Daftar Gaji Naturalisasi Timnas
score.co.id – Revolusi finansial sedang melanda Timnas Indonesia. Program naturalisasi PSSI tak hanya membawa talenta segar, tetapi juga mengimpor struktur ekonomi sepak bola Eropa yang mengubah total hierarki gaji skuad Garuda. Di tahun 2025, nilai kolektif pemain naturalisasi hampir menembus Rp 1 triliun-sebuah fenomena yang memicu pertanyaan krusial: Siapa sebenarnya pemain termahal? Simak analisis eksklusif score.co.id yang membedah peta finansial para legionnaire Merah-Putih.
Hierarki Finansial Garuda: Dualisme Kekuatan Ekonomi
Istilah “pemain termahal” mengandung kompleksitas tersendiri. Terdapat dua tolok ukur kunci yang saling beririsan namun tak selalu sejalan: nilai pasar (market value) dan gaji tahunan (annual salary).

Thom Haye, gelandang berpengalaman berstatus agen bebas, memimpin klasemen nilai pasar dengan taksiran Rp 52,14 miliar. Angka fantastis ini mencerminkan bobot kariernya di Eropa dan potensi kontrak barunya. Namun gelar pemain bergaji tertinggi justru dipegang Jay Idzes yang akan merasakan kenaikan gaji eksponensial. Bek tengah ini diproyeksikan menerima Rp 17-18 miliar/tahun usai resmi berseragam Torino FC di Serie A.
Berikut spektrum lengkap ekonomi para pemain naturalisasi per pertengahan 2025:
| Pemain | Klub | Posisi | Gaji Tahunan (Rp) | Nilai Pasar (Rp) |
|---|---|---|---|---|
| Thom Haye | Agen Bebas | Gelandang | – | 52,14 Miliar |
| Jay Idzes | Venezia (ke Torino) | Bek Tengah | 17-18 Miliar* | 43,45 Miliar |
| Calvin Verdonk | NEC Nijmegen | Bek Kiri | 10,8 Miliar | 43,45 Miliar |
| Sandy Walsh | Yokohama F.Marinos | Bek Kanan | 7,49 Miliar | 22,60 Miliar |
| Mees Hilgers | FC Twente | Bek Tengah | 6,7 Miliar | – |
| Maarten Paes | FC Dallas | Kiper | 6,3 Miliar | 26,07 Miliar |
| Nathan Tjoe-A-On | Swansea City | Bek Kiri | 5,5 Miliar | 6,08 Miliar |
| Justin Hubner | Agen Bebas | Bek Tengah | 1,14-3,2 Miliar | 6,08 Miliar |
| Ivar Jenner | Jong Utrecht | Gelandang | 548 Juta | 6,08 Miliar |
| Rafael Struick | Dewa United | Penyerang | 507 Juta | 1,30 Miliar |
*Proyeksi gaji di TorinoSumber: Analisis kontrak, laporan transfer, dan data Transfermarkt 2025
Fenomena ini menunjukkan dualisme kepemimpinan finansial. Haye merepresentasikan nilai puncak pengalaman, sementara Idzes mencerminkan investasi klub top Eropa pada talenta usia emas.
Spektrum Gaji Eropa: Piramida Pendapatan Berbasis Liga
Stratifikasi gaji pemain naturalisasi menjadi cerminan nyata hierarki sepak bola Eropa:
Liga Top-5 Eropa: Revolusi Gaji
Jay Idzes menjadi simbol lompatan finansial spektakuler. Gajinya di Venezia (Serie B) hanya Rp 3,35-5,6 miliar/tahun. Transfer ke Torino (Serie A) mendongkraknya 3x lipat menjadi Rp 17-18 miliar-sebuah rekor sekaligus standar baru bagi pemain Indonesia.
