Score – Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang selama ini dikenal bergerak di bidang penerbitan dan percetakan buku, PT Balai Pustaka (Persero), mengembangkan bisnisnyake industri kreatif dengan memproduksi film, komik digital, hingga gim.”Balai Pustaka semangat untuk membangkitkan apa yang dimiliki Balai Pustaka menjadi bagian perjalanan transformasi dimulai dengan film kemudian ada produk digital yang dapat dinikmati masyarakat mulai dari game, webtoon, sampai beberapa produk lain yang diminati milenial,” kata Direktur Utama PT Balai Pustaka, Achmad Fachrodji, dalam acara Press Screening film “Kutukan Peti Mati” di kawasan Karet Kuningan, Jakarta Selatan pada Rabu.Achmad mengungkapkan transformasi yang ditempuh Balai Pustaka merupakan instruksi dari Menteri BUMNErick Thohir untuk menghidupkan kembali karya-karya sastra yang diterbitkan Balai Pustaka melalui film dan media digital yang diproduksinya.
“Setelah pak Erick Thohir jadi menteri BUMN di mana beliau berasal dari media dan sudah banyak malang melintang di industri kreatif mengharapkan Balai Pustaka bisa hidup dan bangkit kembali melalui intellectual properties (kekayaan intelektual) atau buku-buku yang dimilikinya,” ungkap Achmad.Bentuk transformasi menuju industri kreatif dimulai dengan merilis film perdana bertajuk “Kutukan Peti Mati” yang merupakan adaptasi dari novel “Sarcophagus Onrust” karya Astryd Diana Savitri.Selain “Kutukan Peti Mati”, Balai Pustaka akan menghadirkan film adaptasi novel “Sitti Nurbaya” karya Marah Roesli.
Ke depannya Balai Pustaka akan memproduksi film adaptasi karya-karya lain seperti “Sengsara Membawa Nikmat”, “Mencari Pencuri Anak Perawan”, “Bawang Merah Bawang Putih”, “Layar Terkembang”, dan “Salah Asuhan” dengan menggaet sejumlah rumah produksi film.Sementara untuk media digital lain seperti gim dan komik digital, saat ini tengah menjalani tahap pengembangan dengan melibatkan para ahli di bidangnya masing-masing. Achmad mengatakan akan mengumumkan produk-produk tersebut bila proses pengembangan telah rampung.”Lagi dalam proses untuk pengembangan jadi kita bekerja sama dengan orang yang malang melintang di bidangnya,” ujar Achmad.”Sebaiknya kita tunggu perkembangannya karena itu masih memerlukan sentuhan para kreator yang nantinya begitu sudah jadi pasti akan diumumkan,” tambahnya.Achmad berharap dengan menghadirkan film dan media digital dapat mengenalkan karya sastra Indonesia kepada generasi penerus bangsa yang membuat mereka lebih mencintai negara.”Melalui media kreatif ini mudah-mudahan (karya sastra Indonesia) dikenalkan kembali kepada milenial dan anak-anak Indonesia dan mereka semakin mencintai negara Republik Indonesia,” pungkas Achmad.