Adam Alis Sebelum ke Persib
score.co.id – Siapa sangka seorang anak Jakarta yang memulai karir dari lapangan kecil bisa menjadi bintang di Persib Bandung? Adam Alis Setyano, gelandang lincah yang kini jadi andalan Maung Bandung, punya cerita panjang sebelum mencapai titik ini. Perjalanannya penuh warna, dari klub lokal hingga petualangan di luar negeri, membuktikan bahwa kerja keras bisa menaklukkan segala rintangan. Yuk, simak kisah perjuangan Adam menuju puncak!
Awal Mula: Bermimpi di Lapangan Kecil
Adam Alis lahir di ibu kota pada 19 Desember 1993, dengan kecintaan pada sepak bola yang sudah terlihat sejak usia dini. Ia mulai menapaki karir di klub-klub kecil, tempat mimpinya sebagai pesepakbola profesional mulai tumbuh. Bersama Persitangsel South Tangerang pada 2011-2012, ia bermain dalam 8 laga. Meski belum mencetak gol, semangatnya di lapangan menjadi bekal penting untuk langkah berikutnya

Berpindah ke Perserang Serang pada 2012-2013, Adam terus menunjukkan dedikasi dengan tampil dalam 16 pertandingan. Gol memang belum hadir, tetapi pengalaman di kompetisi lokal ini mengasah instingnya sebagai pemain. Setiap peluang di lapangan ia manfaatkan untuk belajar, membentuk karakternya sebagai atlet yang tangguh.
Langkah ke Divisi Premier bersama Martapura
Pada 2013-2014, Adam mendapat kesempatan emas bermain di Divisi Premier bersama Martapura. Di sini, ia mulai unjuk gigi dengan mencatatkan 2 gol dari 18 penampilan. Performa ini seperti nyala api kecil yang menarik perhatian klub-klub lain. Meski masih harus bersaing ketat, Adam menunjukkan bahwa ia punya potensi besar untuk bersinar.
Kembali ke Persija: Harapan yang Kandas
Tahun 2015 membawa Adam kembali ke Persija Jakarta, klub yang jadi impiannya sejak kecil. Namun, kenyataan tak seindah harapan. Ia hanya mendapat kesempatan bermain sekali, sebuah momen yang meninggalkan rasa pahit. Tekanan besar di klub ibu kota ini belum bisa ia taklukkan, tetapi pengalaman ini justru mengajarkannya untuk bangkit dari kekecewaan.
Petualangan di Bahrain: Ujian di Luar Negeri
Dengan hati penuh tekad, Adam memilih melangkah jauh pada 2015, bergabung dengan East Riffa di Liga Premier Bahrain. Keputusan ini mencerminkan keberaniannya menembus batas. Sayangnya, ia hanya bermain dalam 6 laga tanpa gol. Waktu bermain yang terbatas jadi hambatan, tetapi petualangan ini membuka matanya tentang dinamika sepak bola dunia.
Pulang ke Indonesia, Adam tak membawa trofi, melainkan pelajaran berharga. Ia belajar bahwa kegagalan adalah bagian dari proses. Pengalaman di Bahrain membentuknya menjadi pribadi yang lebih kuat, siap menghadapi tantangan baru di tanah air.
Kebangkitan di Barito Putera
Tahun 2016 membawa angin segar ketika Adam bergabung dengan Barito Putera di Liga 1. Di klub ini, ia menemukan tempat untuk menunjukkan kemampuan terbaiknya. Sepanjang musim, ia tampil dalam 34 laga dan menyumbang 2 gol. Konsistensinya di lini tengah membuat namanya mulai dikenal luas di kancah nasional.
Bersama Barito, Adam belajar mengatur ritme permainan dan berkontribusi untuk tim. Kepercayaan yang diberikan pelatih menjadi bahan bakar baginya untuk terus maju. Langkah ini menjadi fondasi kokoh menuju karir yang lebih gemilang.
Puncak Awal bersama Arema: Gelar dan Penghargaan
Menyinar di Piala Presiden 2017
Pada 2017, Adam melangkah ke Arema, klub yang mengubah nasibnya. Ia tampil dalam 31 pertandingan dengan 1 gol, tetapi momen paling berkesan adalah keberhasilannya membawa Arema menjuarai Piala Presiden 2017. Lebih dari itu, ia dinobatkan sebagai pemain terbaik turnamen, sebuah pengakuan atas kerja kerasnya.
Keberhasilan ini bukan hanya soal trofi, tetapi juga bukti bahwa Adam punya kemampuan luar biasa. Ia mampu mengendalikan permainan, memberikan umpan tepat, dan bertarung habis-habisan. Arema menjadi panggung di mana ia membuktikan dirinya layak berada di papan atas.
Tantangan di Liga 1 2017
Meski berjaya di Piala Presiden, Adam menghadapi ujian di Liga 1 2017. Arema mengalami pasang surut performa, tetapi ia tetap jadi andalan dengan penampilan reguler. Di tengah dinamika tim, profesionalismenya bersinar, menunjukkan bahwa ia adalah pemain yang bisa dipercaya.
Periode Transisi: Mencari Stabilitas
Sriwijaya: Harapan yang Terhenti
Pada 2018, Adam mencoba peruntungan di Sriwijaya, berharap bisa melanjutkan kesuksesan. Namun, klub ini tengah diterpa masalah finansial, yang mengganggu fokus tim. Ia hanya bermain dalam 15 laga tanpa gol, dan akhirnya memilih pergi. Meski tak sesuai rencana, periode ini mengajarkannya untuk tetap tenang di tengah badai.
