Kalah 1-2 dari China, Eksperimen Shin Tae-yong Bawa Petaka untuk Timnas

Kalah 1-2 dari China, Eksperimen Shin Tae-yong Bawa Petaka untuk Timnas
Eksperimen Shin Tae-yong berujung kekalahan atas China 1-2.

SCORE.CO.ID – Kekalahan 1-2 dari China memperburuk rentetan pertemuan Indonesia. Terakhir kali menang melawan Tim Dragon pada tahun 1987 dengan skor 3-1, justru harus kembali menelan kekalahan, Selasa (15/10/2024) malam.

Pertandingan terburuk Indonesia adalah melawan China yang mengawali kampanye dengan kekalahan 7-0, kebobolan 12 gol, dan kalah dalam 3 pertandingan, justru mengalami kekalahan, sekaligus memotong rentetan kekalahan Tim Dragon.

Bukan berarti pada pertandingan sebelumnya Indonesia bermain baik tetapi pertandingan melawan China ini seperti memperlihatkan masalah taktik dan teknik yang sebenarnya terus terjadi dalam waktu yang lama tanpa adanya evaluasi dan perbaikan oleh pelatih Shin Tae-Yong.

Memaksa Bereksperimen

Analisis yang kami lihat dari laga tadi malam, melihat permainan Indonesia selalu bermasalah dari segi konsentrasi dan kekompakan pemain dan Shin Tae-Yong kurang ada perkembangan dalam formasi dan sistem permainan.

Formasi ( 5-2-3 ), Kiper: Paes, Bek Tengah= Idzes, Verdonk dan Hilgers, Bek Sayap= Asnawi dan Shayne, Tengah=Ivar dan Nathan, Penyerang Sayap= Witan dan Ragnar, Striker= Struick

Melihat formasi diatas Shayne yang seharusnya tidak dimainkan justru menjadi posisi bek sayap yang bertabrakan dengan Verdonk. 5-2-3 identik dengan taktikal serangan balik cepat, tapi yang kami lihat mendapat serangan balik dari tim tuan rumah, bukan menyerap gelandang Tim Dragon untuk tidak bergerak bebas.

Justru gol pertama China karena kesalahan Shayne yang tak membuang bola, alhasil B. Abduweli berhasil menyabet bola dengan cepat, menit ke-21 0-1 untuk tim tuan rumah.

Kami juga menganalisis bahwa ketika Shin Tae-yong mengubah formasi 3-4-3 menjadi 4-3-3, terlepas dari apapun itu, ini memang kesalahan Shin Tae-yong dan itu harus diakui.Mengubah 4 posisi sekaligus di starting XI menjadi bumerang bagi Indonesia terlebih lagi Verdonk dan Shayne menjadi bek sayap yang masih belum padu justru dimainkan saat Timnas sedang butuh tiga poin.

Baca Juga  Menteri ATR: Pengendalian dan penertiban tanah jadi kunci investasi

50% tembakan ke arah gawang Indonesia yang dilasat China itu dari posisi Shayne-Verdonk. Itu membuat sentuhan hilang, pertahanan Garuda juga mudah sekali di bobol lewat passing terobosan.

Eksperimen ini sangat diluar logika apalagi Timnas sedang butuh tiga poin, Rizky Ridho yang seharusnya dimasukkan di babak awal justru datang di babak kedua.Terlalu asik menyerang sampai lupa dengan lini belakang, kali ini kami rating 5.7 rata-rata pemain Indonesia melawan China.

Apa yang Harus Diperbaiki?

Melawan Jepang dan Arab Saudi sangat tidak mudah meskipun bermain di kandang.Indonesia harus berani membeli striker setidaknya penyerang murni untuk bisa mencetak gol dan membuka lini serang menjadi tajam.

Duet Ragnar-Rafael masih angot-angotan, gol-nya pun kurang untuk membuat Indonesia mendapat poin saat ketertinggalan.Kevin Diks diharapkan bisa menjadi pemain yang bisa bermain untuk berduet dengan Jay Idzes. Termasuk sang pelatih, diharapkan untuk tidak melakukan eksperimen diluar akal sehat demi menjaga asa Indonesia bermain di Piala Dunia 2026.