Daftar Gaji Pemain Liga 1 Perbulan
Mengupas Hierarki Bayaran di Kancah Sepakbola Indonesia
score.co.id – Liga 1 Indonesia tak hanya memukau lewat aksi spektakuler di lapangan, tetapi juga menyimpan cerita menarik di balik angka-angka gaji pemain. Meski data resmi tertutup rapat, score.co.id berhasil merangkum estimasi terbaru gaji bulanan para pesepakbola berdasarkan analisis pasar, laporan media kredibel, dan dinamika industri per Maret 2025. Dari pemain asing berbayaran fantastis hingga debutan yang merintis karir dengan penghasilan minimal, simak bagaimana uang berbicara dalam kompetisi terbaik Tanah Air ini.

Gaji Fantastis: Pemain Asing dan Lokal yang Menjadi Raja Liga 1
Di puncak piramida gaji Liga 1, terdapat nama-nama yang mengguncang statistik keuangan klub. Mereka tak hanya dihadirkan untuk mencetak gol, tetapi juga menjadi magnet komersial dan simbol ambisi.
Pemain Asing Top: Bayaran Setara Bintang Eropa
Ciro Alves, striker Persib Bandung, dan Radja Nainggolan, mantan gelandang Bhayangkara FC, diperkirakan meraup Rp 300 juta hingga Rp 583 juta per bulan. Angka ini setara dengan gaji pemain di liga-liga sekunder Eropa, mencerminkan nilai pasar mereka yang mencapai €450.000. Klub rela menguras kocek demi sosok berpengalaman internasional, apalagi jika pemain tersebut mampu meningkatkan penjualan merchandise dan menarik sponsor.
Lokal dan Naturalisasi Elite: Harga Mahal untuk Kontribusi Nyata
Marc Klok (Persib Bandung) dan Stefano Lilipaly (Borneo FC) menjadi bukti bahwa pemain lokal bisa bersaing di level tertinggi. Dengan estimasi Rp 150 juta–Rp 250 juta per bulan, keduanya tak hanya menjadi kapten andalan tetapi juga ikon yang memperkuat identitas klub. Performa stabil di level internasional turut mendongkrak nilai tawar mereka dalam negosiasi kontrak.
Kisaran Menengah: Penghasilan untuk Pemain Berpengalaman dan Asing Non-Bintang
Tidak semua pemain Liga 1 menikmati bayaran selangit. Sebagian besar berada di kisaran menengah, di mana pengalaman dan potensi menjadi pertimbangan utama klub.
Asing dari ASEAN: Investasi dengan Return Terukur
Elias Dolah, bek Bali United asal Thailand, menjadi contoh pemain ASEAN yang digaji Rp 45 juta–Rp 255 juta per bulan. Meski tak sefenomenal pemain Amerika Selatan, mereka dihadirkan untuk memenuhi kuota sekaligus mengisi posisi spesifik seperti bek bertahan atau gelandang fisik.
Lokal Senior: Pahlawan Tanpa Sorotan
Evan Dimas (Arema FC) dan Bagas Kaffa (Barito Putera) mungkin tak sering jadi headline, tetapi kontribusi mereka tak ternilai. Dengan penghasilan Rp 50 juta–Rp 130 juta per bulan, pemain seperti ini menjadi tulang punggung tim—mengatur ritme permainan, mengarahkan junior, dan menjaga stabilitas klub di tengah kompetisi ketat.
Bayaran Minim: Realita Pahit Pemain Muda dan Pemula
Di balik gemerlap gaji para bintang, ada kisah pilu pemain yang harus bertahan dengan upah pas-pasan. Mereka adalah potret nyata hirarki sepakbola yang tak selalu adil.
Debutan Lokal: Dari Akademi ke Lapangan Hijau dengan Gaji Rp 3 Juta
Pemain muda hasil akademi kerap hanya menerima Rp 3 juta–Rp 25 juta per bulan—angka yang nyaris setara dengan gaji karyawan entry level di Jakarta. Meski demikian, ini adalah harga yang harus dibayar untuk merasakan atmosfer Liga 1. Beberapa klub menyiasatinya dengan memberikan bonus penampilan atau fasilitas pelatihan berstandar internasional.
Pemain ASEAN Pemula: Sekadar Pemenuhan Kuota?
Aturan 2 pemain ASEAN per klub memunculkan fenomena perekrutan “asal ada”. Pemain asal Timor Leste atau Kamboja sering kali hanya digaji Rp 45 juta per bulan, jauh di bawah rekan sesama asing. Mereka kerap jadi pilihan klub kecil yang ingin mematuhi regulasi tanpa mengganggu anggaran.
Dinamika di Balik Angka: Mengapa Gaji Bisa Begitu Jomplang?
Perbedaan ekstrem gaji pemain Liga 1 bukan tanpa alasan. Beberapa faktor struktural dan bisnis menjadi penyebab utamanya.
Regulasi Pemain Asing: Pisau Bermata Dua
Kebijakan 8 pemain asing (6 bebas + 2 ASEAN) di musim 2024/2025 memicu perang harga antar klub. Klub kaya seperti Persib atau Bali United tak segan membayar mahal untuk pemain top, sementara klub beranggaran terbatas hanya bisa merekrut asing “kelas dua”. Dampaknya, gaji pemain asing pun terpolarisasi ekstrem.
Bonus dan Sponsor: Harta Karun di Luar Gaji Pokok
Selain gaji bulanan, pemain elite kerap mendapatkan bonus mencapai Rp 100 juta per gol atau clean sheet. Tak ketinggalan, kontrak eksklusif dengan brand sportwear atau produk konsumen turut menambah pundi-pundi. Marc Klok, misalnya, dikabarkan memiliki partnership dengan merek perlengkapan olahraga Eropa yang nilaiaknya setara dengan gaji setahun.
Penutup: Liga 1, Pertarungan Prestasi dan Kantong Klub
Dari Rp 3 juta hingga Rp 583 juta per bulan, kisaran gaji pemain Liga 1 2025 menjadi cermin nyata ketimpangan sekaligus ambisi dunia sepakbola Indonesia. Pemain asing top masih jadi primadona, sementara pemain lokal harus berjuang ekstra untuk menembus kategori elite. Bagi klub, ini adalah permainan risiko: menginvestasikan miliaran rupiah untuk pemain bintang atau membangun tim berbasis akademi dengan biaya terjangkau.
Satu hal yang pasti, angka-angka ini akan terus bergerak seiring dengan perkembangan kompetisi dan kebijakan liga. Untuk Anda para fans, simak terus update terpercaya seputar gaji pemain dan strategi klub hanya di score.co.id—sumber berita sepakbola yang mengulas tak hanya gol, tetapi juga cerita di baliknya.
Data dalam artikel ini dirangkum berdasarkan riset mendalam tim score.co.id, menggabungkan analisis nilai pasar, laporan media terpercaya, dan wawancara eksklusif dengan pihak terkait.