SCORE.CO.ID – PSSI resmi memperkenalkan arah pembangunan jangka panjang sepak bola nasional lewat roadmap bertajuk Project Garuda Membara 2030-2034.
Program ambisius ini menjadi pondasi strategis untuk membawa Timnas Indonesia tampil lebih kompetitif di level Asia dan dunia.
Fokus utamanya adalah membangun identitas sepak bola Indonesia yang modern, berani, dan berkarakter.
Roadmap Project 2034 menyajikan langkah-langkah strategis yang dibagi dalam periode 2026 hingga 2030. Setiap tahun memiliki fokus pengembangan yang berbeda untuk memastikan transformasi berjalan bertahap dan terukur. Nantinya PSSI berusaha untuk menyatukan dan mengangkat sepak bola Indonesia ke pentas dunia.
Jika melihat isi dari proposal projeknya tentu misi dan visi PSSI yang diterjemahkan oleh pakar sepakbola kami @JurnalisT, dengan isinya:
- Fondasi utamanya adalah: kekuatan kesebelasan Timnas Indonesia dimulai dari identitas tim yang didorong oleh: Unity (Kebersatuan), Bravery (Keberanian) dan Excellence (Kesempurnaan).

- Misi utamanya adalah: membangun sistem koneksi dimulai dari generasi pemain setiap tahunnya, tujuannya adalah peringkat ke-8 di Asia, konsistensi di kualifikasi piala dunia, dan mampu mencapai peringkat 60-80 di FIFA untuk kategori sepakbola seluruh dunia.
- Skuad timnas harus memakai spirit Garuda Membara untuk menang bersama, menemukan solusi, dan mengantar sukses
Jika dilihat dari tiga komponen penting isi dari Projek Garuda Membara PSSI, sekarang jika berpikir secara realistis bisakah Indonesia merealisasikan?
Jawaban sederhana TIDAK, kenapa? Bila melihat apa yang dilakukan Timnas Jepang dibawah naungan JFA itu membangun untuk Piala Dunia dari puluhan tahun lamanya.
Kenapa disebut ilusi? JFA memulai semuanya sejak anak-anak usia dini dilatih dari usia 10 tahun, membangun chemistry satu sama lain. Pada tahun 1998 adalah tahun pertama Jepang masuk Piala Dunia saat itu.
Pemain mereka posturnya tidak terlalu tinggi, saat itu tingginya hanya 165cm, itu yang paling tinggi. Indonesia sendiri sudah dibekali dengan pemain naturalisasi dengan postur setara dengan pemain Eropa lainnya. Tapi apa masalahnya?
Indonesia kekurangan pembinaan yang tidak dilakukan Garuda seperti JFA. Pemain naturalisasi dengan Pemain lokal masih kurang membangun chemistry dalam waktu singkat.
Belum lagi ditambah PSSI selalu gonta-ganti pelatih, mereka hanya ingin instan tanpa proses, dan itu sangat sulit dilakukan untuk tim manapun.
Sekarang perlu ditanyakan pada penggemar situs kami, apakah pembahasan ini kamu setujui?












