Score – PT BGR Logistik Indonesia (BLI) menegaskan komitmen untuk mengedepankan integritas dan tata kelola perusahaan yang baik dalam menjalankan aktivitas bisnis logistik serta dalam berbagai penugasan pemerintah.
Sekretaris Perusahaan BLI Rifanni Sari mengatakan, hal tersebut dilakukan untuk mendukung transformasi menuju perusahaan jasa logistik berbasis digital yang terpercaya.
Menurutnya, BLI terus melakukan pembenahan, di mana hal paling utama adalah memperkuat tata kelola dan sistem pengawasan internal, mengingat itu merupakan fondasi untuk menjadi perusahaan penyedia jasa logistik berbasis digital yang berkelanjutan.
“Komitmen kami mengedepankan praktik bisnis yang bersih dan transparan terhadap seluruh mitra bisnis dan stakeholder, hal ini untuk menekan potensi korupsi dalam aktivitas bisnis. Upaya ini merupakan bagian dari transformasi BLI, mengingat saat ini BLI tengah giat meningkatkan skala bisnis dan terlibat dalam mendukung proyek strategis,” ujar Rifanni melalui keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.
Sebagai wujud komitmen terhadap integritas dan dukungan terhadap gerakan anti korupsi, BLI juga turut mendukung upaya penegakan hukum yang baru-baru ini dilakukan KPK, yaitu terkait dugaan rasuah pengadaan bantuan sosial (Bansos) tahun 2020 yang melibatkan eks pejabat PT Bhanda Ghara Reksa (BGR).
BGR sendiri merupakan eks BUMN yang statusnya saat ini sudah dibubarkan dan melakukan merger pada tahun 2021. Sedangkan BLI merupakan entitas perusahaan baru yang dibentuk oleh entitas induk setelah merger tersebut, sehingga BLI bukanlah BGR.
“Sebagai bentuk komitmen terhadap gerakan anti korupsi, kami menghormati proses penyidikan dan penegakan hukum yang dijalankan KPK terhadap kasus tersebut,” kata Rifanni.
Lebih lanjut, transformasi BLI yang berfokus pada corporate value dan tata kelola perusahaan, saat ini terus dibarengi dengan pembenahan sistem dengan mengedepankan integrasi teknologi informasi di setiap aktivitas perusahaan. Di antaranya digitalisasi sistem pengadaan, pergudangan, dan pendistribusian.
“Tentunya transformasi digital juga menjadi instrument kunci untuk menekan potensi penyimpangan. Untuk itu, selain internalisasi core values, penguatan tata kelola dan kepatuhan, kami juga fokus dalam aspek digitalisasi,” ujarnya.