Analisis Taktik Malta vs Belanda
score.co.id – Sebuah pertunjukan dominasi mutlak ditampilkan Tim Nasional Belanda di Ta’Qali National Stadium. Pada Jumat, 10 Oktober 2025, De Oranje menghancurkan Malta dengan skor telak 4-0 dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Eropa. Pertandingan ini bukan sekadar tentang menambah tiga poin, melainkan sebuah pernyataan keras tentang kelas dan hierarki sepak bola Eropa. Bagaimana Belanda mendikte setiap detik pertandingan dan secara sistematis membongkar pertahanan tuan rumah? Simak analisis mendalam dari score.co.id.
Laporan Pertandingan: Pesta Gol Oranje di Bumi Malta
Pertandingan ini adalah cerminan sempurna dari disparitas kekuatan yang ada. Belanda, yang menduduki peringkat ketujuh FIFA, berhadapan dengan Malta yang berada di posisi ke-166. Perbedaan 159 peringkat itu terwujud dalam setiap aspek permainan, dari penguasaan bola hingga kualitas peluang tercipta. Kemenangan ini semakin memantapkan posisi Belanda di puncak Grup G dengan 13 poin, membuka jarak tiga poin dari Polandia di posisi kedua. Bagi Ronald Koeman dan anak asuhnya, tiket ke Piala Dunia 2026 kini tinggal selangkah lagi.

Kronologi Pertandingan: Dari Awal Sampai Akhir
Pertandingan berlangsung sepenuhnya sesuai skenario yang diinginkan Belanda. Mereka menguasai permainan sejak menit pertama dan tidak memberikan ruang sedikit pun bagi Malta untuk bernapas.
Babak Pertama: Tekanan dan Drama VAR
Belanda langsung menancapkan dominasi sejak peluit awal dibunyikan. Tekanan tinggi yang mereka terapkan membuat Malta kesulitan bahkan untuk sekadar mengoper bola keluar dari pertahanan. Hasilnya, pada menit ke-11, Ryan Gravenberch berhasil dijegal di kotak penalti. Cody Gakpo dengan tenang mengeksekusi tendangan penalti pada menit ke-12, membuka keunggulan bagi Belanda.
Dominasi berlanjut, dan Gakpo nyaris mencetak gol kedua beberapa menit kemudian, tetapi tendangan kerasnya masih membentur tiang gawang. Babak pertama sempat diwarnai drama ketika wasit awalnya memberikan penalti kedua untuk Belanda setelah bola mengenai tangan Kurt Shaw. Namun, setelah berkonsultasi dengan VAR, keputusan itu dibatalkan karena dianggap bola mengenai tangan dalam posisi natural. Babak pertama ditutup dengan skor 1-0 untuk keunggulan Belanda.
Babak Kedua: Penghancuran Sistematis
Tidak ada perubahan signifikan di babak kedua. Belanda kembali keluar dengan nafsu mencetak gol. Hanya dalam waktu tiga menit setelah restart, mereka mendapatkan penalti kedua. Kali ini, Wout Weghorst yang menjadi korban setelah didorong Enrico Pepe. Gakpo kembali tak tergoyahkan dari titik putih, menggandakan keunggulan menjadi 2-0 dan menyelesaikan brace-nya.
Gol ketiga adalah buah dari strategi pressing intensif Belanda. Pada menit ke-57, tekanan terhadap lini belakang Malta memaksa kiper Henry Bonello melakukan kesalahan operan. Bola langsung direbut Gakpo yang kemudian memberikan assist matang kepada Tijjani Reijnders. Dengan gawang yang nyaris kosong, Reijnders dengan mudah menceploskan bola ke jala Malta.
Pesta gol ditutup pada injury time. Denzel Dumfries, yang aktif sepanjang pertandingan, melayankan umpan silang akurat dari sisi kanan. Memphis Depay, yang baru saja masuk sebagai pemain pengganti, menyambutnya dengan sundulan kepala yang membobol gawang Malta, menggenapkan skor menjadi 4-0.
