Brahim Diaz Sebelum di Real Madrid
score.co.id – Brahim Abdelkader Díaz, nama yang kini identik dengan kreativitas dan ketangguhan di lini serang Real Madrid, telah menempuh perjalanan panjang sebelum akhirnya bersinar di Santiago Bernabéu. Dari akademi sepak bola di Málaga hingga panggung elite Eropa, kariernya diwarnai dengan tantangan, kesabaran, dan momen-momen krusial yang membentuknya menjadi pemain berkelas dunia. Artikel ini akan mengupas tuntas perjalanan Brahim Diaz sebelum bergabung dengan Real Madrid, lika-liku kariernya di klub-klub besar, hingga kontribusinya yang tak ternilai bagi Los Blancos.
Masa Kecil dan Awal Karier di Málaga
Brahim Diaz lahir pada 3 Agustus 1999 di Málaga, Spanyol, dengan darah sepak bola yang mengalir dari ayahnya yang juga pemain semi-profesional. Bakatnya terlihat sejak dini, membuatnya bergabung dengan akademi Málaga CF di usia 7 tahun. Di sana, kemampuan teknisnya yang luar biasa dan visi permainan yang matang untuk usianya menarik perhatian klub-klub raksasa seperti Barcelona dan Real Madrid. Namun, Brahim memilih jalur berbeda.
Pada 2015, di usia 16 tahun, ia memutuskan pindah ke Manchester City. Keputusan ini dianggap berani mengingat persaingan ketat di akademi City. Biaya transfer £200.000 (sekitar €240.000) untuk pemain seusianya menjadi bukti betapa klub Inggris yakin pada potensinya. Di City, Brahim berkembang pesat di bawah sistem pelatihan yang menekankan kecepatan, teknik, dan kecerdasan taktis.
Tantangan dan Peluang di Manchester City
Debut senior Brahim terjadi pada 21 September 2016, saat ia masuk sebagai pengganti di menit ke-80 dalam kemenangan 2-1 atas Swansea City di EFL Cup. Lima hari kemudian, ia menandatangani kontrak profesional pertamanya selama tiga tahun. Namun, jalan menuju tim utama tidak mudah.
Di tengah persaingan dengan nama-nama seperti Kevin De Bruyne, Leroy Sané, dan Raheem Sterling, Brahim kesulitan mendapatkan menit bermain. Meski begitu, momen penting datang pada 1 November 2018, ketika ia mencetak brace melawan Fulham di EFL Cup. Dua gol tersebut menjadi bukti kemampuannya mengeksploitasi ruang dan menyelesaikan situasi kritis.
Selama tiga musim di City, Brahim hanya tampil 10 kali di semua kompetisi, dengan mayoritas penampilan berasal dari kompetisi piala. Meski meraih gelar Premier League 2017-18 dan Community Shield 2018, kurangnya kesempatan bermain membuatnya mempertimbangkan masa depan.
Keputusan Besar: Hijrah ke Real Madrid
Pada Januari 2019, Brahim resmi bergabung dengan Real Madrid dengan biaya transfer €17 juta, yang bisa meningkat hingga €22 juta berdasarkan bonus. Langkah ini menuai pro dan kontra, mengingat Los Blancos saat itu sudah memiliki deretan bintang seperti Isco, Marco Asensio, dan Gareth Bale.
Debutnya terjadi pada 9 Januari 2019, saat ia masuk sebagai pemain pengganti dalam kemenangan 3-0 atas Leganés di Copa del Rey. Gol pertamanya tercipta tiga bulan kemudian, tepatnya pada 12 Mei 2019, dalam kekalahan 1-3 dari Real Sociedad di LaLiga. Brahim tampil sporadis selama dua musim pertama, tetapi kehadirannya memberi nuansa segar dalam skuat Madrid yang sedang dalam masa transisi.
Masa Pinjaman ke AC Milan: Titik Balik Karier
Agar mendapatkan lebih banyak menit bermain, Brahim dipinjamkan ke AC Milan pada September 2020. Di Serie A, ia menemukan momentum terbaiknya. Musim pertamanya di Italia menghasilkan 7 gol dan 4 assist dalam 39 penampilan, termasuk gol spektakuler ke gawang Juventus yang membantu kemenangan 3-0.
