Score – Kemenangan Tai atas An pada fase empat besar turnamen bergengsi penutup musim tersebut mungkin dapat disebut sebagai laga paling menyedot perhatian sepanjang semifinal bergulir pada Sabtu (16/12/2023).
Bagaimana tidak, publik Hangzhou Olympic Sports Centre, Hangzhou, China yang menyaksikan secara langsung seolah dibuat tersihir dengan semua pukulan-pukulan canti dan skillfull ala Tai yang berhasil menyelematkannya dari nyaris kalah menuju laga puncak.
Tai Tzu Ying sejatinya sudah hampir di ujung tanduk saat skornya berjarak sangat jauh pada gim penentuan di gim ketiga dengan kedudukan 10-19.
Sementara An Se-young cuma butuh 2 poin lagi untuk memastikan tiket final dan membuka asa menyamai rekor hebat Kento Momota meraih gelar ke-11 dalam satu tahun.
Akan tetapi, apa yang terjadi pada momen itu justru bak mimpi buruk bagi An.
Sang juara dunia 2023 asal Korea Selatan tersebut seperti linglung dan hilang fokus.
Tai Tzu Ying mendekat hingga 16-19.
An Se-young sempat meraih match point 20-16.
Tapi Tai pun enggan menyerah dengan mudah. Sekali lagi dia menunjukkan apa itu pantang menyerah sebelum angka 21.
Perlahan demi perlahan Tai mendekat dan berhasil memaksakan adu setting 20-20.
Petaka bagi An Se-young yang sudah serba salah dan kalah mental.
Sementara Tai yang lebih berpengalaman, kali ini tak membuat kesalahan fatal. Ia mampu tenang dan mengunci tiket final dengan skor akhir 19-21, 21-15, 22-20.
Banyak yang menerka An Se-young belum fit karena baru saja pulih dari cedera sejak final Asian Games 2022.
Namun Tai Tzu Ying sendiri pun sedang tanding dalam keadaan yang juga membawa cedera.
Tai Tzu Ying pun sudah merasa sempat tak ada harapan bila mengingat jarak poin dia dengan An di kedudukan krusial.
“Saya sudah merasa tidak ada harapan pada gim ketiga,” ujar Tai.
“Saya tertinggal dengan gap jauh, sedangkan dia (An Se-young) adalah pemain yang jarang sekali membuat kesalahan, jadi ada banyak tekanan pada saya.”
“Sulit bagi saya untuk mendapatkan poin mudah.”
“(Tapi) menjelang akhir (gim ketiga) saya merasa dia mulai membuat eror karena serangan saya efektif. Begitulah cara saya bisa menyusulnya,” terangnya.
Menurut mantan tunggal putri nomor satu dunia itu, kunci utama dia berhasil membalikkan keadaan adalah dari faktor mental.
“Pada akhirnya, yang menjadi persoalan adalah tentang siapa yang lebih kuat secara mental dan lebih bertekad,” kata Tai.
“Kami berdua menyadari dengan kondisi kami, namun kami pantang menyerah,” ujar Tai.
Di sisi lain, An Se-young sendiri cukup kecewa dengan kekalahan menyesakkannya.
Tiket final yang hampir sudah di depan mata, sirna begitu saja dengan cara menyakitkan.
An Se-young tidak bisa banyak berkata-kata atas kekalahan yang ia terima kemarin.
Sebuah fakta menohok yang jelas menghantui pikirannya.
“Saya tidak tahu apa yang terjadi,” kata An Se-young.
“Saya hanya kesal karena kekalahan itu.”
“Tai Tzu Ying bermain sangat baik dan stabil meski saya ungul jauh,” tambahnya.