Score – Marc Marquez sudah berhasil memberikan gebrakan pertama terhadap calon rival-rivalnya usai menjalani sesi pertamanya dengan motor Ducati pada Tes MotoGP Valencia.
Si Semut dari Cervera, Spanyol seakan kembali menemukan gairahnya di atas lintasan.
Hal itu terlihat dari raut wajah semringah Marquez yang menebar senyum lebar walau baru melahap tujuh putaran saja.
Marquez tampak menemukan kuda besi yang telah lama didambakan untuk bisa bersaing lagi di barisan depan.
Peluang Marquez untuk terlibat dalam persaingan gelar pun segera dibicarakan walau masa persiapan menuju MotoGP 2024 masih panjang.
Apabila berhasil menjadi juara lagi, Marquez akan menegaskan legasinya sebagai salah satu pembalap terbaik dalam sejarah MotoGP.
Pembalap berusia 30 tahun itu sudah memiliki 8 gelar juara dunia dengan rincian 6 gelar dari kelas MotoGP, 1 gelar dari Moto2, dan 1 gelar dari 125cc.
Artinya dia terpaut satu gelar dari legenda MotoGP sekaligus musuh bebuyutannya yakni Valentino Rossi yang punya sembilan 9 gelar juara dunia di semua kelas.
Mantan pembalap MotoGP, Toni Elias, kembali mengangkat rivalitas antara Marquez dan Rossi yang sudah pensiun.
Elias menjagokan Marquez untuk meraih gelar prestisius lagi dengan mewujudkannya bersama Gresini, tim yang pernah diperkuatnya.
“Menurut saya di masa depan akan ada pertarungan lebih besar dan beberapa pembalap bisa memiliki motor yang bagus dengan tim yang sangat bagus.”
“Singkatnya, ada lebih banyak pembalap yang bisa menang. Saya punya banyak teman di sini, di paddock, mereka semua adalah pembalap yang hebat bagi saya.”
“Namun, saya ingin berbicara tentang Marc Marquez. Kita harus selalu mengingat apa yang telah terjadi, apa yang telah dialaminya,” ujar juara dunia Moto2 2010 itu.
Pembalap yang baru memutuskan pensiun dari balap motor pada Juni 2023 merasakan antusiasme yang tinggi saat Marquez bergabung dengan Gresini.
Dia mengatakan bahwa Marquez tetap merupakan binatang buas di lintasan.
“Saya ulangi, mereka semua adalah pembalap yang hebat, tetapi dia (Marquez) adalah sesuatu yang berbeda,” imbuh Elias.
“Dia bisa terjatuh, lalu kembali ke pit dan kembali (balapan) ke motor kedua dan terus menerus seperti itu.”
“Dia selalu berhasil memberikan semuanya, dan dia bukannya berlomba untuk waktu yang singkat, sudah bertahun-tahun lamanya dan dia masih memiliki tekad yang luar biasa.”
Dengan alasan itu, Elias menilai Marquez pantas untuk mendapatkan hadiah, sesuatu yang akan membuatnya mengungguli pencapaian Rossi.
“Saya selalu sangat mengagumi Valentino, selama bertahun-tahun dia adalah favorit saya, untuk semua yang telah dia lakukan,” ucap Elias.
“Giacomo Agostini memang memenangkan 15 kejuaraan dunia, tetapi pada saat itu ia membalap di dua kategori di musim yang sama.”
“Saya ingin Marquez melampaui Valentino, bukan karena saya menginginkannya karena alasan tertentu, tapi saya pikir Marc pantas mendapatkannya,” tutur Elias.
Elias sendiri menepis anggapan perselisihan dengan Rossi.
Pembalap asal Spanyol itu sempat merasa demikian gegara kemenangannya pada MotoGP Portugal menjadi salah satu alasan Rossi gagal menjadi juara pada musim 2006.
Elias mengalahkan Rossi dengan gap yang sangat tipis.
Andai menang, tekanan Rossi di balapan terakhir bakal berkurang karena jarak poin yang lebih besar atas rivalnya, Nicky Hayden, yang akhirnya menjadi juara.
“Saya menyesal karena mungkin, karena saya, dia tidak bisa merebut gelar ke-10,” ujar Elias memaparkan.
“Saya pernah diwawancarai karena topik ini dan itu membuat kegaduhan. Setelah itu saya bertemu Rossi dan dia mengatakan tidak punya masalah dengan saya.”
“Itu membuat saya senang,” pungkasnya.