score.co.id – Bayern Munchen akan mendarat di BayArena dengan keunggulan 3-0 atas Bayer Leverkusen. Laga krusial ini menjadi ujian gentar bagi tuan rumah yang harus berupaya keras untuk mengubah nasib. Namun, menghadapi kehebatan raksasa Bavaria, pasukan Xabi Alonso mungkin membutuhkan keajaiban untuk membalikkan keadaan.
Di pertemuan sebelumnya di Allianz Arena, Bayern menunjukkan keunggulan mereka dengan kemenangan gemilang 3-0. Harry Kane dan Jamal Musiala menjadi pahlawan yang membawa Die Roten mendekati babak perempat final. Sekarang, Leverkusen harus menciptakan rumus ajaib untuk membalas kekalahan tersebut.
Meskipun Bayern menonjol di panggung Eropa, Leverkusen tidak gentar. Musim ini, mereka berhasil menahan Bayern dua kali di Bundesliga dan bahkan menyingkirkan mereka dari DFB-Pokal dengan kemenangan 1-0.
Rekor Tuan Rumah: BayArena Benteng yang Sulit Ditembus

BayArena telah menjadi benteng yang menakutkan bagi tim-tim lawan. Leverkusen telah menampilkan performa yang mengagumkan di kandang, meraih sembilan kemenangan dari sepuluh pertandingan terakhir dalam kompetisi Eropa. Dengan rekor tak terkalahkan dalam 13 pertandingan terakhir di BayArena (M10 S3), stadion ini benar-benar sulit ditembus.
Leverkusen memiliki sejarah comeback yang luar biasa dalam kompetisi UEFA. Salah satu momen legendaris adalah ketika mereka berhasil membalikkan kekalahan 0-3 dari Espanyol pada final Piala UEFA 1987/88 sebelum akhirnya keluar sebagai pemenang dalam adu penalti. Dengan semangat serta dukungan penuh dari para suporter, Leverkusen berharap bisa menciptakan keajaiban serupa.
Patrik Schick, si penyerang andalan Leverkusen, merupakan ancaman nyata bagi pertahanan Bayern. Dengan torehan 16 gol dalam 15 pertandingan terakhir di liga, Schick membuktikan bahwa dia adalah sosok yang dapat diandalkan di momen-momen krusial. Apabila dia dan rekan-rekannya mampu tampil dengan tajam, peluang untuk menciptakan kejutan masih sangat terbuka.
Bayern: Dominasi yang Sulit Dihentikan

Bayern Munich, tim dengan reputasi gemilang di Liga Champions, telah menorehkan prestasi gemilang di babak 16 besar. Dengan 16 kemenangan gemilang dan hanya empat kekalahan, mereka telah menunjukkan konsistensi dan pengalaman yang luar biasa. Di musim lalu, Bayern berhasil menaklukkan Lazio dengan skor agregat 3-1 setelah mengalahkan mereka 3-0 di markas sendiri.
Dalam 13 tahun terakhir, Bayern telah tampil di perempat final atau lebih sebanyak 12 kali, menegaskan dominasinya di panggung Eropa. Mentalitas juara dan pengalaman yang dimiliki Bayern menjadi senjata andalan mereka untuk terus bersaing di level tertinggi ini. Mereka memang layak dijuluki sebagai salah satu kekuatan terbesar di benua biru.
Harry Kane, pencetak gol andal dengan 21 gol di Bundesliga musim ini, patut diwaspadai. Dengan torehan total 34 gol dalam 40 pertandingan untuk klub dan timnasnya, striker asal Inggris ini telah membuktikan ketajamannya. Keahlian Kane dalam mengeksekusi penalti juga patut diacungi jempol, dengan 30 tendangan terakhirnya berbuah gol.
Mampukah Leverkusen Membalikkan Keadaan?
Leverkusen kini dihadapkan pada tantangan titanic, harus membalikkan defisit tiga gol yang mengintai. Mereka wajib menggoda takdir di hadapan pendukung setia dan mendoakan Bayern tersungkur dalam malam kelam. Namun, sejarah membuktikan keajaiban dapat berpijar di panggung Liga Champions, dan Leverkusen mengemban potensi ajaib yang dapat mempesona.
Apabila Schick serta kawan-kawannya beraksi dengan galak dan tajam sejak tanda pertama bergelut, kans menorehkan kehebatan masih menghampiri. Tapi, Bayern bukan tim yang gampang dipatahkan, terutama dalam gemerlap Liga Champions, di sana mereka kerap mengukir kisah terindahnya.
Pertarungan di BayArena bakal jadi panggung ujian sesungguhnya bagi Leverkusen. Pantaskah mereka membangun epik heroik ataukah Bayern bakal mengulang hegemoni mereka? Biarlah waktu yang menentukan.












