Bisbol Dicoret di Olimpiade Paris 2024, Penggemar Akui Kurang Puas

Bisbol Dicoret di Olimpiade Paris 2024, Penggemar Akui Kurang Puas

SCORE.CO.ID – Olimpiade Paris 2024 sudah berjalan sejak Kamis, (26/7/2024) yang dimulai oleh pertandingan cabang olahraga Sepakbola. Tetapi Komite Olimpiade Internasional sudah resmi mencoret pertandingan Bisbol yang seharusnya dimainkan besok 1 Agustus 2024 tetapi justru tidak dipertandingkan.

Apa Alasan Bisbol Dicoret di Olimpiade Paris 2024?

Mengingat bahwa edisi terakhir World Classic, yang dimainkan pada bulan Maret 2023 dimana itu mengangkat bisbol ke level yang tidak pernah diantisipasi oleh banyak orang di kancah internasional. 

Di masa mendatang, ketika para sejarawan melihat ke belakang, mereka akan melihat bahwa Jepang mengalahkan Amerika Serikat 3-2 dalam final yang melibatkan strikeout dramatis Shohei Ohtani terhadap Mike Trout untuk out terakhir.

Sejumlah penggemar yang jarang terlihat sebelumnya di stadion bisbol untuk kompetisi internasional. Jumlah penonton turnamen mencapai 1.306.414 orang, menjadikan World Classic 2023 sebagai yang paling banyak dihadiri sejak dimulai pada tahun 2006 dan menandai peningkatan 20 persen dari rekor sebelumnya pada tahun 2017. 

Ada lebih dari 200 pekerja media terakreditasi untuk pertandingan kejuaraan yang tiketnya terjual habis (36.058 kursi) di LoanDepot Park, kandang Miami Marlins.

Dalam hal rating, kontes tersebut memecahkan rekor penonton. Di Jepang saja, final ditonton oleh 42 persen rumah tangga yang menyalakan televisi pada saat itu. 

Hanya dalam beberapa minggu, bisbol membuktikan bahwa ia mampu memikat jutaan orang di seluruh dunia dengan strateginya, lemparan cepat, pukulan keras, dan kecepatan yang memungkinkan mereka untuk menikmatinya di ujung kursi mereka.

Sementara penggemar di Indonesia, kami merangkum bahwa sebesar 81% orang menyukai olahraga tangan ini.

Tetapi, Komite Olimpiade Internasional memutuskan untuk mencoret Bisbol dari program Paris 2024 karena beberapa alasan, seperti kurangnya infrastruktur di Prancis. 

Baca Juga  Drama VAR 80 Menit di Olimpiade 2024: Kemenangan Kontroversial Maroko atas Argentina

Di negara tuan rumah Olimpiade, hanya 13.000 orang yang berlatih bisbol dan meskipun pada tahun lalu terjadi peningkatan 7 persen dalam jumlah pemain terdaftar, bisbol masih merupakan olahraga yang relatif tidak dikenal.

Prancis, sebagai negara tuan rumah, memutuskan untuk memasukkan olahraga lain yang memiliki lebih banyak pilihan medali, seperti breakdancing. 

Bersamaan dengan ini, baik IOC maupun Prancis berpendapat bahwa bisbol tidak memiliki relevansi global untuk tetap berada di Olimpiade, sesuatu yang dikritik keras oleh para penggemar, serta manajer tim dan federasi.

Padahal Sejarahnya Bagus

Bisbol pertama kali muncul di Olimpiade Paris 1900. Hingga tahun 1988, bisbol hanya merupakan olahraga eksibisi. 

Bisbol menjadi olahraga Olimpiade resmi di Olimpiade Barcelona 1992 dan berlanjut hingga Olimpiade Beijing 2008. Bisbol kembali dipertandingkan di Tokyo 2020 atas permintaan negara tuan rumah, sebagai salah satu dari lima olahraga terbaik saat itu.

Penggemar Akui Kurang Puas

Dilansir dari laman KPSA atau singkatan dari Asosiasi Olahraga Profesional Korea, warganya tertarik menonton Bisbol bahkan di tahun 2018 menjelang Olimpiade Tokyo 2020 hampir 7.010 orang responden penggemar bisbol menjawab bahwa mereka datang ke stadion karena merasa bahwa sorakan di stadion menarik.

Tapi di tahun ini banyak penggemar yang tidak menyukai keputusan Komite Olimpiade Internasional mencoret bisbol.