Agama Shayne Pattynama
Score.co.id – Gagalnya Timnas Indonesia melangkah ke Piala Dunia 2026 pada 12 Oktober lalu meninggalkan luka, tetapi juga menyisakan cerita tentang ketangguhan para pilar tim, salah satunya Shayne Pattynama. Bek berdarah Maluku ini tidak hanya menjadi andalan di lini belakang, tetapi juga simbol integrasi dan toleransi dalam skuad Garuda. Di tengah kekecewaan nasional dan pergantian pelatih yang terjadi hari ini, 16 Oktober 2025, bagaimana sosok Shayne Pattynama dengan latar belakang agamanya yang minoritas justru menjadi perekat? Artikel ini mengupas tuntas biodata lengkap, profil karier, dan perkembangan terbaru sang pemain, termasuk momen pilunya usai partai penentu melawan Irak.
Profil Keyakinan dan Teladan Toleransi di Ruang Ganti
Dalam dunia sepak bola modern, di mana taktik dan fisik sering kali menjadi pusat perhatian, nilai-nilai kebersamaan di luar lapangan tak kalah crucial. Shayne Pattynama hadir tidak hanya sebagai bek kiri yang tangguh, tetapi juga sebagai figur yang menunjukkan harmoni dalam keberagaman. Pemain beragama Kristen ini dengan luwas berbaur dalam tim yang mayoritas Muslim, membuktikan bahwa perbedaan keyakinan justru dapat memperkuat ikatan satu tujuan.

Shayne Pattynama secara terbuka diketahui memeluk agama Kristen. Fakta ini tidak pernah menjadi penghalang baginya untuk berintegrasi penuh dengan rekan-rekan setimnya. Sebaliknya, sikapnya yang menghormati perbedaan justru membuatnya disegani. Salah satu momen yang paling diingat adalah ketika ia mengucapkan selamat Hari Raya Idul Adha melalui media sosialnya pada Juni 2023. Ucapan tulusnya itu viral dan diapresiasi luas oleh para penggemar, menjadi bukti nyata toleransi beragama yang hidup dalam tubuh Timnas Indonesia.
“Agama berbeda bukan penghalang; itu justru memperkaya tim,” begitu kurang lebih pernyataan yang pernah dilontarkan Pattynama.
Komitmennya pada kebersamaan ini bukan sekadar retorika. Ia aktif terlibat dalam berbagai kegiatan tim yang merayakan hari besar keagamaan, menunjukkan bahwa nilai-nilai sportivitas dan persaudaraan jauh melampaui batas-batas keyakinan. Dalam konteks Timnas Indonesia yang merupakan miniatur bangsa, sikap Pattynama ini adalah aset tak ternilai yang memperkuat mental juara tim.
Biodata dan Perjalanan Karier Sang Bek Andalan
Shayne Elian Jay Pattynama, itulah nama lengkapnya, lahir di Lelystad, Belanda, pada 11 Agustus 1998. Di usianya yang ke-27 tahun pada 2025, ia telah menempuh perjalanan karier yang mengesankan, dari daratan Eropa hingga akhirnya memutuskan untuk membela tanah leluhurnya.
Rincian Biodata dan Latar Belakang Keluarga
| Aspek | Keterangan |
|---|---|
| Nama Lengkap | Shayne Elian Jay Pattynama |
| Tempat/Tgl Lahir | Lelystad, Belanda, 11 Agustus 1998 |
| Keturunan | Ayah: Indonesia (Maluku, Pulau Haruku); Ibu: Belanda |
| Kewarganegaraan | Indonesia (naturalisasi resmi 24 Januari 2023) |
| Agama | Kristen |
| Tinggi Badan | 185 cm |
| Posisi | Bek Kiri |
| Klub Saat Ini | Buriram United (Liga Thailand) |
Darah sepak bola Indonesia mengalir dari sang ayah yang berasal dari Pulau Haruku, Maluku, sementara ibunya adalah warga negara Belanda. Proses naturalisasinya sempat mengalami kendala teknis terkait perpindahan federasi di FIFA, namun akhirnya berhasil diselesaikan di awal 2023. Sejak saat itu, ia secara resmi dapat mengenakan jersey Garuda dan langsung menjadi bagian penting dari proyek kebangkitan sepak bola Indonesia.
Geliat Karier Profesional dari Eropa ke Asia
Pattynama adalah produk akademi sepak bola Belanda yang berkualitas. Ia mengasah kemampuannya di akademi PEC Zwolle dan AZ Alkmaar sebelum akhirnya melakukan debut profesionalnya dengan SC Telstar di divisi dua Belanda. Lebih dari 60 penampilan bersama Telstar menjadi fondasi yang kokoh baginya.
Pada 2022, ia mengambil langkah berani ke Viking FK di liga top Norwegia, Eliteserien. Di sana, kemampuannya berkembang pesat. Ia tidak hanya menjadi bek yang solid, tetapi juga berkontribusi dalam serangan dengan umpan-umpan silang yang mematikan. Prestasi puncaknya di Eropa adalah saat membantu Viking FK meraih Norwegian Cup pada 2023.
