Pemilik PSBS Biak Perempuan yang Menginspirasi Sepak Bola Indonesia

Kisah wanita hebat di balik kesuksesan PSBS Biak di kancah nasional.

Pemilik PSBS Biak Perempuan yang Menginspirasi Sepak Bola Indonesia
Pemilik PSBS Biak Perempuan yang Menginspirasi Sepak Bola Indonesia

Pemilik PSBS Biak Perempuan

Membuka Pintu bagi Perempuan di Dunia Sepak Bola

score.co.id – Sepak bola Indonesia kerap dianggap sebagai arena maskulin, tetapi sosok Eveline Sanita In Jaya membuktikan bahwa perempuan mampu mengubah peta persepakbolaan nasional. Sebagai Presiden Direktur PSBS Biak, ia tidak hanya membawa klub asal Biak Numfor, Papua, ke kasta tertinggi Liga 1 untuk pertama kalinya, tetapi juga merombak stereotip tentang kepemimpinan perempuan di olahraga ini. Hingga Mei 2025, PSBS Biak tetap bertahan di Liga 1 meski sebagai tim promosi—prestasi yang tak lepas dari visi progresif Eveline. Artikel ini mengulas perjalanan, strategi, dan dampak luar biasa yang ia ciptakan bagi sepak bola Indonesia.

Profil Eveline Sanita In Jaya: Dari Bisnis Perikanan ke Pucuk Manajemen Klub

Latar Belakang Non-Tradisional di Dunia Sepak Bola

Eveline Sanita In Jaya bukanlah figur yang lahir dari lingkaran sepak bola. Sebelum memimpin PSBS Biak, ia lebih dikenal sebagai pengusaha sukses di bidang perikanan dan jetski. Keputusannya terjun ke sepak bola pada 2023 berawal dari diskusi santai dengan suaminya dan Yan Mandenas, mantan politisi Papua. Awalnya, ia mengaku tidak tertarik pada olahraga ini, tetapi komitmennya untuk membangun kepercayaan diri pemuda Papua melalui sepak bola mengubah segalanya.

Baca Juga  Bocoran Pemain Borneo FC Terbaru: Musim 2026/2027 Tak Terlalu Aktif, Tapi Fokus Angkut 1 Pemain Ini

Misi Sosial di Balik Ambisi Liga 1

Bagi Eveline, sepak bola bukan sekadar pertandingan. Dalam wawancara eksklusif dengan CNN Indonesia (Februari 2025), ia menjelaskan bahwa PSBS Biak adalah wadah untuk memberdayakan pemuda Papua. “Saya ingin anak-anak di sini punya mimpi besar, bukan hanya jadi pemain, tapi juga manajer, pelatih, atau pemimpin klub,” ujarnya. Program akademi pemain muda yang ia rintis sejak 2024 telah melahirkan bakat seperti Jeam Kelly Sroyer, yang kini menjadi andalan timnas U-23.

Transformasi PSBS Biak: Strategi Revolusioner di Liga 1

Keputusan Berani: Ganti Pelatih demi Kestabilan Tim

Eveline dikenal tak ragu mengambil keputusan kontroversial. Pada Oktober 2024, ia memecat Juan Esnaider, pelatih asal Argentina, setelah tiga pekan awal Liga 1 berbuah hasil buruk. Langkah ini menuai kritik, tetapi Eveline bersikukuh: “Kami butuh sosok yang paham dinamika pemain lokal.” Penggantinya, Emral Abus—pelatih asli Papua—berhasil membawa PSBS Biak meraih 10 poin dalam 5 laga berikutnya.

Manajemen Modern: Investasi di Fasilitas dan Transparansi

Di bawah kepemimpinan Eveline, PSBS Biak menjadi klub pertama di Indonesia Timur yang menggunakan teknologi wearable tracker untuk memantau kebugaran pemain. Investasi ini diungkapkannya dalam konferensi pers Maret 2025: “Kami ingin pemain kompetitif, bukan hanya di Liga 1, tapi juga di level ASEAN.” Selain itu, laporan keuangan klub dipublikasikan secara terbuka setiap kuartal—langkah langka di dunia sepak bola Indonesia.

