami akar permasalahan, upaya penyelamatan, dan realitas di balik laporan keuangan yang kerap membingungkan.

Memahami Kembar Siam Utang Barcelona: Gross vs. Net

Dua Wajah Utang yang Membingungkan

Membahas utang Barcelona bagai melihat dua sisi koin yang berbeda. Media internasional seperti The New York Times dan The Athletic memberitakan utang gross atau kotor sebesar €1.45 miliar. Angka ini mencerminkan total liabilitas klub tanpa mempertimbangkan aset yang dapat diuangkan. Sementara itu, laporan resmi klub yang diajukan dalam Ordinary General Assembly justru menyoroti utang net yang jauh lebih kecil, yakni €469 juta. Lalu, mana yang benar?

Jawabannya, keduanya valid, namun dengan konteks yang berbeda. Perbedaan drastis ini bersumber dari perlakuan akuntansi terhadap dana sekuritisasi Espai Barça, sebuah proyek mega revitalisasi Camp Nou. Dana ini, yang telah mengumpulkan lebih dari €1 miliar, tidak lagi sepenuhnya dikonsolidasikan dalam laporan keuangan Barcelona karena klub dinilai tidak memiliki kontrol penuh atasnya. Jadi, yang termasuk dalam utang net hanyalah bagian yang benar-benar menjadi kewajiban langsung klub kepada dana tersebut.

Baca Juga  Update Gaji Pemain Feyenoord Musim 2025: Siapa Tertinggi Saat Ini?
https://score.co.id/daftar-klub-eropa-dengan-utang-terbanyak-2025/
https://score.co.id/daftar-klub-eropa-dengan-utang-terbanyak-2025/

Anatomi €1.45 Miliar: Dari Mana Saja Asalnya?

Utang sebesar itu tidak datang dalam semalam. Ia adalah akumulasi dari beberapa faktor krusial. Komponen terbesarnya, sekitar €907.7 juta, terkait langsung dengan pendanaan proyek Espai Barça. Kemudian, ada pinjaman jangka panjang sebesar €595 juta dari Goldman Sachs, yang cicilan tahunannya menyedot sekitar €30 juta dari kas klub. Tak ketinggalan, sisa-sisa dampak pandemi masih terbawa dalam bentuk fasilitas pinjaman jangka pendek dan bridging loan.

Yang juga sering luput dari perhatian adalah utang transfer. Barcelona masih memiliki kewajiban mencicil pembelian pemain sebesar €81.7 juta—tertinggi di La Liga. Nama-nama seperti Raphinha (€42.3 juta), Dani Olmo (€33.7 juta), dan Jules Koundé (€25 juta) masih menjadi beban di buku keuangan klub. Lonjakan utang ini bermula dari era sebelum pandemi, dipicu oleh pengeluaran transfer yang agresif dan kontrak Lionel Messi yang fenomenal, yang total pembayarannya diperkirakan mencapai €555.2 juta, sebelum kemudian diperparah oleh kerugian akibat lockdown.

Peta Utang Eropa: Siapa Saja Peserta Lainnya?

Peringkat Lima Besar Klub dengan Utang Gross Tertinggi

Barcelona memang berada di puncak, tetapi mereka tidak sendirian. Berikut adalah lima klub Eropa dengan beban utang gross terbesar berdasarkan data terkini:

  • Peringkat 1: FC Barcelona – Perkiraan Jumlah Utang: €1.35 Miliar – Akar Permasalahan: Proyek Espai Barça & liabilitas operasional kronis
  • Peringkat 2: Tottenham Hotspur – Perkiraan Jumlah Utang: €1.04 Miliar – Akar Permasalahan: Pembangunan Stadion Baru Tottenham Hotspur
  • Peringkat 3: Manchester United – Perkiraan Jumlah Utang: €758 Juta – Akar Permasalahan: Utang warisan dari akuisisi leveraged keluarga Glazer
  • Peringkat 4: Inter Milan – Perkiraan Jumlah Utang: €550 Juta – Akar Permasalahan: Pinjaman dari pemilik (Suning) dan kebutuhan dana operasional
  • Peringkat 5: Everton – Perkiraan Jumlah Utang: €677 Juta – Akar Permasalahan: Pembangunan Stadion Bramley-Moore Dock & pinjaman kepemilikan
Baca Juga  RI sampaikan komitmen kembalikan SDGs pada tujuan awal pada Sidang PBB

Kisah di Balik Angka: Tottenham dan Manchester United

Tottenham Hotspur menduduki posisi kedua, dengan utang yang sebagian besar merupakan investasi jangka panjang untuk stadion barunya yang megah. Berbeda dengan Barcelona, utang Spurs lebih terstruktur dan dianggap sebagai investasi asset yang akan menghasilkan pendapatan jangka panjang.

Sementara itu, Manchester United adalah contoh klasik bagaimana kepemilikan yang dibiayai utang (leveraged buyout) dapat membelit klub selama belasan tahun. Utang yang diciptakan keluarga Glazer untuk membeli klub terus menjadi momok, membatasi kemampuan United dalam berinvestasi di pasar transfer dan infrastruktur, meski pendapatan komersialnya selalu tinggi.

