Daftar Juara EAFF
score.co.id – EAFF E-1 Football Championship bukan sekadar turnamen biasa. Sejak menggantikan Dynasty Cup pada 2003, kompetisi ini menjadi ajang pembuktian gengsi sepakbola Asia Timur. Dengan format unik yang menempatkan tiga raksasa-Jepang, Korea Selatan, dan China-langsung ke babak final, sementara satu slot diperebutkan tim seperti Hong Kong atau Chinese Taipei, turnamen ini konsisten menghadirkan rivalitas sengit. Edisi 2025 di Korea Selatan menjanjikan babak baru persaingan, terutama dengan rebranding kategori wanita menjadi EAFF W-Cup.
Kategori Pria: Peta Dominasi Tiga Raksasa (2003-2022)
Turnamen pria EAFF adalah cerita tentang hegemoni tiga negara: Korea Selatan, Jepang, dan China. Korsel memimpin dengan 5 gelar juara, disusul China (2 gelar), dan Jepang (2 gelar). Yang menarik, turnamen ini sering menjadi cermin kekuatan liga domestik. Pemain dari K-League, J-League, dan Chinese Super League mendapat panggung membuktikan kualitas tanpa bayangan bintang Eropa.

Detil Kemenangan yang Membentuk Sejarah
Berikut rekap juara turnamen pria EAFF:
- 2003 (Jepang): Korea Selatan juara, Jepang runner-up
- 2005 (Korea Selatan): China juara, Jepang runner-up
- 2008 (China): Korea Selatan juara, Jepang runner-up
- 2010 (Jepang): China juara, Korea Selatan runner-up
- 2013 (Korea Selatan): Jepang juara, China runner-up
- 2015 (China): Korea Selatan juara, China runner-up
- 2017 (Jepang): Korea Selatan juara, Jepang runner-up
- 2019 (Korea Selatan): Korea Selatan juara, Jepang runner-up
- 2022 (Jepang): Jepang juara, Korea Selatan runner-up
Fakta krusial: Jepang jadi “runner-up abadi” dengan 6 kali finis di posisi kedua, sementara China belum pernah memenangkan turnamen sebagai tuan rumah.
Kategori Wanita: Dua Kekuatan yang Berbeda Dinamika
Sejak dimulai 2005, turnamen wanita menunjukkan peta berbeda. Jepang dan Korea Utara mendominasi dengan total 7 gelar dari 8 edisi. Jepang memegang rekor 4 trofi, sementara Korea Utara kolektor 3 gelar. Mulai 2025, kompetisi ini resmi berganti nama menjadi EAFF W-Cup, menandai era baru dengan ekspektasi persaingan lebih ketat.
Jejak Juara Wanita EAFFCatatan perjalanan turnamen wanita:
- 2005 (Korea Selatan): Korea Selatan juara, Korea Utara runner-up
- 2008 (China): Jepang juara, Korea Utara runner-up
- 2010 (Jepang): Jepang juara, China runner-up
- 2013 (Korea Selatan): Korea Utara juara, Jepang runner-up
- 2015 (China): Korea Utara juara, Korea Selatan runner-up
- 2017 (Jepang): Korea Utara juara, Jepang runner-up
- 2019 (Korea Selatan): Jepang juara, Korea Selatan runner-up
- 2022 (Jepang): Jepang juara, China runner-up
Catatan menarik: Korea Utara absen sejak 2017, mengubah dinamika persaingan. China konsisten menjadi penantang, tapi belum mampu meruntuhkan dominasi Jepang dalam 5 tahun terakhir.
EAFF 2025: Pertaruhan Prestise di Tanah Ginseng
Korea Selatan jadi tuan rumah edisi spesial ini, menandai 20 tahun sejak kemenangan China di Busan (2005). Semua laga digelar Juli 2025, dengan lokasi berbeda untuk kategori pria dan wanita.
Turnamen Pria: Ujian Kedalaman Skuad Domestik
- Jadwal & Venue: 7-15 Juli di Yongin Mireu Stadium, Yongin.
- Peserta: Korea Selatan (tuan rumah), Jepang (juara bertahan), China, Hong Kong (lolos kualifikasi).
- Tantangan Utama: Karena tak masuk kalender FIFA, tim andalkan pemain liga lokal. Ini ujian nyata bagi kualitas K-League vs J-League.
- Laga Kunci: Korea Selatan vs Jepang (15 Juli) diprediksi jadi final de facto.
- Prediksi: Korsel diunggulkan karena rekor 5 gelar dan faktor kandang. Namun, Jepang punya motivasi balas dendam usai kalah final 2022.
EAFF W-Cup 2025: Rebranding dan Rivalitas Baru
- Jadwal & Venue: 9-16 Juli di Stadion Suwon dan Hwaseong.
- Peserta: Korea Selatan (tuan rumah), Jepang (juara bertahan), China, Chinese Taipei (lolos kualifikasi).
- Dinamika: Pergantian nama jadi W-Cup simbol komitmen pengembangan sepakbola wanita Asia Timur.
- Laga Penentu: Jepang vs Korea Selatan (13 Juli) diperkirakan tentukan juara.
- Prediksi: Jepang tetap favorit dengan status juara bertahan 4 kali. Tapi Korea Selatan berambisi endapkan dominasi Nadeshiko di kandang sendiri.
“EAFF bukan turnamen biasa. Ini tentang harga diri. Kalah di sini lebih sakit daripada di Piala Asia,” akui pelatih timnas Korea Selatan U-23, Hwang Sun-Hong, dalam konferensi pers jelang persiapan.
Penutup: Lebih dari Sekadar Piala
Sejarah EAFF adalah cerita tentang identitas sepakbola Asia Timur. Dari rivalitas Korea-Jepang yang selalu memanas, kebangkitan China, hingga konsistensi tim-tim underdog seperti Hong Kong. Edisi 2025 bukan hanya perebutan gelar, tapi juga ujian mental pemain masa depan yang berpotensi jadi tulang punggung timnas senior. Dengan format yang memaksa tim mengandalkan talenta lokal, turnamen ini tetap relevan sebagai barometer perkembangan sepakbola kawasan.
Pantau terus analisis mendalam dan liputan langsung EAFF 2025 hanya di score.co.id-sumber terpercaya berita sepakbola Asia Timur!