Liga Premier Non-Top 5: Stabilitas Kelas Atas
Calvin Verdonk (NEC Nijmegen) dan Maarten Paes (FC Dallas) mewakili lapisan kedua dengan gaji Rp 6-10 miliar/tahun. Meski di bawah Serie A, angka ini tetap 10x lipat gaji bintang lokal. Mees Hilgers di FC Twente konsisten di kisaran Rp 6,7 milir-bukti stabilitas finansial Eredivisie.
Liga Pengembangan: Investasi Masa Depan
Pemain seperti Ivar Jenner (Jong Utrecht) dan Rafael Struick (dulu ADO Den Haag U21) berada di dasar piramida dengan gaji Rp 500-600 juta/tahun. Ini mencerminkan status mereka sebagai proyek jangka panjang. Meski nominalnya kecil di level Eropa, nilainya tetap signifikan dibanding pemain lokal.
Volatilitas Pasar 2025: Transfer yang Mengubah Segalanya
Dinamika transfer musim panas 2025 menjadi katalis perubahan drastis:
Mega Transfer Jay Idzes
Kepindahan Idzes ke Torino bukan sekadar perubahan klub. Dengan nilai transfer €8-12 juta dan gaji €1 juta/tahun, ia menciptakan preseden: Pemain Indonesia kini layak dibayar setara bintang Eropa. Proses ini memperjelas strategi PSSI-fokus pada pemain di ambang pintu liga top.
Nasib Agen Bebas: Antara Peluang & Ketidakpastian
Thom Haye menghadapi dilema strategis. Minat klub Eropa dan Asia membuka dua skenario: (1) Kontrak jutaan euro di Eropa, atau (2) Penawaran fantastis dari klub Liga 1 yang bisa melebihi Rp 20 miliar/tahun. Sementara Justin Hubner, bek muda eks-Wolves, lebih memprioritaskan menit bermain demi perkembangan karier.
Ekonomi di Balik Merah-Putih: Logika “Diskon Patriotisme”
Saat membela Timnas, mekanisme kompensasi justru berkebalikan dengan gaji klub:
- Uang Saku Berjenjang:
- Senior: Rp 50-100 juta/bulan
- U-23: Rp 20-50 juta/bulan
- U-19: Rp 10-20 juta/bulan
- Bonus Prestasi: Pemerintah mengalokasikan Rp 275 miliar untuk bonus atlet SEA Games 2023, termasuk Timnas.
Fakta menarik: Uang saku tertinggi (Rp 100 juta) hanya setara 7% dari gaji bulanan Jay Idzes di Torino. Ini membuktikan bahwa motivasi utama mereka adalah kebanggaan nasional dan peningkatan nilai pasar, bukan insentif finansial. Bagi PSSI, ini keuntungan strategis: Memanfaatkan aset bernilai tinggi dengan biaya relatif rendah.
Penutup: Peta Baru Kekuatan Ekonomi Garuda
Tahun 2025 mencatat babak baru dalam sejarah finansial Timnas Indonesia. Jay Idzes dengan proyeksi gaji Rp 18 miliar/tahun di Torino bukan sekadar rekor, melainkan simbol penetrasi pemain Indonesia di pasar elite Eropa. Thom Haye, di sisi lain, menjadi bukti bahwa nilai pengalaman tak ternilai harganya.
Kesenjangan gaji yang mencapai 30x lipat antara pemain top (Idzes) dan pemain pengembangan (Jenner) mencerminkan realita piramida sepak bola global. Namun, ini justru bisa menjadi pendorong aspirasi bagi generasi muda.
Satu hal pasti: Program naturalisasi telah mengubah Indonesia dari “pasar talenta murah” menjadi “eksportir aset bernilai triliunan”. Keberhasilan mempertahankan pemain seperti Idzes dan Haye akan menentukan apakah tren positif ini berkelanjutan.
Pantau terus dinamika gaji dan transfer pemain Timnas Indonesia hanya di score.co.id-sumber berita sepak bola terkini!