Strategi Permainan Belanda: Mesin Penghancur yang Sempurna
Kemenangan ini adalah buah dari perencanaan taktis Ronald Koeman yang brilian. Belanda tampil dengan formasi 4-3-3 ofensif yang dieksekusi dengan sempurna oleh para pemain.
Kontrol Mutlak di Lini Tengah
Kunci utama dominasi Belanda terletak pada trio gelandang mereka: Frenkie de Jong, Tijjani Reijnders, dan Ryan Gravenberch. Ketiganya berhasil menciptakan segitiga sempurna yang mengontrol seluruh alur permainan. Kemampuan mereka dalam sirkulasi bola membuat pemain Malta terus-menerus mengejar bayangan.
Peran Vital Bek Sayap
Strategi Koeman memanfaatkan kedua bek sayap, Denzel Dumfries dan Micky van de Ven, dengan sangat agresif. Mereka terus naik tinggi untuk memberikan lebar dan kedalaman pada serangan, menciptakan situasi kelebihan pemain (overload) di sepertiga akhir lapangan lawan.
Fleksibilitas dan Kecerdasan di Lini Depan
Cody Gakpo diberi peran yang sangat fleksibel, sering kali memotong ke dalam atau turun ke tengah. Sementara itu, Wout Weghorst berperan sebagai target man yang fisiknya kuat, terus mengganggu konsentrasi bek tengah Malta dan berhasil memancing pelanggaran krusial.
Kelemahan Malta: Terjebak dalam Tekanan
Di sisi lain, Malta tampak seperti tim yang tidak memiliki jawaban. Formasi 4-2-3-1 yang mereka usung lebih berfungsi sebagai formasi bertahan murni, tanpa daya untuk melakukan transisi menyerang yang efektif.
Pertahanan yang Terus Tertekan
Blok pertahanan rendah yang coba diterapkan Malta dengan cepat buyar karena pergerakan bola dan pemain Belanda yang terlalu cepat dan cerdas. Mereka kesulitan menutup ruang dan pertahanan mereka terus ditarik keluar dari posisi.
Kegagalan dalam Transisi
Masalah terbesar Malta adalah ketidakmampuan mereka beralih dari bertahan ke menyerang. Gegenpressing dari Belanda langsung menekan mereka dengan intens, membuat satu-satunya opsi adalah umpan panjang yang mudah diantisipasi oleh Virgil van Dijk dan Jurrien Timber.
Kesimpulan: Sebuah Pelajaran Taktik yang Komprehensif
Pertandingan ini lebih dari sekadar kemenangan; ini adalah penguasaan taktis yang hampir sempurna. Belanda menunjukkan sebuah filosofi permainan yang koheren dan terstruktur, mendemonstrasikan bagaimana pressing intensif, kontrol lini tengah, dan mobilitas pemain depan dapat secara efektif melumpuhkan lawan. Kemenangan 4-0 ini adalah pernyataan bahwa Belanda adalah salah satu kekuatan yang harus diperhitungkan di Piala Dunia 2026.
Statistik Pertandingan yang Berbicara
Angka-angka di bawah ini dengan jelas menggambarkan cerita pertandingan. Belanda tidak hanya unggul di papan skor, tetapi juga dalam setiap aspek permainan.
| Statistik | Malta | Belanda |
|---|---|---|
| Penguasaan Bola | 37% | 63% |
| Total Tembakan | 4 | 22 |
| Tembakan ke Gawang | 0 | 8 |
| Gol | 0 | 4 |
| <p style=”text-align: center; font-size: 0.8em;”>Sumber data: score.co.id</p> |
Dari 22 tembakan yang dilepaskan Belanda, 8 di antaranya mengarah ke gawang, sementara Malta bahkan tidak sekali pun melakukan tembakan yang mengancam gawang Bart Verbrugghen.
Akhir Kata
Kemenangan telak ini menempatkan Belanda pada posisi yang sangat nyaman di Grup G. Bagi Malta, pertandingan ini adalah pengingat akan pekerjaan rumah yang masih sangat panjang.
Jangan lewatkan perkembangan terkini dari dunia sepakbola dan analisis mendalam lainnya hanya di Score.co.id. Sampai jumpa di laporan pertandingan berikutnya!












