Score – Muhammad Shohibul Fikri melakukannya saat tampi bersama Bagas Maulana pada final French Open 2023 yang digelar di Glaz Arena, Rennes, Prancis, Minggu (29/10/2023).
Menghadapi ganda putra Denmark yaitu Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen yang lebih diunggulkan, Fikri/Bagas berambisi meraih gelar pertama mereka tahun ini.
Mereka mencoba memberikan tekanan terhadap pasangan unggulan ketujuh itu dengan perang urat saraf yang dilakukan di atas lapangan.
Perang mental sudah terjadi sejak awal gim pertama.
Saat pasangan Indonesia tertinggal 1-6, Fikri yang berada di garis belakang permainan beberapa kali mendapatkan bola lob dari Rasmussen.
Namun saat dirasa shuttlecock yang diangkat Rasmussen akan jatuh di luar, Fikri membiarkan bola tersebut dan benar keluar.
Fikri kemudian melakukan aksi susulan yang berpura-pura memukul bola tersebut sesaat setelah shuttlecock jatuh duluan di luar garis permaian.
Aksi tengil dari Fikri itu yang kemudian membuat eks pemain bulu tangkis Denmark, Jim Laugesen, bereaksi saat menjadi komentator bagi televisi Denmark, TV2.
Laugesen menilai tindakan itu aneh dan sangat provokatif.
“Pelatihnya tertawa, tapi itu aneh dan sangat provokatif. Itu adalah perilaku seorang pemain junior,” kata Laugesen bersama komentator lainnya, Dennis Bostrup.
Gesture usil yang dilakukan Fikri itu bukan kali ini saja terjadi di bulu tangkis.
Senior Fikri di tim ganda putra utama, Kevin Sanjaya Sukamuljo, juga terkenal karena beberapa kali melakukan aksi serupa.
Laugesen sempat menilai bahwa gerakan pura-pura memukul kok Fikri merupakan cara untuk menyalurkan semangat besarnya.
Final French Open 2023 menjadi final kedua secara beruntun bagi Fikri/Bagas yang sempat terjebak dalam tren buruk sebelumnya.
“Biarkan saja ia tetap berada dalam suasana hati seperti itu, meskipun itu aneh,” ucap Laugesen.
“Anda dapat melihat dari Fikri bahwa tingkat energinya sangat tinggi,” ujarnya.
Laugesen terkesan respons dari Astrup/Rasmussen yang tetap tenang meladeni aksi tengil ganda putra Indonesia.
Mereka sama sekali tak terpancing dan justru menikmati pertandingan perang mental.
“Perhatikan bahwa Kim dan Anders tidak langsung melakukan sesuatu.”
“Mereka sangat tenang dan kalem dan tidak berteriak. Mereka membiarkannya berlarian dan melakukan itu semua,” ujarnya.
Pada akhirnya Fikri/Bagas harus mengakui keunggulan pasangan andalan Denmark itu dengan skor akhir 14-21, 21-10, 18-21.
Seusai pertandingan, Astrup hanya bisa tertawa dengan tingkah Fikri.
“Saya tidak bisa menahan diri untuk tidak tertawa. Mereka terlihat gugup pada awalnya, jadi saya langsung tertawa terbahak-bahak saat dia melakukannya,” kata Kim Astrup.
“Yang terpenting, hal itu sedikit lucu dan canggung,” ujarnya.
Astrup sendiri menganggap enteng ulah Fikri.
“Mereka (Fikri/Bagas) adalah orang-orang yang baik, jadi tidak ada niat jahat tentang hal itu,” imbuh Astrup.
Usut punya usut, aksi Fikri tersebut menjadi balasan terhadap tingkah laku serupa yang dilakukan Astrup sebelumnya, tepatnya saat skor 4-1.
Astrup terlihat berhenti mengejar bola tetapi kemudian berlari keluar lapangan setelah bola lob dari Bagas keluar.
“Dia mencoba menjelaskan kepada saya dalam bahasa Inggris yang terbata-bata bahwa saya pasti juga melakukannya.”
“Dia mungkin merasa bahwa saya juga melakukan hal yang sama, tetapi saya hanya hampir terjatuh karena tersandung,” jelas Astrup.