Presiden Real Madrid Kritik Ancelotti, Tidak Ingin Lihat Camavinga Jadi Bek Kiri Lagi!

Presiden Real Madrid Kritik Ancelotti, Tidak Ingin Lihat Camavinga Jadi Bek Kiri Lagi!

SCORE.CO.ID – Pada pertandingan El Clasico Sabtu malam tepatnya pada (28/10/23), pelatih utama Real Madrid Carlo Ancelotti memutuskan untuk menurunkan pasukannya dengan formasi 4-3-1-2 melawan Barcelona. Federico Valverde, Aurelien Tchouameni, dan Toni Kroos ditugaskan di lini tengah untuk membentuk trisula menyerang yang menusuk ke depan dan menjadi penyokong di belakang Jude Bellingham.

Formasi tidak biasa ini digunakan Ancelotti karena biasanya Don Carlo memakai formasi 4-4-2, justru itu membuat Tchouameni dan Kroos mengalami banyak kesulitan ketika berhadapan dengan lini tengah Barcelona yang terdiri dari Fermin Lopez, Ilkay Gundogan, dan Gavi. Dimana pasukan lini tengah Barcelona ini sering melakukan tekanan tinggi dan memotong jalur umpan bagi pasukan Real Madrid.

Faktanya, kurangnya kewaspadaan Tchouameni menyebabkan gol pembuka bagi Barcelona lewat Gundogan. Kemudian, Kroos hampir bertanggung jawab atas gol kedua Barcelona saat dia berhasil dikuasai oleh Gavi. Beruntung baginya, tembakan Fermin hanya mampu membentur tiang gawang.

Permainan Madrid dapat berubah ketika Ancelotti memasukkan Eduardo Camavinga dan Luka Modric. Camavinga ditempatkan di posisi bek kiri untuk menggantikan Ferland Mendy, tetapi tugasnya cukup besar karena dimaksudkan untuk menambah keunggulan numerik di lini tengah.

Alasan Ancelotti memakai Camavinga sebagai bek kiri adalah kualitas, energi, dan kemampuannya untuk terhubung dengan pemain lain dapat menciptakan peluang. Lebih-lebih dia bisa bermain sebagai bek kanan dan bergerak lincah untuk melakukan penetrasi ke pertahanan lawan.

“Saya pikir dia bermain bagus. Dia adalah opsi yang bisa kami gunakan. Dia memiliki kualitas, energi…Dia terhubung dengan baik dengan Vini Jr. di sayap, menciptakan peluang,” kata Ancelotti sebagaimana dikutip dari Bola.net, Sabtu (30/1/23), “Saya terkesan dengan energinya, yang juga bisa lihat dia bermain sebagai bek sayap. Bek kiri bermain dengan Vini Jr. harus lebih banyak bergerak ke dalam daripada ke luar dan itu cocok untuknya.”

yfXZZ4nB HYl rFMcdpASClXs2U 02NQm6AlBDon wmJgtr4ZrnHJ8D VHM 2uYT t yv vhqrhWouIR kjZyZhO9USHsU0Hob KtAEWEpt805DKC 5PcR20awRPUUZtCGGpE std3P2MyJTeAbe6w SCORE.CO.ID

Akan tetapi, keputusan Carlo Ancelotti itu dikabarkan menuai kritik dari Presiden Real Madrid, Florentino Perez, yang tidak ingin Camavinga ditempatkan sebagai bek kiri lagi. Walaupun diketahui pemain Perancis itu tampil cukup bagus. Pun sebelumnya juga diketahui jika Camavinga ditempatkan sebagai bek kiri saat Real Madrid membekuk Girona 3-0 pada 30 September lalu di Stadion Estadi Montilivi.

“Di balik penampilan mengesankan pemain Perancis itu, dari laporan dari Rodra (h/t MadridXtra) mengklaim bahwa presiden Real Madrid Florentino Perez tidak ingin melihat Camavinga bermain sebagai bek kiri lagi,” tulis laman Madrid Universal, (29/10/23).

Dengan Aurelien Tchouameni cedera saat latihan dan absen selama hampir dua bulan, Camavinga diharapkan menjadi pilihan pertama untuk mengambil alih peran tersebut. Di masa lalu, Ancelotti kerap mengandalkan Kroos sebagai poros tim. Hal ini ditempuh lantaran dia menilai Kroos memiliki jangkauan umpan dan kemampuan yang sangat baik dalam mengontrol tempo permainan.

Opsi itu memang masih terbuka bagi Ancelotti karena dia beberapa kali melakukan hal yang sedikit berbeda untuk menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Akan tetapi, tekanan dari otoritas yang lebih tinggi, dalam hal ini Presiden Real Madrid sendiri, justru ingin melihat Camavinga bermain di posisi aslinya, yaitu gelandang.

Memang, Camavinga tidak begitu berdampak secara langsung terhadap hasil akhir. Di La Liga musim 2022-2023, dia malah hanya menorehkan satu assist saja. Pun begitu, dia sangat bagus jika hal yang dilihat adalah dominasi dan kemampuannya membaca permainan untuk bertahan.

“Pemain berusia 20 tahun itu hanya melewatkan satu pertandingan di liga musim lalu, bermain 37 dari 38 pertandingan, dan hanya mencatatkan satu assist. Namun, dinamismenya dalam menguasai bola dan kemampuannya membaca permainan secara bertahan mungkin tidak ada duanya di tim,” tulis laman yang sama.

Fans akan berharap untuk melihatnya lebih banyak lagi di posisi gelandang sepanjang musim, berharap dia bisa menjadi penerus Casemiro.

Exit mobile version