score.co.id – Cesc Fabregas, si maestro bola dari Barcelona, Arsenal, hingga Chelsea, disebut-sebut menjadi primadona dalam perlombaan mengambil alih tampuk kepelatihan AC Milan musim panas mendatang.
Milan telah bersikap tegas dengan menendang Sergio Conceicao dari kursi kepelatihan setelah musim ini mereda.
Fabregas, sang juru taktik Como yang berjaya, sukses mengantarkan timnya merengkuh Serie A musim lalu. Kini, Como berada di urutan ke-13 setelah melewati 26 pertandingan. Gaya menggoda Fabregas sebagai pelatih muda menjadi sorotan manajemen Milan.
Legenda Milan, Arrigo Sacchi, melontarkan dukungannya terhadap potensi Fabregas mengendalikan San Siro. Sacchi mempertanyakan performa Milan di bawah Conceicao, yang dianggapnya kehilangan identitas yang kokoh.
Kritik Sacchi terhadap Conceicao
Sacchi mengungkapkan kekecewaannya terhadap performa Milan saat ini, menyebut tim itu kurang solid dan tidak bermain sebagai sebuah entitas yang terorganisir dengan baik. Dengan penuh penyesalan, legenda tersebut menegaskan rasa cintanya yang mendalam terhadap klub Rossoneri.
Dalam pertandingan kontra Bologna, Sacchi menyoroti kekacauan di lapangan dengan 11 pemain yang terlihat terpisah-pisah tanpa koordinasi, tanpa taktik yang jelas, dan tanpa ide yang terpadu. Hal ini menjadi sorotan utama atas ketidakmampuan Milan untuk menunjukkan kualitasnya.
Sacchi juga meragukan apakah Conceicao layak memimpin Milan ke depannya. Ia merekomendasikan klub untuk mencari pelatih dengan filosofi permainan yang terdefinisi dengan jelas, seperti Maurizio Sarri, Antonio Conte, atau mungkin Marco Baroni dari Lazio, untuk membawa kembali kejayaan dan identitas permainan yang khas bagi Milan.
Dengan harapan agar Milan segera mengatasi masalahnya, Sacchi menekankan pentingnya untuk memiliki kepemimpinan yang kuat dan visi permainan yang konsisten untuk membawa klub ini kembali ke puncak kesuksesan.
Fabregas dan Masa Depan Milan
Fabregas sedang menjadi sorotan utama sebagai calon pengganti Conceicao di Milan. Sacchi, legenda sepakbola Italia, menyatakan ketertarikannya terhadap jejak karier kepelatihan Fabregas yang menjanjikan. Ia melihat potensi besar dalam mantan gelandang timnas Spanyol tersebut.
“Saya dengan seksama mengamati perkembangan Fabregas dan sungguh tertarik. Kunci sukses adalah membawa pelatih yang mampu mengimplementasikan gaya permainan yang jelas,” ungkap Sacchi dengan antusias.
Milan, yang saat ini berada di posisi delapan Serie A, jauh dari ekspektasi awal mereka. Kekalahan mengejutkan dari Feyenoord di Liga Champions semakin merumitkan situasi Conceicao dan menambah tekanan pada tim.
Tantangan Milan di Sisa Musim Ini
Milan akan berhadapan dengan Lazio, yang saat ini menempati peringkat kelima, dalam pertandingan minggu ini. Sebuah kemenangan akan mengurangi selisih poin dengan Lazio menjadi hanya tiga.
Namun, kegagalan meraih kemenangan bisa menambah tekanan pada Conceicao. Meskipun begitu, belum ada keputusan definitif tentang masa depannya, karena Milan sedang mempertimbangkan untuk menunjuk seorang direktur olahraga terlebih dahulu.
Sacchi mengakhiri komentarnya dengan menyoroti kebingungan manajemen Milan dalam memilih pelatih. “Sebagai pengamat luar dan penggemar Milan, saya melihat beberapa hal: mereka ingin merekrut Julen Lopetegui pada musim panas, namun ditolak oleh para fans. Kemudian, mereka mengganti Paulo Fonseca, memecatkannya, dan merekrut Conceicao serta lima pemain lainnya. Namun, hasilnya tetap stagnan: Milan belum mampu bersatu sebagai sebuah tim,” ucapnya.