Musim 2021-2022 menjadi puncaknya. Ia mencetak 3 gol dalam 18 laga, berkontribusi besar pada gelar Serie A Milan setelah 11 tahun puasa gelar. Prestasi ini membuatnya masuk dalam daftar pendek pemain yang menjuarai liga top di Spanyol, Inggris, dan Italia—klub eksklusif yang sebelumnya hanya diisi oleh Cristiano Ronaldo dan Danilo.
Konsistensinya berlanjut di musim 2022-2023. Brahim menjadi pahlawan di Liga Champions dengan mencetak gol tunggal kemenangan melawan Tottenham Hotspur di babak 16 besar. Performanya yang stabil di level Eropa membuat Real Madrid memanggilnya kembali pada Juni 2023.
Kembali ke Real Madrid: Menjadi Pahlawan Supersub
Kepulangannya ke Santiago Bernabéu bertepatan dengan kepergian Marco Asensio. Brahim menandatangani kontrak baru hingga 2027, siap bersaing dengan Vinicius Jr. dan Rodrygo. Musim 2023-2024 menjadi saksi kebangkitan dirinya sebagai pemain kunci cadangan.
Ia mencetak 12 gol dan 7 assist dalam 44 pertandingan, termasuk gol krusial melawan RB Leipzig di Liga Champions dan brace vs Granada di LaLiga. Kemampuannya mengubah permainan dari bangku cadangan membuatnya dijuluki “Super Sub” oleh fans Madrid. Prestasi puncaknya datang saat membantu Los Blancos meraih gelar LaLiga dan Liga Champions ke-15.
Hingga Maret 2025, Brahim telah tampil 19 kali dengan 3 gol dan 2 assist. Perannya semakin vital di tengah cedera yang dialami beberapa pemain inti. Nilai pasarnya pun melambung ke €35 juta, tertinggi dalam kariernya.
Karier Internasional: Dari Spanyol ke Maroko
Brahim awalnya membela tim muda Spanyol, tampil di Euro U-17 2016. Namun, pada 2023, ia memutuskan untuk mengikuti jejak ayahnya dengan membela Maroko. Debutnya terjadi pada Maret 2024 dalam kemenangan 1-0 atas Angola.
Dalam 12 penampilan untuk Maroko, Brahim telah mencetak 8 gol, termasuk gol penting di Kualifikasi Piala Dunia 2026. Keputusannya ini menuai pujian, terutama karena dedikasinya untuk menghidupkan kembali kejayaan sepak bola Maroko pasca-prestasi gemilang di Piala Dunia 2022.
Prestasi dan Warisan di Sepak Bola Modern
Brahim Diaz telah mengoleksi trofi bergengsi di tiga liga top Eropa:
- 2 Gelar LaLiga (2019-2020, 2023-2024)
- 1 Gelar Serie A (2021-2022)
- 1 Gelar Premier League (2017-2018)
- 1 Liga Champions (2023-2024)
Di tingkat individu, ia kerap menjadi Man of the Match dalam laga-laga penting, seperti saat melawan RB Leipzig di Liga Champions 2023-2024. Gaya bermainnya yang lincah, visioner, dan tak kenal lelah menjadikannya inspirasi bagi pemain muda yang ingin menembus persaingan di klub-klub elite.
Masa Depan Brahim Diaz: Tetap di Puncak atau Tantangan Baru?
Di usia 25 tahun, Brahim berada di puncak kematangan bermain. Meski belum menjadi starter tetap di Real Madrid, kontribusinya sebagai pemain pengganti sering kali menjadi penentu kemenangan. Pelatih Carlo Ancelotti menyebutnya sebagai “pemain dengan mentalitas juara yang selalu siap ketika dibutuhkan.”
Spekulasi mengenai masa depannya mulai bermunculan. Beberapa klub Premier League dikabarkan tertarik memboyongnya kembali ke Inggris. Namun, Brahim sendiri menegaskan komitmennya untuk tetap di Madrid: “Saya ingin menulis sejarah di sini, seperti yang dilakukan pemain-pemain legenda sebelumnya.”
Penutup
Perjalanan Brahim Diaz dari akademi Málaga hingga panggung megah Real Madrid adalah bukti nyata bahwa kerja keras, kesabaran, dan keyakinan bisa membawa seseorang ke puncak. Meski kerap dihadapkan pada persaingan sengit, ia tak pernah kehilangan semangat untuk membuktikan diri. Bagi fans sepak bola, Brahim bukan sekadar pemain berbakat—ia adalah simbol ketekunan yang menginspirasi generasi muda untuk terus bermimpi besar.