Bhayangkara: Konsistensi dalam Tekanan
Pertengahan 2018 membawa Adam ke Bhayangkara, sebuah babak baru yang penuh peluang. Selama empat musim hingga 2022, ia tampil dalam 72 pertandingan dan mencetak 9 gol. Di klub ini, ia mengasah kemampuan sebagai gelandang serba bisa, beradaptasi dengan berbagai situasi di lapangan.
Keputusan untuk membawa keluarganya ke Solo demi fokus pada karir menunjukkan komitmennya. Bhayangkara menjadi tempat di mana ia membuktikan bahwa ia bisa bersinar meski di bawah tekanan tinggi.
Kembali ke Arema: Trofi Lain di 2022
Pada 2022, Adam kembali ke Arema, klub yang pernah memberinya kejayaan. Meski tanpa gol dalam 18 penampilan, ia membantu tim meraih Piala Presiden 2022. Kemenangan ini memperkuat reputasinya sebagai pemain yang selalu tampil maksimal di momen krusial.
Borneo Samarinda: Puncak Performa Sebelum Persib
Menjadi Tulang Punggung Borneo
Tahun 2023 menjadi titik puncak ketika Adam bergabung dengan Borneo Samarinda. Selama dua musim hingga 2024, ia tampil dalam 52 laga dan mencetak 8 gol. Konsistensinya menjadikannya pilar di lini tengah, dengan kemampuan untuk membuka peluang sekaligus menjaga pertahanan.
Di Borneo, Adam bukan hanya pemain, tetapi juga inspirator bagi rekan-rekannya. Kedewasaannya dalam mengatur permainan membuatnya jadi sosok yang disegani, sekaligus menarik perhatian klub besar seperti Persib.
Sorotan di Liga 1 2023/2024
Musim 2023/2024 adalah salah satu yang terbaik bagi Adam. Ia bermain dalam 37 dari 38 laga Borneo, menyumbang 3 gol dan 4 assist. Performa ini menunjukkan bahwa ia adalah gelandang komplet yang bisa mengubah arah pertandingan, menjadikannya incaran banyak klub.
Menuju Persib: Babak Baru di 2024
Pada 2024, Adam akhirnya bergabung dengan Persib Bandung melalui status pinjaman dari Borneo. Kepindahan ini mencuri perhatian, mengingat Persib adalah raksasa sepak bola Indonesia. Dalam 16 laga, ia mencetak 1 gol, menunjukkan kemampuan beradaptasi yang luar biasa dengan gaya bermain tim.
Pada 2025, Persib memutuskan untuk mempermanenkan kontraknya hingga 2026. Hingga April 2025, Adam telah bermain dalam 11 pertandingan dengan 1 gol, menjadi favorit Bobotoh berkat kerja keras dan semangatnya di lapangan.
Statistik Karir: Bukti Perjuangan dan Dedikasi
Berikut adalah gambaran perjalanan karir Adam sebelum bergabung dengan Persib:
Tahun | Klub | Pertandingan | Gol |
---|---|---|---|
2011-2012 | Persitangsel South Tangerang | 8 | 0 |
2012-2013 | Perserang Serang | 16 | 0 |
2013-2014 | Martapura | 18 | 2 |
2015 | Persija Jakarta | 1 | 0 |
2015 | East Riffa | 6 | 0 |
2016 | Barito Putera | 34 | 2 |
2017 | Arema | 31 | 1 |
2018 | Sriwijaya | 15 | 0 |
2018-2022 | Bhayangkara | 72 | 9 |
2022-2023 | Arema | 18 | 0 |
2023-2024 | Borneo Samarinda | 52 | 8 |
Data ini mencerminkan perjuangan panjang Adam dari lapangan kecil hingga menjadi bintang di klub besar.
Mengapa Adam Alis Penting untuk Persib?
Kehadiran Adam di Persib bukan sekadar tambahan pemain, melainkan energi baru di lini tengah. Dalam skema pelatih Bojan Hodak, ia sering menjadi pengatur irama permainan, menjaga keseimbangan antara menyerang dan bertahan. Kemampuannya membaca situasi dan memberikan umpan akurat sangat cocok dengan gaya Persib yang dinamis.
Mentalitasnya, yang terasah dari berbagai tantangan, membuatnya jadi sosok yang tak gentar di bawah tekanan. Adam adalah bukti bahwa perjuangan dan dedikasi bisa mengantarkan seseorang dari nol hingga ke puncak.
Kesimpulan: Inspirasi dari Perjalanan Adam Alis
Kisah Adam Alis sebelum bergabung dengan Persib adalah cerminan ketekunan dan semangat pantang menyerah. Dari klub kecil seperti Persitangsel hingga bersinar di Borneo, ia telah menghadapi berbagai rintangan untuk mencapai posisinya saat ini. Kini, sebagai bagian dari Persib, Adam terus membuktikan bahwa ia adalah gelandang yang bisa diandalkan, baik di lapangan maupun di hati para suporter.
Trofi Piala Presiden bersama Arema dan performa cemerlang di Borneo adalah bukti kualitasnya. Kehadirannya di Persib diharapkan bisa membawa tim meraih prestasi lebih besar di Liga 1 2024/2025. Bagi penggemar sepak bola, cerita Adam mengajarkan bahwa mimpi besar bisa diraih dengan usaha keras.
Jangan lewatkan kabar terbaru tentang Liga 1 dan perjalanan pemain favoritmu! Pantau terus score.co.id untuk informasi terkini seputar sepak bola Indonesia!