Apakah Sevilla Pernah juara UCL? Jawaban & Sejarah Lengkapnya Ada

Fakta pencapaian terbaik Sevilla di kompetisi Liga Champions.

Apakah Sevilla Pernah Juara UCL
Apakah Sevilla Pernah Juara UCL

Apakah Sevilla Pernah Juara UCL? 

score.co.id – kami selalu antusias mengupas cerita klub-klub besar Eropa, dan kali ini sorotan jatuh pada Sevilla FC. Nama Sevilla sudah tak asing di telinga penggemar sepak bola. Klub asal Andalusia ini punya tempat spesial di hati banyak orang berkat torehan epik mereka di UEFA Europa League. Tapi, setiap kali topik beralih ke UEFA Champions League (UCL), satu pertanyaan kerap muncul: pernahkah Sevilla mengangkat trofi paling bergengsi di Eropa ini? Jawabannya singkat—belum. Namun, di balik itu, ada kisah panjang penuh perjuangan, mimpi, dan harapan yang patut kita ulik. Yuk, kita telusuri perjalanan Sevilla di UCL, lengkap dengan fakta terbaru hingga April 2025, plus sedikit bumbu pandangan pribadi!

Sevilla dan UEFA Champions League: Sebuah Perjalanan yang Belum Selesai

Bayangkan Sevilla sebagai petualang gagah yang berulang kali menjelajahi hutan lebat bernama UCL, tapi belum menemukan harta karunnya. Mereka pertama kali menginjakkan kaki di ajang ini—saat itu masih disebut European Cup—pada musim 1957/58. Keren, bukan, untuk klub yang kala itu baru saja jadi runner-up La Liga? Sayangnya, Real Madrid, sang raksasa, menghentikan langkah mereka di perempat final. Sejak itu, Sevilla sering bolak-balik ke UCL, entah karena prestasi di liga domestik atau kemenangan di Europa (yes, Europa League sering jadi “jalan pintas” mereka). Tapi, trofi UCL? Masih seperti bintang yang indah tapi sulit diraih.

Fakta pencapaian terbaik Sevilla di kompetisi Liga Champions.
Fakta pencapaian terbaik Sevilla di kompetisi Liga Champions.

Puncak prestasi Sevilla di UCL terjadi dua kali, yakni pada 1957/58 dan 2017/18, keduanya mentok di perempat final. Dua era, dua cerita. Di tahun 1957, Real Madrid terlalu perkasa. Enam dekade kemudian, Sevilla bikin dunia kaget dengan menyingkirkan Manchester United di babak 16 besar pada 2017/18—momen yang masih bikin fans mereka tersenyum bangga. Tapi, Bayern Munich datang dan memupus harapan. Hingga April 2025, berdasarkan data resmi UEFA, Sevilla belum pernah menyentuh semifinal, apalagi final. Rasanya seperti mereka selalu satu langkah di depan pintu, tapi belum bisa membukanya.

Baca Juga  Pahit! Tiga Pemain Timnas Indonesia 'Hanyut' Terbawa Klubnya yang Degradasi

Analisis Performa Sevilla di UCL: Data dan Fakta

Untuk memahami kenapa Sevilla belum bisa menembus langit UCL, kita perlu menyelami rekam jejak mereka. Berikut ringkasan perjalanan mereka di Liga Champions hingga musim 2024/25, dengan angka-angka yang bercerita tentang perjuangan melawan raksasa Eropa:

Musim

Tahap Tercapai

Main

Menang

Seri

Kalah

1957/58

Perempat Final

6 2 2 2
2007/08

Babak 16 Besar

10 7 1 2
2009/10

Babak 16 Besar

8 4 2 2
2010/11

Play-off

2 0 0 2
2015/16

Fase Grup

6 2 0 4
2016/17

Babak 16 Besar

8 4 2 2
2017/18

Perempat Final

12 4 6 2
2020/21

Babak 16 Besar

8 4 2 2
2021/22

Fase Grup

6 1 3 2
2022/23

Fase Grup

6 1 2 3
2023/24

Fase Grup

6 0 2 4
2024/25*

TBD (Hingga April)

*Catatan: Data musim 2024/25 belum final karena kompetisi masih berlangsung. Final UCL biasanya digelar Mei atau Juni.

Apa yang bisa kita petik dari tabel ini? Sevilla punya momen-momen cemerlang, seperti tujuh kemenangan di musim 2007/08 atau kejutan melawan Manchester United. Tapi, mereka sering kehabisan bensin di fase krusial. Musim 2023/24, misalnya, benar-benar pahit—nol kemenangan di fase grup. Kalau boleh jujur, rasanya seperti Sevilla punya nyali besar, tapi kadang kurang tenaga saat melawan klub dengan dompet tebal dan pengalaman lebih matang. Taktik bertahan dan serangan balik, yang jadi andalan di Europa League, ternyata kurang nendang di UCL, di mana lawan lebih agresif dan taktis.

