Pemain Legenda Nottingham Forest
Kisah Kejayaan Underdog yang Menggetarkan Eropa
score.co.id- Di dunia sepak bola, cerita tentang underdog yang menaklukkan panggung tertinggi selalu memikat. Nottingham Forest adalah salah satunya. Klub asal Inggris ini tidak hanya memenangkan Liga Champions UEFA (UCL) sekali, tetapi dua kali berturut-turut pada 1979 dan 1980. Di bawah kepemimpinan Brian Clough, Forest menulis sejarah yang hingga kini belum tertandingi oleh klub Inggris mana pun. Artikel ini mengupas peran para pemain legenda yang menjadi tulang punggung kesuksesan tersebut, serta warisan abadi mereka dalam sepak bola modern.
Nottingham Forest: Dari Divisi Dua ke Puncak Eropa
Sebelum meraih gelar Eropa, Forest bahkan bukanlah nama besar di kancah domestik. Promosi ke Divisi Pertama Inggris pada 1977 menjadi awal transformasi dramatis. Dalam dua musim berikutnya, mereka tidak hanya menjuarai liga domestik tetapi juga menyapu dua trofi UCL beruntun. Bagaimana klub dengan sumber daya terbatas ini mampu mengalahkan raksasa-raksasa Eropa?

Revolusi Brian Clough dan Strategi Tanpa Kompromi
Brian Clough, sang pelatih visioner, membangun tim dengan prinsip disiplin taktis dan kepercayaan diri tinggi. Bersama asistennya, Peter Taylor, ia merekrut pemain-pemain berbakat yang dianggap “terlupakan” oleh klub besar. Kombinasi antara kepemimpinan Clough dan dedikasi pemain menciptakan simfoni sepak bola yang sulit dihentikan.
Era Keemasan yang Singkat Namun Abadi
Meski dominasi Forest di Eropa hanya bertahan dua musim, prestasi mereka tetap dikenang sebagai salah satu pencapaian terhebat dalam sejarah sepak bola. Klub ini menjadi contoh nyata bahwa kerja tim, taktik brilian, dan semangat juang bisa mengalahkan kekuatan finansial.
Para Pemain Kunci di Balik Dua Gelar UCL
Keberhasilan Forest tidak lepas dari kontribusi individu-individu luar biasa. Berikut profil lima legenda yang menjadi pilar utama kemenangan mereka di Eropa:
Peter Shilton: Sang Penjaga Gawang yang Tak Tertembus
Sebagai kiper, Shilton adalah simbol keandalan. Bergabung dari Stoke City pada 1977, ia langsung menjadi benteng pertahanan Forest. Dalam dua final UCL, ia menjaga gawang tanpa kebobolan, termasuk menghadapi striker-top seperti Kevin Keegan (Hamburg) dalam final 1980.
Kontribusi Tak Tergantikan
Shilton terkenal dengan refleks cepat dan kemampuan membaca permainan lawan. Di final 1979 melawan Malmö FF, ia menyelamatkan tendangan jarak dekat Jan Olsson di menit-menit krusial, memastikan kemenangan 1-0. Statistiknya selama musim 1978-1979 mencetak 24 clean sheet di semua kompetisi.
Warisan di Timnas Inggris
Dengan 125 penampilan untuk Three Lions, Shilton memegang rekor caps tertinggi untuk kiper Inggris. Ia juga menjadi saksi hidup kontroversi “Tangan Tuhan” Maradona di Piala Dunia 1986, yang justru mengukuhkan reputasinya sebagai legenda.
Trevor Francis: Gol Sejuta Pound yang Membuat Sejarah
Francis menjadi pembeda dalam final UCL 1979. Sebagai pemain termahal di Inggris kala itu (£1 juta dari Birmingham City), ia membayar mahar tersebut dengan sundulan tajam di menit ke-45, memanfaatkan umpan silang Robertson.
Momen yang Mengubah Segalanya
Gol tersebut tidak hanya membawa Forest ke puncak Eropa, tetapi juga menandai kebangkitan penyerang Inggris di kancah internasional. Sayang, cedera lutut parah di musim berikutnya membatasi perannya, meski ia tetap menjadi simbol kebanggaan fans Forest.
John Robertson: Seniman Sayap Kiri yang Mematikan
Robertson mungkin tidak secepat pemain sayap modern, tetapi kecerdikannya dalam mengolah bola tak tertandingi. Pemain asal Skotlandia ini adalah otak kreatif serangan Forest, dengan umpan-umpan presisi dan kemampuan dribble yang memecah konsentrasi lawan.
