score.co.id – Manchester United disebut-sebut hanya main-main dalam perburuan Geovany Quenda bersama Chelsea. Si pemain muda berusia 17 tahun dari Sporting Lisbon telah sepakat bergabung dengan The Blues dengan mahar £41 juta. Kabarnya, Quenda akan tetap berada di Sporting Lisbon hingga musim panas 2026 sebelum akhirnya melangkah ke Stamford Bridge. Chelsea memang dikenal vokal dalam merangkul bakat muda, dan Quenda menjadi salah satu pilihan terbaru mereka.
Meski sempat tersiar isu keterlibatan United, terutama setelah Amorim hijrah ke Manchester, namun fokus klub Setan Merah ternyata lebih condong ke arah pemain lain, seperti Patrick Dorgu. United tidak pernah menyampaikan tawaran resmi untuk Quenda. Sementara itu, Chelsea terus mengamati dan mengumpulkan talenta-talenta muda potensial dari berbagai penjuru dunia untuk memperkuat skuad mereka.
Kisah Quenda yang akhirnya melabuhkan hatinya di Chelsea memberikan catatan menarik dalam jagat transfer pemain. United yang tidak terlalu agresif dalam merebutnya, memilih fokus pada pemain lain seperti Dorgu. Sementara Chelsea dengan gesitnya terus berburu talenta muda demi memperkuat kekuatan tim mereka di masa depan.
Mengapa Manchester United Tidak Bergerak?
Meskipun Quenda sempat dikaitkan dengan Manchester United, namun klub tersebut tidak pernah mengajukan tawaran resmi untuknya. United justru lebih terfokus pada perburuan Patrick Dorgu, bek sayap kiri yang berhasil mereka datangkan dari Lecce.
Menurut laporan dari Manchester Evening News, Manchester United hanya melakukan pembicaraan informal dengan agen Quenda, Jorge Mendes. Fokus utama mereka pada perekrutan Dorgu menjadi alasan mengapa Quenda tidak dikejar lebih serius oleh klub tersebut.
“Interaksi antara United dan Quenda tidak pernah melewati tahap diskusi informal,” demikian tulis laporan tersebut, menggambarkan bahwa minat United pada pemain lain membuat mereka tidak mengejar Quenda dengan serius.
Tantangan Mental bagi Quenda
Rui Borges, sang pelatih dari Sporting Lisbon, dengan tulus mengakui bahwa Quenda perlu memperdalam kemampuannya dalam menghadapi tekanan yang datang bersama sorotan klub-klub besar yang mengejarnya. Borges menyoroti urgensi adaptasi mental bagi Quenda di tengah gempita media yang mengelilinginya.
“Dia harus merasakan sendiri bagaimana hidup di dalamnya. Seperti bunga yang tumbuh pesat, terkadang kita lupa bahwa usia Quenda baru menginjak 17 tahun,” ujar Borges dengan penuh perhatian.
Borges juga menegaskan bahwa Quenda harus bersiap diri menyongsong hembusan rumor transfer yang akan senantiasa menyertainya. “Hal tersebut pasti bakal mempengaruhi kekuatan mentalnya, tapi dia harus pandai belajar untuk mengarungi segala tantangan itu dengan kepala dingin.”