Achraf Hakimi Cedera Parah: Absen 6 Pekan, Batal Main di Piala Afrika?

Info Kondisi Terkini dan Nasibnya di Timnas Maroko.

Achraf Hakimi Cedera Parah: Absen 6 Pekan, Batal Main di Piala Afrika?
Achraf Hakimi Cedera Parah: Absen 6 Pekan, Batal Main di Piala Afrika?

Achraf Hakimi Cedera Parah

score.co.id – Sebuah gambar kesakitan yang mengubah segalanya. Achraf Hakimi, sang bintang PSG dan pilar Maroko, terbaring tengkurap di rumput hijau Parc des Princes, wajahnya menyeringit menahan sakit, tangannya menutupi mata yang berkaca-kaca. Insiden yang melibatkan tekel keras Luis Diaz dari Bayern Munich pada awal November 2025 itu bukan sekadar pergantian pemain biasa. Itu adalah momen yang berpotensi mengubah peta kekuatan di Ligue 1, Liga Champions, dan yang paling mendebarkan, di Piala Afrika 2025 di tanah airnya sendiri, Maroko. Dunia sepak bola menahan napas: akankah sang penggedor sayap kanan ini melewatkan pesta terbesar benua Afrika?

Artikel ini akan menyelami lebih dari sekadar laporan cedera. Kami akan mengupas tuntas detail medis di balik keseleo parah Hakimi, menganalisis dampak strategis yang menghantam PSG, dan memproyeksikan peluang realistisnya untuk tampil membela Maroko di ajang yang sangat dinantikan. Semuanya didasarkan pada analisis mendalam terhadap pernyataan resmi, protokol pemulihan, dan konteks kompetisi yang ketat.

Memahami Cedera Pergelangan Kaki Hakimi: Lebih dari Sekadar Keseleo Biasa

Pernyataan resmi dari PSG mungkin terdengar teknis, tetapi ia menyimpan cerita serius di baliknya. Diagnosis keseleo parah pada pergelangan kaki kiri dengan robekan sindesmosis dan keterlibatan ligamen deltoid bukanlah cedera sembarangan. Ini adalah salah satu jenis cedera pergelangan kaki paling kompleks yang dapat dialami seorang atlet.

Info Kondisi Terkini dan Nasibnya di Timnas Maroko.
Info Kondisi Terkini dan Nasibnya di Timnas Maroko.

Apa Itu Robekan Sindesmosis dan Mengapa Itu Berbahaya?

Sindesmosis bukanlah ligamen tunggal, melainkan sekumpulan jaringan fibrosa yang menghubungkan tulang tibia dan fibula (tulang kering dan betis) di bagian bawah. Fungsinya seperti tali yang menjaga kedua tulang ini tetap sejajar dan stabil. Robekan pada area ini, sering disebut “cedera high ankle sprain”, jauh lebih menyakitkan dan membutuhkan waktu pemulihan lebih lama dibanding keseleo pergelangan kaki biasa (low ankle sprain).

Baca Juga  Nasib Thilo Kehrer Setelah Kontrak di Monaco Musim Ini Berakhir

Ketika disertai dengan keterlibatan ligamen deltoid di sisi dalam pergelangan kaki, cedera ini menciptakan ketidakstabilan ganda. Tubuh pemain seperti Hakimi, yang mengandalkan kecepatan, perubahan arah mendadak, dan tekanan tinggi pada pergelangan kaki, menjadi sangat rentan. Kabar baiknya, tidak ada fraktur atau patah tulang yang terdeteksi. Ini adalah penahan kerusakan permanen, tetapi jalan menuju pemulihan penuh tetap panjang dan berliku.

Dampak Langsung bagi PSG: Kehilangan Senjata Andalan di Sisi Kanan

Bayangkan sebuah tim kehilangan pemain yang bukan hanya bek bertahan, melainkan juga motor serangannya. Itulah yang dialami PSG. Achraf Hakimi bukan sekadar nama di daftar starting eleven; dia adalah poros taktis yang menghubungkan pertahanan dengan serangan balik cepat. Absennya selama 6 hingga 8 pekan—bahkan berpotensi 10 pekan—menciptakan lubang besar yang sulit ditutupi.

Menganalisis Peran Takti Hakimi di PSG

Di bawah sistem pelatih mana pun, Hakimi selalu menjadi ancaman. Overlapping run-nya yang tak kenal lelah meregangkan pertahanan lawan, sementara kemampuannya dalam umpan silang dan tembakan dari luar kotak penalti membuatnya mencetak dan menciptakan gol. Defensifnya, didukung oleh kecepatan pemulihan yang luar biasa, sering kali menjadi penyelamat tim dari serangan balik.

Tanpa dia, PSG kehilangan:

  • Lebar dan Kedalaman Serangan: Lini serangan menjadi lebih sempit dan dapat diprediksi.
  • Kreativitas dari Samping: Tidak banyak bek kanan di dunia yang memiliki visi dan eksekusi umpan seperti Hakimi.
  • Stabilitas Defensif: Penggantinya, sehebat apa pun, akan kesulitan menyaingi kontribusi defensif dan ofensifnya yang unik.

Musim ini, Hakimi menunjukkan performa impresif. Ketidakhadirannya di pertandingan-pertandingan krusial, baik di Ligue 1 maupun fase gugur Liga Champions, bisa menjadi faktor penentu dalam perburuan gelar PSG. Ini adalah pukulan strategis pada momen yang paling kritis.