Merajut Hubungan dengan Suporter: Napi Bongkar sebagai Kekuatan Tambahan

Eveline kerap turun langsung berdialog dengan suporter Napi Bongkar. Pada laga kandang melawan Persib Bandung (Januari 2025), ia menyediakan 2.000 tiket gratis untuk pelajar Papua. “Suporter adalah jantung klub. Tanpa mereka, PSBS hanya tim biasa,” tegasnya. Kedekatan ini tercermin dari rata-rata kehadiran penonton di Stadion Lukas Enembe yang mencapai 85%—tertinggi ketiga di Liga 1.

Baca Juga  Muhammad Hidayat Cedera Update Kondisi Terkini

Dampak Nasional: Inspirasi yang Melampaui Lapangan Hijau

Perempuan di Kursi Kepemimpinan: Trendsetter Baru

Eveline dan Liana Tasno (Direktur PSIM Yogyakarta) menjadi simbol kebangkitan perempuan di eksekutif sepak bola. Data Asosiasi Klub Sepak Bola Indonesia (AKSI) menyebutkan, sejak 2023, jumlah perempuan di posisi manajerial klub meningkat 40%. “Eveline membuktikan bahwa kepemimpinan perempuan bisa membawa inovasi,” kata Ratu Tisha, aktivitas gender dalam olahraga, dalam podcast Sportivity (Maret 2025).

Papua sebagai Kekuatan Baru Sepak Bola Nasional

Keberhasilan PSBS Biak menggeser dominasi Jawa dan Sumatera di Liga 1. Pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong, dalam wawancara dengan Bola.com (April 2025), menyebut pemain Papua seperti Victor Assidiq (PSBS Biak) sebagai masa depan timnas. “Mereka punya fisik kuat dan teknik individu yang baik,” ujarnya. Prestasi Eveline juga mendorong PSSI untuk menggelar scouting intensif di Papua dan Maluku.

Tantangan dan Visi Jangka Panjang

Bertahan di Liga 1: Strategi di Tengah Kompetisi Ketat

Meski berada di peringkat 12, PSBS Biak masih berisiko terdegradasi. Eveline mengakui bahwa kekurangan pengalaman menjadi hambatan utama. Untuk mengatasinya, ia menggandeng klub Australia, Central Coast Mariners, dalam program pertukaran pelatih dan pemain muda. “Kami belajar dari tim yang sudah mapan,” ucapnya dalam jumpa pers Mei 2025.

Membangun Ekosistem Sepak Bola Berkelanjutan di Papua

Visi jangka panjang Eveline adalah menciptakan ekosistem sepak bola yang mandiri di Papua. Pada 2026, PSBS Biak berencana membangun akademi berasrama di Biak Numfor dengan fasilitas lengkap. Proyek ini didukung Kemenpora RI dan ditujukan untuk anak-anak kurang mampu. “Ini investasi untuk 10 tahun ke depan,” tegasnya.

Kesimpulan: Legacy yang Mengubah Paradigma

Eveline Sanita In Jaya bukan sekadar pemilik klub—ia simbol perubahan. Dengan keberanian, transparansi, dan kecintaan pada tanah Papua, ia membuktikan bahwa sepak bola bisa menjadi alat pemersatu dan penggerak sosial. Keberhasilan PSBS Biak di Liga 1 adalah awal dari perjalanan panjang untuk menciptakan sepak bola Indonesia yang inklusif dan berdaya saing global.

Baca Juga  Teringat Pesan Ibunya, Pelatih Borneo Berambisi Raih Gelar Peringkat 3

Jangan lewatkan update terbaru seputar PSBS Biak dan artikel inspiratif lainnya hanya di score.co.id. Bagikan pendapat Anda tentang kepemimpinan Eveline di kolom komentar!