Bukan Cuma Isu, Ini 3 Bukti yang Menjawab Apakah MU Krisis Keuangan

Analisis utang, aturan FFP, dan dampaknya bagi klub.

apakah mu sedang krisis keuangan
apakah mu sedang krisis keuangan

Apakah MU Krisis Keuangan

 Analisis Mendalam Kondisi Keuangan Manchester United

score.co.id – Manchester United, raksasa dengan warisan sejarah gemilang, kembali menjadi sorotan. Kali ini, bukan karena trofi atau transfer bombastis, melainkan pertanyaan besar mengenai kesehatan finansialnya. Dengan performa tim yang fluktuatif dan transisi kepemilikan yang belum sepenuhnya mulus, isu “krisis keuangan” kerap menghantui. Namun, laporan keuangan resmi klub untuk tahun fiskal yang berakhir pada 30 Juni 2025 memberikan jawaban yang tegas, bernuansa, dan penuh data. Narasinya bergeser: ini bukan krisis kebangkrutan, melainkan krisis inefisiensi yang memicu perombakan korporat besar-besaran. Berikut adalah tiga bukti konkret yang mengungkap kondisi sebenarnya.

Paradoks Profitabilitas: Rekor Pendapatan vs. Kerugian Nyata

Kontradiksi dalam Angka Keuangan

Bukti pertama sekaligus yang paling mencolok adalah kontradiksi mendasar dalam laporan keuangan Manchester United. Di satu sisi, klub mencatatkan rekor pendapatan sebesar £666,5 juta (setara Rp 12,9 triliun, kurs 1 GBP = Rp 19.500), angka tertinggi dalam sejarah mereka. Namun, di sisi lain, laporan yang sama menunjukkan kerugian bersih sebesar £33 juta (sekitar Rp 643,5 miliar). Fakta ini membantah tudingan bahwa klub sedang kehabisan uang atau bangkrut.

Baca Juga  Manchester United Diprediksi Kalah dari Fulham di FA Cup
Analisis utang, aturan FFP, dan dampaknya bagi klub.
Analisis utang, aturan FFP, dan dampaknya bagi klub.

Sumber Pendapatan yang Kuat

MU tetap menjadi mesin komersial raksasa dengan daya magnetik luar biasa. Pendapatan rekor ini ditopang oleh dua pilar utama:

Kategori Pendapatan Jumlah Detail
Pendapatan Komersial £333,3 juta (Rp 6,4 triliun) Melonjak 10%, didorong oleh sponsorship kaos dengan Snapdragon (£60 juta/tahun).
Pendapatan Hari Pertandingan £160,3 juta (Rp 3,12 triliun) Rekor baru, menunjukkan daya tarik Old Trafford sebagai destinasi sepakbola.

Akar Kerugian

Kerugian £33 juta berasal dari inefisiensi operasional dan penurunan pendapatan siaran. Biaya operasional yang membengkak menghabiskan keuntungan dari sisi komersial. Mesin uang MU kuat, tetapi mesin sepakbolanya boros, menghambat transformasi pendapatan menjadi laba bersih.

Intervensi INEOS: Gelombang Baru Penghematan dan Restrukturisasi

Shock Therapy dari Sir Jim Ratcliffe

Bukti kedua adalah tindakan tegas oleh pemilik minoritas baru, Sir Jim Ratcliffe dan INEOS, yang memicu perombakan korporat besar-besaran. Langkah ini menunjukkan pengakuan terhadap budaya pemborosan yang mengakar di klub.

Langkah Penghematan

  • Pemutusan Hubungan Kerja (PHK): Dua gelombang PHK mengurangi lebih dari 400 staf non-playing.
  • Kebijakan Efisiensi: Terminologi seperti “program pengurangan biaya” dan “rencana transformasi” mencerminkan pendekatan bisnis yang keras.
  • Peringatan Sir Jim Ratcliffe: Klub bisa “bangkrut saat Natal” tanpa “keputusan sulit.”

Hasil Nyata

Tahun Kerugian Penurunan
2023-24 £113,2 juta (Rp 2,2 triliun)
2024-25 £33 juta (Rp 643,5 miliar) Turun drastis berkat penghematan INEOS

Penurunan kerugian ini adalah bukti keberhasilan kebijakan penghematan INEOS, meskipun menyakitkan.

Dampak Finansial dari Kegagalan di Lapangan Hijau

Performa Buruk, Dampak Nyata

Musim 2024-25 yang berakhir dengan posisi ke-15 menjadi bencana bagi MU. Kegagalan ini tidak hanya soal prestise, tetapi juga memiliki konsekuensi keuangan signifikan.

Baca Juga  Pemain Brighton Keturunan Indonesia: Profil Lengkap dan Karir Bola

Penurunan Pendapatan Siaran

  • Anjlok £48,9 juta (Rp 953 miliar) atau 22% karena partisipasi di Liga Eropa UEFA, yang nilainya jauh lebih kecil dibandingkan Liga Champions.
  • Kekuatan komersial MU tangguh, tetapi pendapatan siaran sangat bergantung pada kesuksesan olahraga.

Efek Samping Positif

  • Beban tunjangan karyawan turun £51,5 juta (hampir Rp 1 triliun) karena berkurangnya bonus pemain akibat performa buruk.
  • Namun, penghematan ini bukanlah solusi ideal.

Kesimpulan Bukti Ketiga

Kesehatan keuangan jangka panjang MU bergantung pada kemampuan kembali meraih kemenangan dan trofi.

Masa Depan: Pemulihan yang Berjalan pada Dua Kaki

Proyeksi Optimistis

Proyeksi pendapatan untuk tahun fiskal berikutnya tetap kuat di kisaran £640 juta – £660 juta (Rp 12,4 triliun – Rp 12,8 triliun), didorong oleh:

  • Pertumbuhan hak siar Liga Premier.
  • Potensi komersial yang terus meningkat.

Jalan Keluar

MU tidak mengalami krisis kebangkrutan, melainkan krisis inefisiensi operasional yang diperparah oleh kegagalan olahraga. Jalan keluarnya adalah:

  1. Efisiensi Keuangan: Dipimpin oleh INEOS melalui penghematan dan restrukturisasi.
  2. Pembangunan Tim Kompetitif: Di bawah arahan Erik ten Hag atau pelatih berikutnya.

Hanya dengan menyelaraskan kedua aspek ini, mesin uang dan mesin sepakbola MU dapat kembali harmonis, menuju kesuksesan di dalam dan luar lapangan.

Ikuti terus perkembangan berita terkini seputar Manchester United dan dunia sepakbola hanya di Score.co.id, sumber berita olahraga terpercaya dan terlengkap.