Gol Penentu di Madrid
Di final 1980 melawan Hamburg, Robertson menggocek dua bek sebelum melepaskan tendangan rendah ke sudut kiri gawang. Gol tersebut menjadi bukti keahliannya dalam situasi genting. Clough pernah berkata, “Jika Robertson punya kecepatan, ia akan jadi pemain termahal di dunia.”
Viv Anderson: Pelopor Keberagaman di Sepak Bola Inggris
Sebagai bek kanan, Anderson tidak hanya tangguh dalam bertahan, tetapi juga kerap membantu serangan. Ia adalah pemain kulit hitam pertama yang memperkuat timnas Inggris, membuka jalan bagi generasi berikutnya seperti Rio Ferdinand dan Marcus Rashford.
Soliditas dan Semangat Juang
Anderson dikenal karena fisik kuat dan kemampuan membaca permainan. Dalam dua final UCL, ia berhasil menetralisir ancaman sayap lawan, sekaligus memberikan dukungan ofensif melalui overlapping run yang terukur.
Martin O’Neill: Motor Lini Tengah yang Tak Kenal Lelah
Sebelum menjadi manajer sukses, O’Neill adalah gelandang serba bisa di Forest. Dengan stamina luar biasa, ia menjadi penghubung antara lini bertahan dan serangan, sekaligus pengatur tempo permainan.
Kepemimpinan di Lapangan
O’Neill kerap menjadi penyemangat rekan-rekannya di saat tekanan tinggi. Perannya dalam final 1980 sangat krusial, di mana ia berhasil membungkam permainan Wolfgang Magath, gelandang kreatif Hamburg.
Taktik Brian Clough: Simfoni Kesederhanaan yang Mematikan
Forest mungkin tidak bermain dengan gaya tiki-taka atau pressing tinggi, tetapi efektivitas taktik Clough tak terbantahkan. Tim ini mengandalkan organisasi pertahanan rapat, transisi cepat, dan eksploitasi sayap melalui Robertson serta Anderson.
Pola 4-4-2 yang Tak Terkikis Zaman
Clough memakai formasi klasik dengan dua gelandang sayap dan dua penyerang murni. Disiplin posisi dan pergerakan tanpa bola menjadi kunci utama. Setiap pemain tahu persis peran mereka, menciptakan harmoni yang sulit ditembus lawan.
Mentalitas Juara yang Diwariskan
Clough kerap menanamkan filosofi: “Percayai rekanmu, dan mereka akan mempercayaimu.” Mentalitas ini tercermin dalam kerja sama tim, di mana setiap pemain rela berkorban untuk kesuksesan bersama.
Warisan Abadi Nottingham Forest di Sepak Bola Modern
Dua gelar UCL Forest tidak hanya tentang trofi, tetapi juga tentang membuktikan bahwa impian mustahil bisa diraih. Klub ini menginspirasi tim-tim kecil seperti Leicester City (juara Premier League 2016) dan Atalanta (perempat final UCL 2020) untuk bermimpi besar.
Pelajaran dari Kisah Underdog
Kesuksesan Forest mengajarkan bahwa kepemimpinan kuat, rekrutmen cerdas, dan semangat tim lebih berharga daripada anggaran fantastis. Di era di mana sepak bola semakin komersial, kisah mereka tetap menjadi beacon of hope.
Bagaimana Forest Dikenang Hari Ini?
Meski kini berkompetisi di Championship (divisi kedua Inggris), fans Forest tetap bangga akan sejarah gemilang mereka. Nama-nama seperti Shilton, Francis, dan Clough masih kerap disebut dalam nyanyian suporter di City Ground.
Penutup: Legenda yang Tak Terlupakan
Nottingham Forest mungkin tidak lagi mendominasi panggung Eropa, tetapi warisan mereka abadi. Para pemain legenda bukan hanya pahlawan klub, tetapi juga bagian dari narasi besar sepak bola dunia. Kisah mereka mengingatkan kita bahwa di lapangan hijau, keajaiban selalu mungkin terjadi—asal ada tekad, taktik, dan kerja tim yang sempurna.
Artikel eksklusif ini ditulis oleh tim redaksi score.co.id, merujuk pada arsip sejarah resmi Nottingham Forest dan UEFA. Dilarang menyalin tanpa izin.