Baca Juga  PSG Siap Boyong Rashford untuk Gantikan Mbappe

Prospek di Piala Afrika 2025: Sebuah Ragu yang Menggelayuti Tuan Rumah

Inilah pertanyaan jutaan umat Maroko: akankah sang kapten membela The Atlas Lions di depan mata mereka sendiri? Piala Afrika 2025 dijadwalkan berlangsung dari 21 Desember 2025 hingga 18 Januari 2026. Dengan jadwal pemulihan 6-8 pekan yang dimulai dari 5 November, garis waktu menjadi sangat ketat.

Membaca Timeline Pemulihan dan Jadwal AFCON

Mari kita lihat kalkulasi realistisnya:

  • Pemulihan Minimal (6 Pekan): Hakimi dapat kembali berlatih sekitar pertengahan Desember. Itu berarti dia akan melewatkan sebagian besar, jika bukan seluruh, fase persiapan dan kemungkinan besar tidak akan cukup fit untuk pertandingan pembuka pada 21 Desember.
  • Pemulihan Maksimal (8 Pekan atau lebih): Kembalinya bergeser ke akhir Desember atau awal Januari. Pada titik ini, tahap grup AFCON hampir selesai.

Dengan demikian, kemungkinan terbesarnya adalah Hakimi absen dalam seluruh tahap grup. Ini adalah berita buruk bagi Maroko, yang tidak hanya kehilangan kualitas defensif tetapi juga seorang pemimpin dan sumber motivasi di lapangan.

Seorang ahli bedah ortopedi olahraga, yang enggan disebutkan namanya, memberikan pendapatnya: “Cedera sindesmosis memerlukan rehabilitasi bertahap. Melewatkan fase pemulihan dengan tergesa-gesa untuk bermain di AFCON, terutama di tahap grup, adalah resep untuk bencana. Satu tekel yang salah dapat mengembalikannya ke titik nol dan mengancam karirnya dalam jangka panjang.”

Namun, secercah harapan masih ada. Jika Maroko sukses melaju ke babak knockout (16 besar, perempat final, dan seterusnya) yang dimulai pada awal Januari 2026, pintu bagi Hakimi untuk bergabung terbuka lebar. Pada saat itu, dia diproyeksikan sudah mendekati kebugaran penuh. Keputusan akhir akan menjadi permainan catur antara kesediaan fisik Hakimi, penilaian tim medis, dan tekanan besar yang dihadapi Federasi Sepak Bola Maroko (FRMF) dan pelatih Walid Regragui.

Jalur Pemulihan dan Proyeksi Kembalinya ke Lapangan

Pemulihan Hakimi akan melalui fase-fase kritis yang diawasi ketat oleh tim medis PSG, salah satu yang terbaik di dunia.

Baca Juga  Mbappe Dicadangkan Lagi, PSG Gagal Meraih Kemenangan

Fase-fase Rehabilitasi Kritis

  1. Fase Akut (1-2 Minggu): Fokus pada pengurangan pembengkakan dan rasa sakit, melindungi pergelangan kaki dari beban berlebih.
  2. Fase Pemulihan Gerak (2-4 Minggu): Memperbaiki rentang gerak, memulai terapi fisik ringan, dan secara bertahap membebani pergelangan kaki.
  3. Fase Penguatan (4-6 Minggu): Latihan khusus untuk mengembalikan kekuatan otot, keseimbangan, dan stabilitas sendi.
  4. Fase Pelatihan Kembali (6-8 Minggu): Integrasi bertahap ke dalam latihan tim, mulai dari latihan individu, kelompok kecil, hingga latihan penuh. Ini diikuti dengan latihan match simulation untuk mengembalikan rasa terhadap permainan.

Tabel Proyeksi Timeline dan Dampaknya

Periode Waktu Status Proyeksi Pemulihan Pertandingan yang Terpengaruh
Pekan 1-4 (Nov-Des) Istirahat total, terapi fisik intensif. Menyebabkan absen di sisa pertandingan grup Liga Champions dan beberapa laga Ligue 1.
Pekan 5-6 (Des) Mulai latihan individu dengan bola, penguatan spesifik. Masih absen, melewatkan persiapan awal AFCON.
Pekan 7-8 (Akhir Des) Bergabung dengan latihan tim, meningkatkan intensitas. Kritis untuk AFCON: Kemungkinan bisa bergabung dengan skuad Maroko untuk babak knockout.
Awal Jan 2026 Dinyatakan fit dan siap bermain (jika tidak ada komplikasi). Siap untuk babak 16 besar AFCON (jika Maroko lolos).

Proyeksi ke Depan

Cedera Achraf Hakimi adalah pengingat keras betapa rapuhnya rencana terbaik di dunia sepak bola. Bagi PSG, ini adalah ujian kedalaman skuad dan kemampuan beradaptasi. Bagi Maroko, ini adalah tantangan untuk tetap percaya diri dan kolektif meski tanpa sang bintang. Dan bagi Hakimi sendiri, ini adalah pertarungan melawan waktu dan tubuhnya sendiri.

Peluang untuk melihatnya berlari di stadion-stadion Maroko masih ada, meski samar. Segalanya bergantung pada kesabaran dalam proses pemulihan dan hasil kerja keras rekan-rekannya di tahap grup AFCON. Satu hal yang pasti: dunia sepak bola berharap untuk melihat kembali senyum lega sang penggedor sayap, baik itu dengan jersey PSG maupun Maroko, dalam kondisi yang sepenuhnya pulih.

Ikuti terus analisis mendalam dan berita terbaru seputar dunia sepak bola hanya di Score.co.id.