Mantan bintang Manchester United, Lee Sharpe, mengungkapkan dukungannya kepada Ruben Amorim setelah pernyataan kontroversial sang pelatih yang menyebut timnya sebagai yang terburuk sepanjang sejarah klub. Komentar tersebut memicu beragam reaksi dari para penggemar dan analis sepak bola.
Pasca kekalahan melawan Brighton di kandang, Amorim menuai kontroversi dengan mengakui bahwa timnya sedang dalam performa terburuk. Ucapan itu menciptakan gejolak di kalangan pencinta sepak bola dan penikmat olahraga.
Meski Amorim menyampaikan kritiknya yang tajam, Manchester United mampu menunjukkan respons positif di lapangan dengan meraih kemenangan atas Fulham dan FCSB di Liga Europa. Performa gemilang Setan Merah menjadi sorotan setelah pernyataan kontroversial tersebut.
Saat ini, Manchester United menempati posisi ke-12 dalam klasemen Premier League dengan raihan 29 poin. Mereka juga sukses melaju ke babak 16 besar Liga Europa. Keberhasilan mereka setelah insiden kontroversial itu menjadi bukti bahwa tim mampu bangkit dan menunjukkan potensi yang sesungguhnya.
Hal Wajar
Menurut pandangan Sharpe, kejujuran yang ditunjukkan oleh Amorim dalam konteks tersebut patut diapresiasi. “Bagi saya, Amorim hanya menyampaikan fakta yang ada,” ungkap Sharpe kepada Tribalfootball.com.
Saat Amorim menelaah akumulasi poin dan peringkat timnya dalam liga, hal itu sebenarnya mencerminkan realitas yang ada. Saya rasa, Amorim tidak bermaksud menghina atau meremehkan kemampuan kami sebagai pemain.
Apa yang ingin disampaikan Amorim sebenarnya adalah bahwa performa tim berada di bawah ekspektasi, dan jika melihat dari segi poin dan peringkat, United bisa dikategorikan sebagai salah satu tim papan bawah yang pernah dimiliki.
Pintar Mengelola Pemain
Sharpe mengungkapkan kagumnya terhadap kemampuan Amorim dalam mengelola skuad walau performa tim masih bergejolak. “Menurut saya, dengan kepemimpinan yang transparan dan jujur, serta sentuhan psikologis yang halus, Amorim mampu menghadapi tantangan dengan baik,” ujar Sharpe.
Kecerdasan Amorim dalam menangani berbagai situasi membuat Sharpe yakin bahwa manajer ini tidak akan serta-merta menjual semua pemain. “Jika ada yang kurang berkomitmen atau merasa tidak cocok di sini, Amorim memberi ruang bagi diskusi untuk mencari solusi bersama,” tambah Sharpe.
Dari sudut pandang konferensi pers dan interaksi langsung, terlihat bahwa para pemain memberikan respons positif terhadap pendekatan Amorim. Mereka sadar akan kurangnya performa saat ini dan sepakat bahwa masih ada ruang untuk perbaikan sistem. Respons pemain terbagi, namun mayoritas terlihat menerima dan memahami arah yang diambil oleh manajer mereka.