Table of Contents
ToggleHasil Final Liga 2 PSIM Vs Bhayangkara
score.co.id – Sejarah baru terukir di Stadion Manahan, Solo, saat PSIM Yogyakarta dan Bhayangkara FC bertarung sengit dalam laga final Liga 2 2024/2025. Pertandingan yang digadang-gadang sebagai duel paling epik sepanjang musim ini berhasil memukau jutaan penonton dengan rentetan kejutan, ketegangan, dan emosi yang memuncak hingga babak perpanjangan waktu. Dari gol spektakuler, hujan deras yang menguji kesabaran, hingga detik-detik penentuan yang mengubah takdir kedua tim, inilah cerita lengkap kemenangan PSIM dengan skor 2-1 yang mengantarkan Laskar Mataram kembali ke Liga 1 setelah 18 tahun lamanya.
Babak Pertama: PSIM Menggebrak dengan Gol Kilat
PSIM Yogyakarta membuktikan keseriusan mereka sejak menit awal. Dengan formasi 4-3-3 yang agresif, trio Arlyansyah Abdulmanan, Rafinha, dan Saldi terus mengancam pertahanan Bhayangkara. Hasilnya, gol pertama tercipta di menit ke-9 melalui tendangan bebas magis Rafinha. Dari jarak 25 meter, bola melengkung melewati pagar betis dan menyambar sudut kanan gawang Awan Setho yang tak terjangkau.
Bhayangkara FC, yang mengandalkan lini tengah berpengalaman dengan Felipe Ryan dan Dendy Sulistyawan, mencoba merespons. Namun, lini belakang PSIM yang dikomandoi Rio Hardiawan dan Sunni Hizbullah tampil solid. Statistik penguasaan bola 59% milik Bhayangkara di babak pertama tak cukup untuk membongkar pertahanan rapi Laskar Mataram.
Babak Kedua: Hujan Deras dan Kebangkitan Bhayangkara
Dinamika pertandingan berubah drastis usai turun hujan lebat saat jeda babak. Genangan air di lapangan memaksa wasit menghentikan pertandingan di menit ke-47. Penundaan selama 90 menit berikut upaya penyerapan air menggunakan mesin vakum industri menjadi ujian mental bagi kedua tim.
Saat laga kembali dimulai, Bhayangkara tampil lebih adaptif. Felipe Ryan menyamakan kedudukan di menit ke-70 melalui tendangan keras dari dalam kotak penalti, memanfaatkan umpan silang Dendy Sulistyawan. Gol ini membuka babak serang-balik sengit, dengan kedua kiper—Harlan Suardi (PSIM) dan Awan Setho (Bhayangkara)—tampil gemilang menyelamatkan gawang masing-masing.
Perpanjangan Waktu: Drama Gol Penentu dan Heroik Kiper
Skor 1-1 bertahan hingga akhir waktu normal, memicu babak perpanjangan waktu yang mencekam. PSIM memanfaatkan kelelahan fisik pemain Bhayangkara dengan meningkatkan intensitas serangan sayap. Hasilnya, di menit ke-108, Daniel Roken Tampubolon menjebol gawang lawan melalui sundulan akurat menyambut umpan silang Omid Popalzay.
Bhayangkara nyaris menyamakan kedudukan di menit ke-117 melalui tembakan Ilija Spasojevic, tetapi Harlan Suardi merespons dengan penyelamatan spektakuler menggunakan ujung jari. Hingga peluit panjang berbunyi, skor 2-1 tetap bertahan, mengukuhkan PSIM sebagai juara.
Statistik Pertandingan: Pertarungan Sengit yang Seimbang
Meski Bhayangkara mendominasi penguasaan bola (59%), PSIM membuktikan efisiensi sebagai kunci kemenangan:
- Tembakan tepat sasaran: 7 (PSIM) vs 6 (Bhayangkara)
- Pelanggaran: 20 pelanggaran oleh Bhayangkara menunjukkan tekanan yang mereka terima
- Kartu kuning: 3 untuk Bhayangkara, termasuk untuk Felipe Ryan yang nyaris diusir wasit
- Penyelamatan kiper: Harlan Suardi mencetak 5 penyelamatan kritis vs 4 oleh Awan Setho
Susunan Pemain dan Strategi Tim
PSIM Yogyakarta (4-3-3)
- Penjaga Gawang: Harlan Suardi
- Belakang: Lucky Octavianto, Rio Hardiawan, Sunni Hizbullah, Yusaku Yamadera
- Tengah: Sheva Maresca (playmaker), Muhammad Khadafi (gelandang bertahan), Omid Popalzay (sayap kiri)
- Depan: Arlyansyah Abdulmanan, Rafinha, Saldi
- Strategi: Serangan cepat lewat sayap dan memanfaatkan tendangan set-piece.