Pada Juli 2025, Pattynama memutuskan untuk merantau lebih dekat ke Indonesia dengan bergabung ke Buriram United, raksasa Liga Thailand. Langkah ini dinilai strategis untuk membantunya beradaptasi dengan iklim dan gaya sepak bola Asia, yang pada ujungnya akan menguntungkan performa Timnas Indonesia.
Ringkasan Perjalanan Karier Klub (Hingga September 2025)
| Klub | Periode | Total Penampilan | Gol | Assist |
|---|---|---|---|---|
| SC Telstar | 2019–2022 | 62 | 2 | 5 |
| Viking FK | 2022–2025 | 78 | 3 | 8 |
| Buriram United | 2025–Sekarang | 12 | 1 | 2 |
Debutnya untuk Timnas Indonesia terjadi tak lama setelah naturalisasi, dan dengan cepat ia menjadi pilihan utama di posisi bek kiri. Hingga Oktober 2025, ia telah mengumpulkan lebih dari 25 kali penampilan dan mencetak satu gol, membuktikan dedikasinya untuk Garuda.
Berita Terkini Timnas: Kekecewaan, Perubahan, dan Janji Kebangkitan
Tanggal 16 Oktober 2025 menjadi hari bersejarah, tapi dalam nada pilu, untuk sepak bola Indonesia. PSSI secara resmi memutuskan hubungan kerja dengan pelatih kepala Timnas Indonesia, Patrick Kluivert. Keputusan ini merupakan dampak langsung dari kegagalan Timnas melaju ke Piala Dunia 2026 setelah takluk 0-1 dari Irak.
Analisis Dampak Kegagalan dan Pemecatan Pelatih
Kekalahan dari Irak adalah pukulan telak. Timnas yang tampil dengan gaya menyerang harus menyerah pada sebuah gol cepat di babak pertama. Shayne Pattynama, yang bermain penuh selama 90 menit, terlihat begitu kecewa saat wasit meniup peluit panjang. Ia bahkan sempat terlibat adu argumen dengan wasit asal China atas sebuah keputusan yang dianggapnya kontroversial. Kekalahan ini menandai akhir dari perjuangan panjang kualifikasi, di mana tim hanya meraih satu kemenangan dalam lima pertandingan di putaran final.
Pemecatan Kluivert oleh PSSI dinilai sebagai sebuah keniscayaan. Taktik defensif yang diusungnya dianggap gagal memanfaatkan potensi penuh pemain naturalisasi, termasuk Pattynama. Manajemen skuad dan rotasi pemain yang kerap membingungkan juga menjadi alasan kuat di balik keputusan ini. PSSI kini dikabarkan sedang mempertimbangkan lima nama kandidat pengganti, mulai dari pelatih berkelas dunia seperti Antonio Conte hingga nama-nama yang lebih memahami karakter sepak bola Asia.
Proyeksi Masa Depan dan Semangat Baru di Tingkat Klub
Di tengah kekecewaan ini, Pattynama dan rekan-rekannya tidak menyerah. Dalam berbagai pernyataannya pasca-laga, ia menyampaikan pesan optimisme.
“Kami patah hati; mimpi membuat sejarah pupus, tapi ini pelajaran. Kami akan kembali lebih kuat, untuk fans dan negara,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Ia bersama Calvin Verdonk, bek sentral lainnya, berjanji untuk membangkitkan tim dari keterpurukan dan fokus pada target berikutnya, Piala Asia 2027.
Nasib baik justru datang dari level klub. Sesaat setelah kembali dari tugas negara, Pattynama dan rekannya sesama pemain naturalisasi, Sandy Walsh, disambut oleh pelatih kepala baru di Buriram United. Adalah Craig Moore, mantan pemain Australia yang membawa segudang pengalaman, yang ditunjuk untuk memimpin tim. Kehadiran pelatih baru ini diharapkan dapat membawa angin segar dan membantu Pattynama terus berkembang, yang pada akhirnya akan menguntungkan performa Timnas Indonesia di masa mendatang.
Kesimpulan: Shayne Pattynama, Simbol Harapan dan Persatuan
Kegagalan lolos ke Piala Dunia memang pahit, namun semangat yang ditunjukkan oleh para pilar seperti Shayne Pattynama memberikan secercah harapan. Dedikasinya di lapangan, ditambah dengan sikapnya yang menjadi teladan toleransi, membuatnya lebih dari sekadar pemain sepak bola. Ia adalah representasi dari Indonesia yang majemuk dan pantang menyerah.
Ikuti terus perkembangan terbaru seputar Timnas Indonesia dan liga-liga domestik hanya di Score.co.id, sumber berita sepak bola terpercaya Anda.












