SCORE.CO.ID – Kiper Persebaya Surabaya, Andhika Ramadhani sukses menjadi MOTM kala menahan tendangan penalti Dedik Setiawan dari Arema FC. Catatan itu sangat dibutuhkan karena untuk menghindari zona degradasi.
Dari keberhasilannya menepis penalti Dedik ia langsung mendapat gelar “Man Of The Match dalam Satu Laga”, sekaligus mengamankan tiga poin untuk Persebaya.
“Alhamdilillah kami mendapatkan tiga poin untuk Bonek dan Bonita di Surabaya,” terangnya melalui situs resmi Persebaya, Sabtu (30/3).
Dibalik keberhasilan tersebut ada cerita yang menginspirasi dimana sebelumnya Andhika Ramadhani bekerja sebagai penjaga warung kopi alias warkop.
Pria yang disapa Dika ini sebelum menjadi Kiper Persebaya melalui perjalanan yang tidak mudah.
Dilahirkan sebagai anak yatim tidak ada ayah sejak kecil, Dika harus membagi waktu antara karir sepakbola dan membantu sang ibu di warkop miliknya.
“Sebelum main bola, saya sudah bantu ibu di warung sejak kecil. Alhamdulilah rutinitas ini tidak ganggu karir saya. Bahkan buat lebih semangat dan displin, jadi tau jam, kapan bantu orang tua, kapan main nola,” dinukil dari situs resmi yang sama, Sabtu (30/3).
Andhika juga mengaku bahwa ketika menjaga warung kopi milik ibunya ia tak meminta bayaran sama sekali.
“Saya tidak dibayar dan juga tidak meminta bayaran warung. Murni karena mau bantu orang tua, cuma mau minta ridho saja semoga lancar,” terangnya lagi.
Saat ditanya darimana dapat uang untuk beli perlengkapan sepak bola. Ia menjawab apa adanya.
“Biasa bantu kakak atau kerja di ruko sekitar warung kalo mau beli sepatu bola dan lainnya,” pungkasnya.
Selain berbakti pada orang tua, Andhika juga menjadi penjaga gawang yang tangguh.
Terbukti ia berhasil menyelamatkan 10 kali tembakan Arema sekaligus menepis tendangan penalti.
Kini dari laman transfermarkt harga kiper berusia 25 tahun itu dihargai 175K€ dan artinya harga ini masih bisa naik lagi seiring melekatnya perkembangan bermainnya.
Andika juga berhasil mencatat cleansheet 7 laga tanpa kebobolan dari 18 pertandingan.