SCORE.CO.ID – Jose Mourinho adalah salah satu pelatih sepak bola paling sukses dan kontroversial di dunia. Dia telah memenangkan banyak trofi di berbagai klub, termasuk Liga Champions, Liga Europa, dan Liga Primer Inggris. Namun, karirnya juga penuh dengan konflik, kritik, dan pemecatan.
Salah satu klub yang pernah ditangani oleh Mourinho adalah AS Roma, klub raksasa Italia yang bermarkas di ibu kota negara tersebut. Mourinho bergabung dengan Roma pada musim panas 2021, setelah dipecat oleh Tottenham Hotspur. Dia datang dengan harapan besar untuk mengembalikan kejayaan Roma, yang sudah lama tidak meraih gelar juara Serie A.
Awalnya, Mourinho berhasil membawa Roma meraih prestasi di kancah Eropa. Pada musim pertamanya, dia berhasil memenangkan gelar Europa Conference League, kompetisi baru yang diikuti oleh klub-klub dari liga-liga kecil. Mourinho menangis saat mengangkat trofi tersebut, menunjukkan betapa dia mencintai Roma dan fansnya.
Pada musim keduanya, Mourinho kembali membawa Roma ke final Eropa, kali ini di Liga Europa. Sayangnya, dia gagal meraih gelar kedua, setelah kalah adu penalti dari Sevilla. Meski begitu, Mourinho masih dihormati oleh fans Roma, yang menganggapnya sebagai pelatih yang berdedikasi dan berani.
Performa Tim Semakin Menurun dan Perselisihan dengan Manajemen
Namun, di musim ketiganya, Mourinho mulai mengalami kesulitan di Roma. Performa timnya di liga menurun drastis, dan dia sering berselisih dengan manajemen, pemain, dan media. Mourinho juga tidak puas dengan kebijakan transfer Roma, yang terbatas oleh aturan Financial Fair Play. Dia tidak bisa mendatangkan pemain-pemain bintang yang dia inginkan, seperti Romelu Lukaku, Renato Sanches, dan Houssem Aouar.
Krisis Mourinho di Roma mencapai puncaknya pada bulan Januari 2024, saat dia dipecat oleh klub. Penyebabnya adalah serangkaian hasil buruk di Serie A, termasuk kekalahan dari rival sekota, Lazio, di Coppa Italia. Mourinho juga mendapat kartu merah di pertandingan tersebut, menambah malapetaka bagi dirinya.
Tidak Menyangka akan di “PECAT”
Mourinho mengaku terkejut dan sedih dengan keputusan Roma. Dia masih ingin melanjutkan karirnya di klub tersebut, tetapi klub sudah tidak percaya lagi padanya. Fans Roma juga sangat kecewa dengan keputusan ini, dan mengaku bahwa Mourinho telah memberikan yang terbaik untuk klub.
Akhirnya, Mourinho harus meninggalkan Roma dengan perasaan pahit. Dia gagal memenuhi harapannya untuk membawa Roma juara Serie A, dan hanya bisa memberikan satu trofi Eropa yang kurang bergengsi. Dia juga harus merelakan cintanya kepada Roma, yang ternyata bertepuk sebelah tangan.
Komitmen Awal yang Tidak Terpenuhi oleh Manajemen
Pemecatan Mourinho ternyata tidak hanya disebabkan oleh hasil buruk di lapangan, tetapi juga oleh konflik internal di klub. Menurut laporan media Italia, Mourinho sempat berselisih dengan pemilik Roma, Dan Friedkin, terkait kebijakan transfer dan janji-janji yang tidak ditepati. Mourinho juga tidak akur dengan beberapa pemain bintang Roma, seperti Paulo Dybala, Lorenzo Pellegrini, dan Gianluigi Donnarumma.
Nasib Roma pasca pemecatan Mourinho masih belum jelas. Klub belum menunjuk pelatih pengganti, dan sementara ini ditangani oleh asisten pelatih, Daniele De Rossi. De Rossi, yang merupakan mantan kapten dan legenda Roma, diharapkan bisa mengembalikan semangat dan motivasi para pemain.