Score – Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat yang beraktivitas di pesisir waspada potensi gelombang tinggi hingga empat meter di beberapa wilayah perairan Indonesia pada 21-22 September 2023.
“Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada,” kata Kepala Pusat Meteorologi Maritim, BMKG, Eko Prasetyo di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari tenggara-barat daya dengan kecepatan angin berkisar 5-20 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan umumnya bergerak dari timur-tenggara dengan kecepatan 6-25 knot.
“Kecepatan angin tertinggi terpantau di Selat Sunda bagian selatan dan Selat Makassar bagian selatan,” paparnya.
Kondisi itu, kata dia, menyebabkan terjadinya peluang peningkatan gelombang setinggi 1,25-2,5 meter di perairan utara Sabang, perairan barat Aceh, Samudra Hindia Barat Aceh, perairan barat Pulau Simeulue-Kepulauan Mentawai, Teluk Lampung bagian selatan, Selat Sape bagian selatan, Selat Sumba bagian barat, Laut Sawu, Selat Ombai, perairan Kupang-Pulau Rote, Samudera Hindia Selatan Kupang, dan Selat Karimata bagian selatan.
Kemudian Laut Jawa bagian tengah dan timur, Laut Flores bagian timur, perairan selatan Kalimantan-Kota Baru, perairan Balikpapan-Samarinda, Selat Makassar bagian tengah dan selatan, Laut Sulawesi bagian barat, perairan Bitung-KepulauanSitaro, perairan Kepulauan Sangihe-Kepulauan Talaud, Laut Maluku, perairan barat Kepulauan Halmahera, Laut Halmahera, Samudera Pasifik Utara Halmahera, Laut Banda bagian barat, perairan P. Buru, Laut Seram, perairan Misool-selatan Sorong, perairan Kepulauan Aru, dan Laut Arafuru.
Sedangkan pada gelombang yang lebih tinggi di kisaran 2,5-4 meter berpeluang terjadi di perairan PulauEnggano-Bengkulu, perairan barat Lampung, Samudera Hindia Barat Kep. Nias-Lampung, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Banten-Pulau Sumba, Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan, Samudera Hindia Selatan Banten-Pulau Sumba.
“Untuk itu, perlu diperhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran,” kata Eko Prasetyo.