Kalau kita zoom in, ada pola: Sevilla kompetitif di awal, tapi sering goyah saat tekanan meningkat. Saya ingat menonton laga mereka melawan Bayern di 2017/18—semangatnya ada, tapi kualitas individu Bayern bikin Sevilla kewalahan. Ini bukan cuma soal skill, tapi juga mental dan kedalaman skuad. Lawan-lawan di UCL punya pemain bintang di setiap posisi, sementara Sevilla kadang bergantung pada beberapa nama kunci saja.

Baca Juga  Daftar Pemain Persijap Jepara, Baru Launching di Stadion Gelora Bumi Kartini

Dampak dan Harapan ke Depan: Bisakah Sevilla Mengubah Nasib?

Meski trofi UCL masih jadi mimpi, kehadiran Sevilla di kompetisi ini bukan cuma numpang lewat. Bayangkan saja: setiap laga UCL membawa pundi-pundi uang dari hak siar, tiket, dan bonus performa. Dana ini jadi bahan bakar buat Sevilla—memperkuat skuad, mempercantik stadion, sampai memoles akademi mereka. Nama-nama seperti Jesús Navas, yang pulang ke Sevilla bak pahlawan, atau talenta muda yang terus bermunculan, adalah bukti bahwa UCL memberi dampak nyata.

Bukan cuma soal uang. Main melawan Manchester City atau Juventus itu seperti lencana kehormatan. Sevilla jadi sorotan dunia, dan para pemain mereka belajar dari tekanan besar. Tapi, saya kadang bertanya-tanya: apa sih yang kurang? Apa Sevilla cuma butuh sedikit keberuntungan, atau ada yang perlu dibenahi dari akarnya?

Buat masa depan, ada beberapa kunci. Pertama, Sevilla perlu skuad yang lebih dalam. Bayangkan kalau mereka punya pelapis sekelas starter—jadwal padat UCL dan La Liga nggak akan bikin mereka megap-megap. Kedua, soal taktik. Saya suka gaya bertahan mereka, tapi di UCL, kadang kamu harus berani ngambil risiko, main dominan, bukan cuma menunggu. Ketiga, investasi di pemain muda dan scouting. Lihat Real Betis, rival mereka—belakangan mereka jago nemuin permata muda. Sevilla bisa tiru itu.

Musim 2024/25, yang masih berjalan sampai April 2025, bikin penasaran. Sevilla punya tradisi bikin kejutan, dan meski peluang juara kecil, saya nggak akan kaget kalau mereka bikin satu-dua kejutan. Siapa tahu, ini tahunnya mereka melangkah lebih jauh?

Mengapa Sevilla Bersinar di Europa League, Bukan UCL?

Kalau UCL adalah panggung impian, Europa League adalah rumah Sevilla. Tujuh gelar—rekor yang bikin klub lain cuma bisa melongo. Mereka menang di final melawan Middlesbrough (2006), Espanyol (2007), Benfica (2014), Dnipro (2015), Liverpool (2016), Inter Milan (2020), dan AS Roma (2023). Setiap kemenangan punya cerita: dari kemenangan telak sampai drama adu penalti yang bikin jantungan.

Baca Juga  Marco Curto Dihukum 10 Laga Akibat Kasus Rasis

Kenapa Sevilla begitu perkasa di Europa League? Saya pikir ini soal mental. Kalau mereka “turun kasta” dari UCL, mereka kayak singa yang lapar. Kekecewaan jadi bahan bakar, dan pelatih seperti Unai Emery atau Julen Lopetegui tahu caranya membaca laga. Tapi, UCL beda. Lawannya lebih galak, intensitasnya lebih tinggi, dan kesalahan kecil bisa fatal. Europa League kayak turnamen yang “nyaman” buat Sevilla, sementara UCL adalah ujian yang bikin mereka kadang grogi.

Kutipan dari Tokoh Sepak Bola

Biar lebih hidup, dengar apa kata orang-orang besar di Sevilla:

  • Unai Emery, eks pelatih: “UCL itu seperti mendaki gunung tinggi. Bukan cuma soal skill, tapi nyali, adaptasi, dan sedikit hoki. Sevilla punya dasar kuat, tapi perjalanan masih panjang.”

  • Monchi, direktur olahraga legenda: “Kami bangga jadi raja Europa League, tapi UCL adalah obsesi kami. Setiap hari, kami berjuang mendekati mimpi itu.”

Penutup: Sevilla dan Mimpi yang Masih Menyala

Sampai April 2025, Sevilla belum pernah mengangkat trofi UCL. Perempat final masih jadi langit-langit mereka—pencapaian keren, tapi juga pengingat bahwa puncak masih jauh. Tapi, kalau ada satu hal yang saya suka dari Sevilla, itu adalah semangat mereka yang nggak pernah padam. Dengan warisan Europa League yang gemilang dan hasrat untuk terus maju, mimpi UCL masih hidup. Akankah musim 2024/25 jadi titik balik? Kita lihat saja.

Jangan lupa ikuti score.co.id untuk kabar terbaru dan analisis seru seputar sepak bola Eropa!