Barcelona gagal lolos ke Piala Dunia Antarklub 2025 karena tidak memenuhi kriteria UEFA dan kalah bersaing dalam koefisien klub.
SCORE.CO.ID – Turnamen Piala Dunia Antarklub 2025 akan menjadi tonggak baru dalam sejarah sepak bola internasional.
Berbeda dengan format lama yang hanya melibatkan tujuh tim, edisi kali ini mengadopsi sistem baru dengan 32 klub peserta. Kompetisi ini rencananya akan berlangsung di Amerika Serikat dan digelar setiap empat tahun.
Sistem Piala Dunia Antarklub Ketat dan Selektif
Perubahan format membuat ajang ini semakin kompetitif. FIFA menggunakan performa klub dari empat musim terakhir di kompetisi kontinental untuk menentukan partisipan.
Dalam hal ini, UEFA memperoleh jatah terbanyak, yaitu 12 slot. Beberapa posisi dialokasikan kepada juara Liga Champions, sementara sisanya diberikan kepada klub dengan koefisien tertinggi selama periode evaluasi 2021 hingga 2024.
Satu hal yang penting adalah adanya pembatasan jumlah peserta dari tiap negara. Maksimal hanya dua klub dari satu negara yang bisa lolos, kecuali bila lebih dari dua klub tersebut menjuarai Liga Champions.
Tujuan dari aturan ini adalah menjaga representasi global dalam turnamen Piala Dunia Antarklub agar lebih merata.
Dengan sistem ini, Spanyol telah memiliki dua wakil. Real Madrid lolos sebagai juara Liga Champions pada dua kesempatan dalam periode evaluasi, sementara Atletico Madrid mendapatkan tiket berdasarkan peringkat koefisien UEFA.
Situasi ini membuat klub besar lain dari Spanyol harus bersaing lebih ketat untuk mendapat tempat.
Barcelona Tak Memenuhi Kualifikasi
Meski memiliki nama besar dan sejarah panjang di Eropa, Barcelona tidak mampu lolos ke Piala Dunia Antarklub 2025.
Klub asal Catalunya tersebut gagal menjuarai Liga Champions dalam periode yang ditentukan, dan posisi mereka dalam koefisien UEFA juga tidak cukup tinggi untuk menyalip Atletico Madrid.
Dengan jatah Spanyol yang sudah diisi, Barcelona harus rela absen dari kompetisi global ini. Meskipun sempat menunjukkan performa positif di liga domestik, catatan di pentas Eropa ternyata belum cukup kuat untuk menembus daftar peserta.
Keputusan ini menyoroti ketatnya sistem seleksi yang diterapkan FIFA. Penilaian berdasarkan konsistensi dan pencapaian jangka panjang membuat klub besar sekalipun bisa tersingkir jika tak menunjukkan performa stabil dalam periode tertentu.
Membangun Ulang Jalan Menuju Turnamen Global
Ketiadaan Barcelona di Piala Dunia Antarklub menjadi pengingat bahwa reputasi saja tidak cukup. Klub harus mampu membuktikan diri dengan hasil konkret di kompetisi Eropa.
Situasi ini juga bisa menjadi cambuk bagi Barcelona untuk memperbaiki arah dan strategi mereka.
Fokus kini tertuju pada musim-musim mendatang, di mana klub harus kembali bersaing di level tertinggi agar dapat merebut satu tempat di edisi berikutnya.
Konsistensi dan hasil positif akan menjadi kunci agar Barcelona tidak kembali absen dari panggung global seperti tahun ini.