Strategi Kontroversial dan Jalan Panjang Pemulihan

Levers Ekonomi: Penyelamat atau Bom Waktu?

Untuk bertahan dari jurang kebangkrutan, Barcelona di bawah Joan Laporta memutar otak dengan strategi yang dijuluki “levers” atau tuas ekonomi. Ini adalah manuver akuntansi yang melibatkan penjualan sebagian aset masa depan untuk mendapatkan dana tunai segar saat ini.

Beberapa levers yang dijalankan termasuk:

  • Menjual 25% hak siar televisi La Liga selama 25 tahun senilai €667.5 juta.
  • Melepas 24.5% saham Barça Studios kepada investor eksternal.
  • Menjual lisensi kursi VIP Camp Nou.

Strategi ini berhasil menyuntikkan ratusan juta euro secara instan dan membantu klub mendaftarkan pemain baru. Namun, ia ibarat obat bius yang meredakan sakit tapi tidak menyembuhkan penyakit. Kritik utama adalah bahwa klub telah mengorbankan pendapatan masa depan yang stabil untuk solusi jangka pendek. Bahkan, penjualan Barça Studios menuai kontroversi dan sengketa hukum dengan salah satu investor, yang menyoroti risiko dari model ini.

Tanda-Tanda Hijau di Tengah Awan Kelabu

Meski dibayangi utang besar, ada secercah harapan yang patut dicatat. Barcelona berhasil mencetak laba operasional sebesar €72.1 juta—yang pertama dalam delapan tahun terakhir. Rasio gaji terhadap pendapatan, yang kerap menjadi biang keladi pelanggaran Financial Fair Play (FFP), berhasil ditekan menjadi 52%, level terendah dalam 12 tahun.

Pendapatan komersial klub juga tetap perkasa, melampaui €500 juta berkat kesepakatan gemilang dengan Nike dan Spotify. Yang lebih menggembirakan, proyeksi pendapatan untuk musim 2025-26 diperkirakan melampaui €1 miliar, sebuah angka yang akan menempatkan mereka kembali di puncak piramida finansial sepak bola Eropa. Ini menunjukkan bahwa meski bermasalah secara struktural, mesin uang Barcelona masih sangat bertenaga.

Baca Juga  Arsenal vs Bayern Munchen: Jadwal, Siaran Langsung, dan Link Live Streaming

Tantangan Eksternal: Kritik dan Regulasi

Kritik Tajam dari Rival dan Tantangan UEFA

Utang Barcelona yang “absurd dan tidak masuk akal,” menurut Uli Hoeneß, presiden kehormatan Bayern Munich, telah menjadi bahan cemoohan di kalangan pesaing. Hoeneß bahkan mempertanyakan bagaimana klub dengan utang sedemikian besar masih diizinkan berlaga di kompetisi utama.

Lebih dari sekadar kritik, Barcelona juga harus berhadapan dengan regulator. Klub telah berulang kali bersenggolan dengan aturan Financial Fair Play (FFP) La Liga dan UEFA, yang berujung pada denda dan pembatasan dalam merekrut pemain. UEFA bahkan menjatuhkan sanksi berupa masa percobaan dua tahun, dengan ancaman denda tambahan €22.5 juta per tahun atau bahkan larangan tampil di Eropa jika melanggar lagi.

Proyeksi Masa Depan: Apakah Barcelona Akan Selamat?

Masa depan finansial Barcelona bergantung pada dua hal: keberhasilan proyek Espai Barça dan kemampuan menjaga disiplin fiskal. Stadion baru yang megah itu diharapkan dapat menghasilkan pendapatan tahunan tambahan sekitar €250 juta setelah selesai, yang akan menjadi game-changer bagi arus kas klub.

Namun, jalan menuju sana masih terjal. Klub harus terus membayar cicilan utang yang besar, sambil tetap berkompetisi di level tertinggi. Keputusan untuk tidak kembali pada kebiasaan lama menghamburkan uang di pasar transfer akan menjadi kunci. Model lever tidak dapat diandalkan selamanya; pada akhirnya, Barcelona harus membangun fondasi keuangan yang berkelanjutan.

Kesimpulan: Sebuah Paradoks dalam Sepak Bola Modern

Antara Ambisi dan Realitas

FC Barcelona pada 2025 adalah sebuah paradoks. Di satu sisi, mereka adalah klub dengan utang terbesar di Eropa, sebuah fakta yang mengkhawatirkan. Di sisi lain, mereka menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang nyata dengan pendapatan yang tumbuh, pengeluaran yang lebih terkendali, dan aset baru yang menjanjikan.

Perjalanan mereka adalah pelajaran berharga bagi seluruh dunia sepak bola tentang bahaya hidup di atas kemampuan dan kompleksitas mengelola sebuah institusi raksasa. Utang yang tinggi bukanlah vonis mati, selama ada strategi yang jelas, sumber pendapatan yang kuat, dan disiplin untuk menjalankannya.

Ikuti Perkembangan Terbaru di Score.co.id

Analisis mendalam seperti ini hanya bagian dari liputan kami. Untuk update terkini seputar dunia sepak bola, dari analisis taktis mendalam hingga berita transfer terpercaya, kunjungi terus Score.co.id.