Bhayangkara FC (4-3-3)
- Penjaga Gawang: Awan Setho
- Belakang: Andy Setyo (bek kanan ofensif), Arif Satria, Ruben Sanadi, Vinicius Leonardo
- Tengah: Felipe Ryan (gelandang serang), M. Ichsan (gelandang bertahan), Wahyu Subo Seto
- Depan: Dendy Sulistyawan (sayap kiri), Frenky Missa (penyerang kedua), Ilija Spasojevic
- Strategi: Dominasi bola dan kombinasi pendek di area lawan.
Konteks Historis: Kembalinya PSIM ke Liga 1
Kemenangan ini bukan sekadar gelar juara Liga 2. Bagi PSIM, trofi ini mengakhiri penantian 18 tahun untuk kembali ke kasta tertinggi sepak bola Indonesia. Terakhir kali mereka bermain di Liga 1 adalah musim 2007, saat kompetisi masih bernama Divisi Utama. Prestasi ini juga menjadi bukti kesuksesan program regenerasi pemain lokal yang digarap pelatih Seto Nurdiantoro.
Sementara Bhayangkara FC, meski kalah, berhasil bangkit dari degradasi musim lalu. Promosi mereka ke Liga 1 membuktikan konsistensi sebagai tim yang mampu bersaing di level tertinggi.
Reaksi Pelatih dan Pemain
Seto Nurdiantoro (Pelatih PSIM):
“Kami sudah menyiapkan skenario khusus untuk menghadapi tekanan Bhayangkara. Gol awal menjadi kunci psikologis, dan mental pemain di lapangan basah sungguh luar biasa.”
Muhammad Hanim Sugiarto (Pelatih Bhayangkara):
“Penundaan karena hujan mengganggu ritme, tapi tak ada alasan. PSIM bermain lebih cerdas dalam memanfaatkan peluang.”
Daniel Roken Tampubolon (Pencetak Gol Kemenangan PSIM):
“Saya hanya fokus menyambut umpan Omid. Ini gol terpenting dalam karier saya!”
Fakta Teknologi dan Inovasi dalam Final
- VAR Pertama di Liga 2: Teknologi Video Assistant Referee digunakan untuk memastikan keabsahan gol Daniel Roken, menepis protes pemain Bhayangkara yang menuduh adanya offside.
- Wasit Asing: Peter Green dari Australia ditunjuk memimpin pertandingan untuk menjamin netralitas.
- Penggunaan Drone: PT LIB merekam pertandingan menggunakan drone untuk memberikan sudut kamera dramatis, terutama saat gol kedua PSIM.
Dampak bagi Sepak Bola Indonesia
Final Liga 2 ini menunjukkan peningkatan kualitas kompetisi secara menyeluruh:
- Teknologi: Keberhasilan penggunaan VAR membuka peluang implementasi di kompetisi level bawah.
- Infrastruktur: Respons cepat panitia mengatasi genangan air menjadi pembelajaran untuk manajemen pertandingan di musim hujan.
- Minat Publik: Jumlah penonton di Vidio mencapai 2,3 juta—rekor tertinggi untuk laga Liga 2.
Penutup: Final yang Mengukir Legenda
Laga final PSIM vs Bhayangkara bukan sekadar pertandingan—ini adalah cerita tentang ketangguhan, strategi, dan keinginan untuk membuat sejarah. Kemenangan PSIM mengajarkan bahwa sepak bola adalah permainan yang tak hanya dimenangkan dengan teknik, tapi juga kecerdasan membaca situasi dan ketahanan mental. Dengan promosi kedua tim ke Liga 1, musim depan menjanjikan rivalitas baru yang tak kalah panas. Bagi Bhayangkara, ini adalah babak baru untuk penebusan. Bagi PSIM, perjalanan mereka baru saja dimulai. Satu hal pasti: sepak bola Indonesia telah menunjukkan bahwa drama terbaik sering lahir dari pertarungan yang paling tak terduga.












