Score – Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Rabu (13/9) mengatakan Partai Republik ingin memakzulkannya karena mereka ingin menutup pemerintahan, beberapa jam setelah Gedung Putih mengecam rencana pengajuan penyelidikan pemakzulan terhadap presiden tersebut.
Sekretaris pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre menyebut penyelidikan tersebut sebagai “aksi politik” dan mengatakan tidak ada bukti yang dihasilkan oleh Partai Republik terhadap Biden saat mereka menyelidiki urusan bisnis putra presiden, Hunter Biden.
Penyelidikan tersebut berpusat pada apakah Biden mendapat keuntungan dari urusan bisnis Hunter Biden.
Biden mengatakan bahwa ketika anggota DPR Marjorie Taylor Greene, seorang anggota parlemen sayap kanan dari Partai Republik dan sekutu setia mantan Presiden Donald Trumppertama kali terpilih menjadi anggota Kongres AS, Greene menyebut hal pertama yang ingin dia lakukan adalah memakzulkan Biden.
“Saya tidak tahu persis alasannya, tapi mereka tahu mereka ingin memakzulkan saya,” kata Biden kepada para donatur pada acara penggalangan dana di Virginia.
“Sekarang, sepengetahuan saya, mereka ingin memakzulkan saya karena mereka ingin menutup pemerintahan,” lanjutnya.
Biden mengatakan dia tidak fokus pada penyelidikan pemakzulan. “Saya bangun setiap hari, bukan bercanda, tidak fokus pada pemakzulan. Saya ada pekerjaan yang harus diselesaikan,” ujarnya.
Gedung Putih menyalahkan Taylor Greene yang menekan Ketua DPR Kevin McCarthy, petinggi Partai Republik di Washington, untuk memerintahkan penyelidikan pemakzulan.
Langkah McCarthy dinilai akan memicu terjadinya perpecahan selama berbulan-bulan di DPR yang dapat mengalihkan perhatian dari upaya anggota parlemen untuk meloloskan rancangan undang-undang belanja negara dan menghindari penutupan pemerintahan, serta dapat meningkatkan persaingan dalam pemilihan presiden 2024.
Dalam pemilu 2024,Trump berharap dapat membalas kekalahannya dalam pemilu 2020 dari Biden dan kembali ke Gedung Putih.
“Ini merupakan upaya untuk melakukan hal tersebut dengan cara yang tidak sah. … Ini bertujuan mengejar presiden secara politis, bukan tentang kebenaran,” kata Jean-Pierre.
Dia mengatakan Partai Republik tidak menemukan bukti bahwa Biden melakukan kesalahan “karena presiden tidak melakukan kesalahan apa pun.”
Sumber: Reuters